Mohon tunggu...
Emha Makmur
Emha Makmur Mohon Tunggu... PNS -

makmur selalu

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kebiasaan Pascahaji yang Kuteruskan

23 Maret 2014   16:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:35 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebiasaan Pasca Haji Yang Kuteruskan.

Begitu mengikuti manasik haji, saya mencoba bertekad untuk dapat menghatamkan Al-Qur’an sebelum berangkat. Ini saya lakukan, karena beberapa teman dan atau tetangga ketika mau beangkat haji, Ia mengundang Hafidz (orang yang telah hafal Al-Qur’an) untuk membaca di rumahnya, biasanya dilakukan antara seminggu s.d tiga hari menjelang berangkat. Saya berfikir kalau saya bisa membaca sendiri mengapa tidak melakukannya? Dan bahkan lebih afdhol. Dan betul dari mengikuti manasik sampai dengan berangkat saya sudah khatam membaca Al-Qur’an lebih dari 3X dari target sekali khatam sebelum berangkat. Dibandingkan sebelum haji saya biasa menghatamkan membaca Al-Qur’an kira-kira setahun sekali. Karena saya setiap hari hanya membaca 2 sampai dengan 3 ‘ain atau tiga ruku’ (sekitar 20-30 ayat) sekaligus saya baca terjemahannhya. Dalihnya adalah lebih baik sedikit tetapi ajeg dari pada banyak tetapi tidak ajeg. Dan karena mempunyai anggapan seperti itu, kalau suatu hari bisa membaca banyak, maka lain hari tak sempat atau malas membaca, sehingga ya setahun paling khatam sekali.

Kebiasaan saya membaca Al-Qur’an setiap hari disertai membaca terjemahannya sudah biasa saya lakukan sejak saya kelas 2 SMA. Setahun sebelum berangkat haji pola membaca Al-Qur’an saya ubah dengan membaca Al-Qur’an terjemahan per kata. Dari sini saya rasakan ternyata banyak kata dalam Al-Quran yang saya sudah tahu, sehingga ketika saya membaca ayat-ayat seperti ini sudah tidak saya baca terjemahannya, hanya kadang kalau menemui kalimat yang tidak tahu baru saya melirik terjemahannya.

Dengan membaca Al-Qur’an tanpa membaca terjemahan kecuali apabila mejumpai kata atau kalimat yang tidak faham baru membaca terjemahannya, maka saya bisa membaca lebih banyak ayat Al-Qur’an. Sehingga bisa mengkhatamkan membaca Al-Qur’an lebih dari tiga kali sebelum berangkat pergi haji. Sepanjang di Makkah dan Madinah saya menghatamkan dua kali.

Sudah agak lama beberapa waktu lalu saya pernah mendapat ajakan untuk menghatamkan Al-Qur’an setiap bulan, ketika itu saya jawab kalau saya membaca agak banyak dalam satu hari terkadang pada hari lain malah saya tidak membaca, saya lebih suka sedikit tapi ajeg. Tetapi ketika pulang dari haji kebetulan saya membaca  di Kompasiana tentang komunitas ODOJ (One Day One Juz) membuat saya tertarik untuk mencobanya. Ketika tulisan ini saya buat saya sudah mengahatamkan Al-Qur’an yang ke empat kalinya dalam waktu kurang dari empat bulan. Begitulah kebiasaan ini kuteruskan.

Yang kedua, sebelum pergi haji saya melatih secara fisik dengan melakukan jalan kaki dengan membaca dzikir seperti waktu thowaf  di depan rumah yang kebetulan ada taman kabupaten yang tidak begitu luas (sekitar 50 X 36 m) yang ada bangunan Musholla ditengahnya,  setelah mengaji sehabis sholat jama’ah subuh.  Berkat latihan ini saya menjadi terbiasa menghafal dzikir towaf  putaran pertama sampai dengan putaran ke tujuh serta dzikir ketika mengerjakan sholat usai sholat sunnah di belakang maqom Nabi Ibrahim.

Karena biasa berlatih, maka ketika pelaksanaan ibadah haji di tanah suci menjadi mudah dan tak perlu menghitung  sudah dapat berapa putaran? , karena setiap putaran membaca dzikir yang berbeda dan itu sudah hafal  di luar kepala  berkat  rajin berlatih di rumah. Dan lebih dari itu ternyata kebiasaan itu membuat badan lebih terasa segar dan bugar. Maka kebiasaan inipun saya terus lakukan sebagai olah raga sambil berdzikir dan menjaga kesehatan.

Alhamdulillah.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun