Mohon tunggu...
Mochamad Makruf
Mochamad Makruf Mohon Tunggu... Editor - Freelance writer. Writing is my life since 1997 and published 5 books. One of them, Ekspedisi Buku Barisan 2011 cooperation with Komando Pasukan Khusus (Indonesia Special Forces of ARMY). Contact me: makrufmochamad2@gmail.com. Online news www.penaprestasi.com.

Freelance writer. Writing is my life since 1997 and published 5 books. One of them, Ekspedisi Buku Barisan 2011 cooperation with Komando Pasukan Khusus (Indonesia Special Forces of ARMY). Contact me: makrufmochamad2@gmail.com. Online news www.penaprestasi.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Promosi Wisata Indonesia Versus Malaysia

12 Oktober 2015   16:16 Diperbarui: 12 Oktober 2015   19:35 1551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

INDONESIA memiliki kekayaan alam dan objek wisata melimpah. Namun dari ribuan objek wisata di negeri ini hanya satu dua yang dikenal di dunia international. Sebut saja Borobudur yang pernah masuk tujuh keajaiban dunia, selain itu ada Pulau Komodo, Bali, Lombok, Bunaken, Manado, dan Raja Ampat, Papua.

Tentunya sangat disayangkan bila ribuan objek wisata di negeri belum dikenal wisatawan mancanegara hanya karena manajemen promosi dan pengelolaannya tidak profesional. Padahal bila objek wisata tersebut dikelola secara profesional tentu akan mendatangkan devisa negara.

Padahal pemerintah pusat maupun daerah sudah menganggarkan dana promosi objek wisata. Tapi mengapa promosi objek wisata negeri ini sampai saat ini belum sampai membuka mata dunia international ‘Indonesia lebih kaya objek wisatanya dibanding Malaysia’.

Mengapa penulis membandingkan dengan Malaysia? Karena promosi wisata ke dunia international, Indonesia masih kalah jauh dibanding Malaysia. Malaysia sangat gencar sekali mempromosikan keindahan negerinya di dunia international.

Kebetulan penulis penikmat TV chanel asing. Penulis kerap melihat promosi objek-objek wisata Malaysia muncul di channel-channel antara lain National Geographic, BBC Knowledge, HBO, dan Discovery. Penulis pun sampai jengkel, Malaysia hanya sekelumit pulau di pojok Kalimantan kok bisa mengalahkan Indonesia dalam promosi wisata.

Sampai saat ini penulis sudah berlangganan TV channel asing tersebut selama dua tahun namun tayangan promosi objek wisata Indonesia belum ada. Jadi promosi wisata Indonesia masih kalah dengan Malaysia. Bahkan, Malaysia bisa meng-create acara sendiri dengan masa tayang satu jam di salah satu channel TV asing tersebut.

Mengapa promosi Indonesia kalah? Apakah tidak ada anggaran untuk mempromosikan objek wisata ini? Bagaimana hasil studi banding eksekutif atau legislatif selama ini ke luar negeri apakah tidak pernah mencatat detail perkembangan wisata setempat untuk meng-upgade pengelolaan wisata dalam negeri?

Malaysia juga piawai untumempromosikan objek wisatanya secara off air. Seperti diketahui penerbangan Air Asia memiliki pangkalan khusus di Kuala Lumpur. Penerbangan Air Asia dari bandara ini terkoneksi dengan tiga kota besar di Jawa, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Ternyata koneksi penerbangan ini dimanfaatkan betul oleh Malaysia untuk mempromosikan negerinya di tiga kota besar tersebut. Penulis sempat melihat papan reklame besar promosi wisata Malaysia terpampang di Jalan Sumatra, dekat Hotel Sahid, Surabaya.

Apakah Surabaya atau Bandung juga memanfaatkan koneksi penerbangan ini untuk promosi wisatanya? Tidak ada. Penulis tidak pernah melihat papan baliho promosi wisata Bromo atau Tangkuban Perahu di Kuala Lumpur.

Penulis saat itu menyempatkan ke Genting, Malaysia. Genting adalah kota sejuk seperti di Batu, Jawa Timur. Malah, Batu lebih bagus pemandangannya. Genting juga tidak setara bila dibandingkan ‘Negeri Atas Awan’ Bromo yang jauh lebih indah scenery-nya .

Namun, sekali lagi kita kalah dalam pengelolaannya. Para wisatawan asing untuk menuju ke Genting sangat mudah sekali. Mereka hanya menuju ke terminal utama di Kuala Lumpur dekat menara Petronas. Di terminal itu ada loket-loket penjualan one way atau two way ticket bus wisata Genting-Kuala Lumpur. Tiket berangkat misalkan jam 10.00, untuk pulangnya kita bisa memilih jam 20.00.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun