Mohon tunggu...
Mak Nyinyir
Mak Nyinyir Mohon Tunggu... -

nyinyir itu penting | dicap generasi sakit hati | Lontong Sayur Lovers

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Soeharto Itu Layaknya Disebut Apa Yah?

6 Desember 2018   20:24 Diperbarui: 6 Desember 2018   20:58 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soeharto | tribunnews.com

32 tahun memimpin. Catatan sejarah ada yang menyebut bahwa naiknya Soeharto ke tampuk kekuasaan karena kudeta merangkak dirinya pasca peristiwa G30S. 

Untung saja seperti Gus Dur, Soekarno memilih tak melawan tingkah jenderal bintang tiga yang merongrong kekuasaannya. Kalau saja mau, tingkah tak beradab Soeharto saat itu bisa saja ia patahkan.

"Soeharto akhirnya berhasil berdiri tegak sebagai Panglima Angkatan Darat dan Ketua 'Partai Tentara'. Dari posisi kuat seperti itulah secara berangsur Soeharto memenangkan pertarungan politik melawan Presiden Sukarno," ujar Salim Said yang punya suara serak-serak becek itu seperti dinukil dari Historia.id

Ini fakta sejarah yang sepertinya diabaikan begitu saja saat ini. Melenggang sebagai pemimpin Indonesia selama 32 tahun, Soeharto asyik meneruskan tingkah negatifnya yang sedari dulu sebenarnya sudah dibenci para seniornya. Ahmad Yani yang meninggal karena G30S dan AH Nasution pernah hampir membuat Soeharto jadi pengaguran kala kasus korupsinya bersama Bob Hasan terbongkar.

Bayangkan saja saat suasana perang dan banyak orang Indonesia tengah kelaparan, Soeharto masih bisa-bisanya memanfaatkan situasi dengan menjual 200 truk  AD selundupan kepada Tek Kiong. Beras juga jadi bahan jualan Soeharto. Petinggi militer mana yang tak marah dengan tingkah orang yang saat itu didaulat sebagai Penguasa Perang di Jawa Tengah?

Yani menampar Soeharto karena kasus memalukan itu, AH Nasution mengusulkan Soeharto diadali di Mahkamah Militer dengan ancaman hukuman dipecat dari AD. Berutung ada jenderal berewok bernama Gatot Subroto yang menyelamatkan si anak petani itu. Wah kalau begitu Soeharto layak dong disebut sebagai koruptor? Bahkan sejak zaman negeri ini masih dilanda perang, ia sudah melakukan praktek jahat itu.

Eits tunggu dulu, bagi para pendukung setianya dengan beragumen alasan hukum, praduga tak bersalah, Soeharto belum pernah duduk sebagai terdakwa, cap koruptor tak pantas dialamatkan kepada Soeharto. 

Wah..wah..masuk akal sih alasan pendukung Soeharto itu dan tak keliru juga tapi kalau buat orang yang suka ngomongin politik di warkop, mana ada sih maling yang ngaku, kalau ngaku mah penjara penuh. So, mana ada sih pendukung yang mau mengakui bahwa pujaannya jelek, kalau mengakui yah bukan pendukunglah namanya.

Kalau kata Uly Sirear di dw.com, di zaman politik seperti saat ini idola yang masuk ke ruang politik akan selalu membuat pendukungnya jadi baperan hingga alpa untuk memisahkan mana mitos atau fakta.

"Pengidolaan dalam dunia politik terjadi ketika seorang tokoh menjelma menjadi sesuatu yang absolut. Prinsip 'pokoknya' menjadi makanan sehari-hari. Figur idola dianggap sebagai sebuah entitas yang harus selalu disepakati, dibela, termasuk dilindungi." tulis Uly.

-Tabik (Sorong, 06/12/18)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun