Seseorang yang mendapat apresiasi atas karya atau prestasi yang ia raih, akan mampu memantik semangat dan merangsangnya untuk terus meningkatkan kemampuan. Apresiasi diibaratkan sebagai amunisi baru yang akan menambah kekuatan dan kepercayaan diri untuk terus berkarya meraih prestasi.
Namun demikian, terkadang apresiasi diabaikan.Kritik lebih ditonjolkan sebagai penilaian atas karya dan prestasi yang diraih oleh seseorang atau kelompok orang. Kritik sebagai bentuk tanggapan dengan memberikan uraian dan pertimbangan sisi baik dan buruk atas suatu hasil karya, atau pendapat  justru dilakoni secara subyektif dengan memberikan penilaian yang hanya membeberkan sisi buruknya.
Kritik zaman now, sepertinya lebih mengarah pada upaya pelemahan. Bersifat subyektif dan tidak membangun. Kritik tanpa data yang jelas, tidak menguraikan sisi baik dan sisi buruk, serta tidak solutif. Kritik demikian, tidak patut untuk ditanggapi. Tidak layak untuk didengar.
Hal yang diharapkan untuk terus ada dan ditingkatkan adalah saling mengapresiasi. Sederhana, namun memiliki daya pengaruh positif mendukung karir dan karya seseorang. Apresiasi yang diharapkan, bukan berarti tidak membuka ruang kritik.Tidak. Kritik tetap ada dalam satu rangkaian penilaian itu, namun butuh keseimbangan. Apresiasi dan kritik mesti berjalan seirama.
Dalam konteks yang luas di sebuah negara sekalipun, saling mengapresiasi menjadi bagian pentinag. Apresiasi menjadi  energi yang mendukung pembangunan bangsa.
Pemimpin negara, mulai dari pusat hingga ke daerah, masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan.Demikian esensi dari mahkluk ciptaaNya yang tidak sempurna itu. Idealnya, prestasi mendapat ruang apresiasi dan kekurangan mendapat kritik yang berisikan catatan kekurangan plus solusi yang solutif.
Kritik yang obyektif berlandaskan data, demikian diharapkan untuk mendukung pembangunan bangsa dan mempersatukan. Sebaliknya, kritik subyektif, otomatis menghambat semangat pembangunan.
Apresiasi adalah bagian dari penghormatan atas karya dan prestasi seseorang, maka dari itu, mesti menjadi upaya bersama menanamkan budaya apresiasi di ini negeri. (Maksimus Masan Kian/Guru Kampung, Asal Pulau Adonara)