Pengurus PGRI seluruh penjuru Nusantara sejak Kamis (29/2/23) berbondong- bondong datang ke Jakarta, Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia (RI). Akses transportasinya beragam. Ada yang melalui jalan darat, transportasi laut, juga pesawat udara.
Antusias yang luar biasa. Semangat yang membara-bara. Tidak berpikir berapa biaya yang harus dikeluarkan. Tenaga yang terkuras. Hingga pekerjaan dan keluarga yang ditinggalkan.
Ada apa? Mengapa para pengurus PGRI se Indonesia begitu bersemangat untuk datang ke Jakarta? Puluhan ribu orang jumlahnya. Angka yang fantastis. Jumlah yang besar, sebesar dan sekuat organisasi PGRI.
Setelah ditelusuri, rupanya kehadiran Pengurus PGRI se Indonesia,  adalah untuk memenuhi undangan Pengurus Besar (PB) PGRI dalam agenda Kongres PB PGRI. Forum lima tahunan dan merupakan forum tertinggi  ini diadakan untuk membicarakan semua hal terkait kepentingan organisasi PGRI. Pada forum inipula, terdapat pertangungjawaban pengurus dan pemilihan Ketua Umum PB serta pengurus yang baru periode 2024-2029.
Puluhan ribu pengurus PGRI yang hadir mengikuti Kongres adalah wujud kecintaan kepada organisasi dan solidaritas antar pengurus dan anggota. Tidak hanya itu, membludaknya peserta yang hadir juga menunjukan kecintaan yang tiada duanya kepada Prof. Dr. Unifah Rosyidi,M.Pd, Ketua Umum PB PGRI.Â
Jika kemarin-kemarin, Prof. Unifah yang mengunjungi pengurus dan anggota dari satu wilayah ke wilayah yang lain se Indonesia, kali ini di momentum Kongres, pengurus dan anggota se Indonesialah yang datang memberi dukungan penuh kepada Prof. Unifah.
Tampak di lokasi Kongres, tepatnya di Hotel Sahid Grand Sahid Jaya, sebagian besar pada saat melakukan registrasi mengenakan baju bertuliskan "Satu Frekuensi", " Lanjutkan". Sebagian lain, dalam arti yang sama namun dituliskan dalam bahasa daerah.
Ada banyak hal yang dipetik dari semangat Pengurus PGRI seluruh Indonesi ini yakni, tetap menjaga marwa PGRI sebagai organisasi profesi guru pertama, tertua dan terkuat dalam membela hak para guru. Tiga hari berada di Jakarta bukan untuk kepentingan pengurus, tetapi kepentingan para guru se Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H