Mohon tunggu...
Maksimus Masan Kian
Maksimus Masan Kian Mohon Tunggu... Guru - Guru Kampung

Pria

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mutiara di Ujung Timur Flores

8 Februari 2019   18:09 Diperbarui: 8 Februari 2019   19:04 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pondok terapung di tengah Danau Waibelen. Dokumen Pribadi.

Ujung timur Pulau Flores, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) sering disebut dengan surga kecil. Sebutan ini tepat, sebab di sana terkandung mutiara keindahan alam yang luar biasa. 

Danau Waibelen, salah satu mutiara itu. Danaunya cantik, warnanya hijau toska,  bentuknya nyaris bulat dengan diameter kurang lebih 600 meter. Siapapun yang melihatnya, pasti terpesona. Apalagi dipandang dari atas ketinggian.

Danau Waibelen di Desa Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga, Flores Timur. Dokumen pribadi
Danau Waibelen di Desa Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga, Flores Timur. Dokumen pribadi
Air permukaanya tenang. Di musim hujan, pepohonan hijau seperti mantel melindungi tubuh seksinya. Belum banyak dijamah. Hayatinya tinggi walau belum diteliti. Beberapa fauna yang menjadikan tempat ini sebagai habitatnya, menambah unik keindahan Danau Waibelen. Salah satunya adalah Burung Belibis.

Ikon obyek wisata Danau Waibelen atau populer dengan nama Danau Asmara ini adalah "Rumah Pohon". Saat ini terdapat dua (2) rumah pohon yang disiapkan oleh warga. Pendirian rumah pohon berangkat dari sulitnya wisatawan memandang keindahan danau secara utuh. Dari rumah pohon inilah, wisatawan dimanjakan dengan pemandangan yang sangat mempesona bak Surga kecil.

Rumah Pohon di pinggir Danau Waibelen yang dibuat di pohon asam. Dokumen pribadi
Rumah Pohon di pinggir Danau Waibelen yang dibuat di pohon asam. Dokumen pribadi
Titik pertama rumah pohon terdapat di samping kiri persis gerbang masuk ke danau. Sementara rumah pohon yang lain ada di sisi kanan, kurang lebih 300 meter dari gerbang. Pada bagian bawah di sekitar rumah pohon berdiri beberapa lopo dan bale-bale yang cocok untuk melepaskan lelah sebelum dan sesudah naik di atas rumah pohon.

Tangga untuk naik ke atas Rumah Pohon di pinggir Danau Waibelen. Dokumen pribadi
Tangga untuk naik ke atas Rumah Pohon di pinggir Danau Waibelen. Dokumen pribadi
Untuk bisa sampai di puncak rumah pohon, wisatawan harus menaiki tangga yang berkelok-kelok dengan sedikitnya tiga titik perhentian. Pada setiap titik, terdapat bale -bale yang terbuat dari bambu. Semakin tinggi tingkatan, semakin jelas memandang keindahan Danau Waibelen. Tidak dianjurkan untuk wisatawan yang pobia ketigiaan. Tinggi rumah pohon, kurang lebih 30 meter.

Wisatawan cilik di Danau Waibelen. Dokumen pribadi
Wisatawan cilik di Danau Waibelen. Dokumen pribadi
Hampir setiap hari, wisatawan datang menikmati keindahan danau di atas ketinggian dengan naik di atas rumah pohon ini. Belum ada tarif yang ketat saat berkunjung ke obyek wisata Danau Waibelen, sebab untuk sementara fasilitas penunjang belum memadai.

Wisatawan cilik berpose pada tangga saat naik ke Rumah Pohon di pesisir Danau Waibelen.Dokumen pribadi
Wisatawan cilik berpose pada tangga saat naik ke Rumah Pohon di pesisir Danau Waibelen.Dokumen pribadi
Selain, memandang keindahan danau dari atas rumah pohon, warga juga bisa turun ke danau melewati jalan setapak yang curam kurang lebih 200 meter. Kedalaman Danau Waibelen, bervariasi. Mulai dari 10 meter, 25 meter hingga 35 meter. Di atas permukaan danau, terdapat 2 pondok terapung yang dapat dinikmati oleh wisatawan.Cocok untuk makan bersama keluarga sambil memancing di danau ini.

Salah satu flora di sekitar Danau Waibelen.Dokumen pribadi
Salah satu flora di sekitar Danau Waibelen.Dokumen pribadi
Di pesisirnya terdapat tanaman pisang, coklat dan nenas, dan berbagai sayuran seperti kangkung, sawi, terung dan bayam. Warga memanfaatkan sumber air dari danau untuk menanam variasi tanaman ini.

Menjangkau Danau Waibelen, untuk saat ini, tidak sulit. Kemudahan itu dinikmati, sejak jalan dari Kota Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur hingga ke Danau Waibelem mulai dihotmiks. Waktu tempuh yang dulunya bisa 2-3 jam, kini hanya satu jam. Wisatawan bisa menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat. Jika tidak memiliki kendaraan, bisa menyewa mobil dengan tarif Rp. 300.000 (Tiga Ratus Ribu Rupiah), pergi-pulang.

Bale-bale di pesisir Danau Waibelen. Dokumen pribadi
Bale-bale di pesisir Danau Waibelen. Dokumen pribadi
Wisatawan, dianjurkan untuk datang ke obyek wisata ini pada pagi hari. Selain supaya dapat lebih lama menikmati keindahan Danau Waibelen, para wisatawan dapat menambah agenda wisata ke Pantai Bluhu, juga menikmati pesona sunset di Pantai Riangkeroko.Jarak ke dua obyek wisata ini, tidak jauh dari Danau Waibelen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun