Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Yaman Dikhawatirkan akan Menjadi Pusat Pusaran Kekacauan Baru di Timteng (2)

16 Mei 2015   19:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:55 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perang Saudara

Perbedaan pembagian kekuasaan dalam jalannya integrasi antara utara dan selatan pada tahun 1994, menyebabkan perang saudara. Pasukan utara yang lebih unggul dengan cepat membuat kewalahan selatan yang pada bulan Mei dengan  cepat  mengdeklarasikan  suksesinya. Pemenang utara menyajikan amnesti umum dan berjanji untuk melindungi demokrasi politik.

Pada 1997,  Partai milik presiden, memperoleh kemenangan besar dalam Kongres Rakyat Umum dalam pemilihan parlemen yang pertama sejak perang saudara.

Pada 1998-99, sebuah  kelompok Islam militan, Tentara Aden-Abyan Islamic melakukan penculikan terhadap beberapa kelompok turis Barat. Terjadi korban jiwa dalam  penyelamatan. Pemimpin kelompok ini Zein al-Abidine al-Mihdar , mengacam akan melanjutkan serangan terhadap wisatawan dan pejabat pemerintah. Tujuan dari kelompok militan ini untuk menggulingkan pemerintah dan mengubah Yaman menjadi negara Islam.

Pada 12 Oktober 2000, 17 orang Amerika meninggal dan 37 terluka, ketika bom bunuh diri menyerang Kapal Perusak AL-AS – Cole, ketika mengisi bahan bakar di pelabuhan Aden. Selama investigasi terrroris AS banyak bentrok dengan pihak berwenang Yaman .

Namun setelah peristiwa 11 September, Yaman meningkatkan kerjasama dengan AS dan membantu dalam langkah-langkah antiterroisme.  Pada Oktober 2002, sebuah kapal tanker Prancis—Limburg menjadi korban serangan terroris di lepas pantai Yaman.

Pada bulan April 2003, 10 orang tersangka pembom Cole melarikan diri dari penjara,. Pada 2004, tujuh orang tertangkap kembali termasuk diantarakan dua diduga sebagai dalang serangan. Pada Agustus 2004, lima belas militan dihukum dengan berbagai tuduhan, termasuk serangan terhadap Limburg. Pada bulan  September 2004, dua operator kunci Al Qaeda yang terlibat dalam pengebomnan Cole dijatuhi hukuman mati.

Pada September 2006, dalam pemilihan presiden, presiden inkuben Ali abdullah Saleh terpilh kembali dengan kemenangan 77% suara. Pada Maret 2007, Presiden Saleh menunjuk PM Ali Muhammad Mujawar  untuk membentuk  kabinet.

Pengaruh Al Qaeda Menguat Dalam  Kekacauan  Yaman

Pada Pebruari 2008, pemerintah dan kelompok pemberontak yang disebut Houthi menandatangani gencatan senjata. ( ribuan korban telah  jatuh  sejak pertempuran yang dimulai 2004). Namun gencatan senjata berantakan sebulan  kemudian, pertempuran pecah lagi. Kekerasan terus berlanjut, Houthi cukup tangguh dan memperoleh kesuksesan dalam penguasaan tanah di wilayah perbatasan utara Saada.

Pada Agustus 2009, tentara melancarkan serangan terhadap pemberontak, sehingga mengakibatkan pengungsian 50.000 orang, dan 150.000 orang kehilangan tempat tinggal sejak 2004. Pemerintah menuduh Houti (yang penganut Islam Syiah) mendapat bantuan dari Iran, sedang pemberontak berpendapat bahwa pemerintah Yaman mendapat dukungan dari Arab Saudi.

Pada bulan September 2008, bom mobil dan roket menyerang kedubes AS di ibukota Sana’a, membunuh 16 orang, termasuk 4 warga sipil. Sehubungan dengan serangan tersebut setidaknya 25 orang ditangkap sebagai tersangka dari militan Al Qaeda.

Yaman  menjadi negara yang rapuh dan tempat berkembang biaknya militan Al-Qaeda. Pada Januari 2009, kelompok Al Qaeda Arab Saudi dan Yaman bergabung untuk membentuk Al Qaeda tunggal di Semenanjung Arab.

Pada Desember 2009, dalam penerbangan dari Amsterdam ke Detroit, seorang pria Negeria 23 tahun Umar Farouk Abdulmutallab diduga mencoba menyalakan bahan peledak yang disembunyikan dalam celana dalamnya. Tapi gagal meledak., kepada penyidik Umar mengaku dilatih dan diarahkan oleh kelompok teroris Al Qaeda. Dan diakui oleh Al Qeada di Semenanjung Arab, yang berbasis di Yaman.

AS menduga bahwa Al Qaeda sedang mencoba untuk mendirikan sebuah hub operasional dan pelatihan di negara Yaman untuk menyaingi Pakistan  pada suatu  saat.

(Bersambung ....... )

Sumber : Media TV & Tulisan L.N.

http://www.worldministries.org/yemen.html

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2015/04/150422_iran_bantuan_yaman

http://en.wikipedia.org/wiki/Bilad_al-Sham

https://insidethemiddle.wordpress.com/2012/04/13/bilad-al-sham-arabic-for-geographical-syria/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun