Serangan Udara Israel di Bandara Udara Gaza Lukai 11 Warga Sedikitnya 11 warga mengalami luka-luka kemarin Jumat (19/3) akibat serangan udara Israel yang membidik pekerja di bandara udara Gaza sebelah timur Rafah selatan Jalur Gaza. Sumber medis menyebutkan, korban luka diperkirakan akan bertambah. Dr. Muawiyah Husnain, kepala UGD di departemen kesehatan Palestina menegaskan kepada Infopalestina bahwa pesawat tempur Israel menyerang dengan sejumlah roket terhadap sekelompok pekerja yang sedang mengambil besi-besi bekas di bawah puing-puing bandara Gaza yang sudah hancur. Hal itu mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Serangan Israel ini menyebabkan korban luka cukup banyak, tegas Husnain. Ia menegaskan bahwa tim ambulan telah mengevakuasi 11 korban luka ke RS Abu Yusuf Najjar dan RS Eropa di tengah informasi bahwa korban bertambah. Israel Represif Terhadap Aksi Wanita Pembawa Mushaf Quran
Ribuan wanita Palestina dari warga Al-Quds dan Palestina ‘48 usai shalat jumat kemarin menggelar aksi unjuk rasa di halaman masjid Al-Aqsha. Para wanita itu membawa mushaf Al-Quran dalam aksi mereka mengecam kejahatan Israel dan menegaskan bahwa mereka akan tetap berpegang teguh dengan Al-Quds.Saksi mata menegaskan bahwa pasukan Israel menutup gerbang Amud untuk menghalangi wanita itu dalam berdemo menuju jalan Sultan Sulaiman. Akibatnya, terjadi bentrokan dan saling dorong antara pasukan Israel dan wanita-wanita itu. Para warga dan pemuda membela para wanita itu. Saksi mata menegaskan bahwa pasukan Israel melakukan aksi kekerasan terhadap wanita-wanita tersebut. Rakyat Turki Istanbul Tumpah Ruah ke Jalan Bela Al-Aqsa
Ribuah massa turun ke jalan di kota Istanbul Turki kemarin Jumat (19/3) untuk membela Al-Quds, Al-Aqsha dan mengecam kejahatan Israel terhadap tempat suci di Palestina. Mereka mengingatkan Israel bahwa wanita dan anak-anak Al-Quds tidak sendirian dalam perang membela tempat suci. Aksi yang digalang oleh organisai-organisasi sipil di lapangan Bayazed usai shalat jumat kemarin itu diikuti oleh ribuan warga Turki. Mereka meneriakkan yel-yel anti Yahudi. Para peserta aksi mengibarkan bendera Palestina dan bendera kelompok perlawanan Islam. Juga poster bertuliskan “Al-Aqsha harga diri kami”, “Kematian buat Israel”, Penjaga Al-Aqsa tidak sendirian,” kemudian mereka membakar bendera Israel. Dalam orasinya, atas nama organisasi-organisasi penggerak aksi massa, ketua harian Al-Wakt, Mustafa Qara Hasan Aglo menegaskan, diamnya bangsa Arab dan dunia Islam mendorong Israel melanjutkan rencananya meyahudikan Al-Quds dan menghancurkan masjid Al-Aqsha dan membangun kuil mitos mereka di bawah puing-puing masjid suci itu. Ia meminta kepada umat Islam untuk membela Al-Quds dan masjid Al-Aqsha. Di Ankara, pengunjuk rasa mendatangi kantor kedubes Israel mengecam kekejaman Israel dan mendukung perlawanan Palestina. Ulama Teluk Tegaskan Prakarsa Perdamaian Arab Batal
Asosiasi Ulama Syariat di Dewan Negara Kerjasama Teluk mengeluarkan pernyataan bahwa tidak ada legalitas syariat Islam dalam prakarsa perdamaian dengan Israel. Mereka menegaskan bahwa aksi bangsa Arab dan Negara-negara Islam untuk membela tempat suci adalah kewajiban syariat. Mereka menyerukan Negara-negara Arab yang tergabung dalam Dewan Kerjasama Negara teluk untuk mengefektifkan lembaga-lembaga penekan yang mereka miliki. Asosiasi Ulama ini menegaskan dalam keterangannya kemarin Jumat (19/3) yang salinannya diterima oleh Infopalestina bahwa bangsa Arab dan Islam dituntut secara syariat wajib bergerak dan mengeluarkan pernyataan secara keras melawan tindakan Israel dan mendoakan warga Palestina terutama di Al-Quds. Mereka menegaskan bahwa jihad saat ini hukumnya sudah wajib ain bagi setiap muslim. Jika itu tidak bisa dilakukan karena halangan maka harus berjihad dengan harta yang tidak boleh ditawar dan tidak bisa dihalangi. Keterangan menegaskan, “Pemerintah Arab dan Negara-negara Islam saat ini memiliki kewajiban dan tanggungjawab secara agama, politik dan sejarah. Mereka harus bergerak dan mempengaruhi keputusan politik. Sebab sebenarnya mereka bisa berbuat banyak dalam segi politik, tekanan dalam perdagangan, ekonomi karena kepentingan Amerika dan Eropa dengan Negara Arab dan dunia Islam lebih besar dari pada kepentingan mereka dengan Israel,” tegasnya. Para ulama itu juga menegaskan pentingnya menganulir Prakarsa Perdamaian Arab dengan Israel. “Pemerintah Arab kita mampu menganulir prakarsa perdamaian mereka dengan Israel sebab selama ini hanya menghadapi arogansi Israel. Secara syariat, prakarsa damai ini tidak lagi memiliki tempat di dalam timbangan syariat. Sebab perdamaian berkelanjutan dengan Israel pada saat sebagian negeri Islam mereka jajah hukumnya haram secara syariat. Sebab haram hukumnya mengakui keberadaan penjajah di negeri Islam secara berkelanjutan. Hak seorang muslim masih terkait dengan tanah yang dijajah itu. Jika tanah itu adalah tanah haram seperti Al-Quds maka hal itu lebih keras lagi haramnya. “Dewan Kerjasama Negara Teluk khususnya harus mempertegas sikap mereka dalam kondisi seperti ini. Saat ini mereka dituntut untuk melakukan tekanan kepada Negara-negara yang berkuasa,” pungkas keterangan asosiasi ulama Teluk. (infopalestina/prigibeach.com) Catatan CahNdeso : Sekalipun seandainya milyaran kali Amerika Serikat dan sekutunya mengkritisi kebrutalan Zionist Israel, namun CahNdeso menganggap itu hanyalah “abang-abang lambe”. Sebab, tidak pernah sekalipun (selama negara Zionist itu tegak berdampingan dengan Palestina, sejak 1948) AS dan konco-konconya memberikan sanksi tegas (defacto) terhadap Israel. Lihatlah, setiap ada resolusi Dewan Keamanan PBB tentang kejahatan Israel, maka AS dengan segera menolaknya, atau bergegas memvetonya, menganulir segala sanksi atau paling tidak bersikap “lunak selunak-lunaknya”. Bagaimana bila ada negara yang pemerintahannya berbasis “Islam”, yang melakukan pelanggaran terhadap negara lain? Jangan ditanya, faktanya sudah ada! Irak porak-poranda, Iran pun demikian. Lantas, bagaimana dengan para pejuang Islam yang bergerak di bawah tanah, seperti Al-Qaeda? Maka sudah pasti mereka dianggap sebagai teroris! Padahal, cikal-bakal teroris sejatinya adalah Israel sang Zionist!!! CahNdeso sependapat bahwa teror yang dilakukan di suatu negara yang aman damai seperti di negeri kita ini, adalah perbuatan yang tidak pantas dilakukan. Selain menentang Undang-Undang dan peraturan hukum yang berlaku di Indonesia, juga bertentangan dengan akidah Islam. Walaupun demikian, bukan berarti CahNdeso tidak berpihak pada para pejuang penegak bendera Islam dari kelompok garis keras semisal Al-Qaeda. Terlebih lagi terjadap penderitaan warga Palestina akibat kebengisan kaum zionist Israel, CahNdeso jelas ikut merasakannya. Mungkin ada para sahabat yang mengira keberpihakan CahNdeso pada Negara Palestina hanya karena Negara Islam. Tidak! Andaikata itu (kejahatan Israel) terjadi di negara non Islam, CahNdeso Insyaallah juga mengutuknya. Selain itu, di Palestina juga terdapat jutaan warganya yang non muslim, yang juga menjadi korban kebrutalan bangsa(t) Israel….!!! Tapi…. Masyaallah….apalah daya CahNdeso hanya anak petani miskin yang serba kekurangan, termasuk kekurangan Iman dan Taqwa! Wallahua’lam bisawab……
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya