Namun, terkadang dengan semua pengorbanan yang sudah dilakukannya sang ayah. Belum mampu menyabet gelar pahlawan, mungkin ayah juga tidak pernah bermimpi untuk diberi gelar pahlawan.Â
Namun, paling tidak, pada saat para ayah pulang ke rumah dalam keadaan letih dan lapar. Ayah akan disambut dengan suka cita, tidak perlu seperti seantusias menyambut Artis Korea, yang sampai teriak histeris. Cukup dengan senyum, salam dan sedikit pelukan, sudah luar biasa buat ayah.
Namun terkadang apa yang terjadi? Sosok ayah, sering kali tidak mendapatkan sambutan yang baik, kadang pengorbanan yang dilakukan tidak dihargai.Â
Sebanyak apapun pekerjaan tambahan di rumah, sosok ayah tidak akan mengeluh, karena menurut ayah pekerjaan rumah harus dikerjakan sama-sama. Ayah tidak jarang mendapat protes dari anaknya, ayah tidak punya waktu, ayah selalu sibuk, ayah pelit, ayah tidak bisa membahagiakan saya. Ya itu sederet protes yang sering didapatkan ayah dari anak.Â
Sebagai manusia biasa, ayah terkadang juga marah, namun ayah dengan cepat menyesalinya. Seberat apapun derita yang dihadapi ayah, dia akan menyembunyikan dan menelannya sendiri.
Sosok ayah lebih banyak, berpura-pura jika dia bahagia, padahal dibalik semua itu, banyak tuntutan dan tekanan yang sedang dialami. Baik tuntutan pekerjaan maupun tekanan dari atasan.Â
seorang ayah banyak mengajarkan kita arti sabar, di dalam doanya hanya satu yang diminta. Semoga Allah SWT memberikan dia kesehatan agar bisa membahagiakan dan mengabdi untuk keluarganya.Â
Seorang ayah terkadang tak menghiraukan keinginannya dan kebahagiaannya. Karena jika sudah menjadi ayah, kebahagiaan ayah ketika melihat anak dan isterinya bahagia.
Jadi, jika anda masih punya ayah, bergegaslah beranjak dari tempat anda, rangkul dan peluklah ayahmu, katakan kepadanya. Terima kasih sudah menjadi ayahku dan aku bangga jadi anakmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H