malam yang buta
hanya suara seranga dan lolongan serigala terdengar nyaring bak nyanyian simponi
menemani seorang petualang abadi
suaranya terdengar liar
mengiringi ritme detak nada hati yang gundah gulana
seolah ikut meratap dan merasakannya
disaat sang perindu berharap mencinta
namun tiada menemukan jalan, karena gelap begitu pekat
dan ketakutan akan kehampaan menyelimuti sukma
maka air matapun tumpah laksana hujan
hati yang berkecamuk bak badai di tengah samudera
 dan akhirnya sang pencita kini lunglai lemas meratap diri
dunianya telah hancur bersama gelapnya malam
kini dia hanya mampu diam dan menerawang seberkas sinar pengharap
dan tak kuasa lagi menahan derita
wahai para pecinta
adakah yang bisa memberi arah kepastian?
memberi penerang di tengah gelapnya malam
berbagi rasa seteguk madu cinta
agar dia bisa merasakan rasanya manis
jangan biarkan dia sendiri merasakan pahit
karena dia sudah tak kuat lagi
jika hidupnya hanya untuk gelap
rasanya dia takkan mampu melanjutkan perjalanan panjangnya
tapi jika ada kesempatan untuknya melihat cahaya,
maka tunjukakanlah,Â
agar dia tahuÂ
bahwa dunia ini begitu indah untuk didustai
seperti mentari yang selalu tersenyum di pagi hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H