Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tiongkok Mengusulkan Membangun Sepanjang Sabuk Jalan Sutra Ekonomi dan Jalur Sutra Maritim Abad Ke-21 ( 6 )

13 Maret 2015   20:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:42 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiongkok Akan Merubah Sejarah Peradaban Manusia Dengan Damai

Pada 17 Nopember 2014, Shen Danyang juru bicara Kemendag Tiongkok menunjukkan dengan perhatian khusus selama minggu breifing  untuk CEO KTT APEC, bahwa banyak negosiasi FTA (Free Trade Agreement) atau Perjanjian Perdagangan Bebas seperti TPP dan RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) yang terjadi di kawasan Asia-pasifik, dan negosiasi yang berbeda memiliki “harapan untuk menciptakan mekanisme untuk meningkatkan transparansi dan memperkuat pertukaran yang sekarang perlu dilaksanakan”. Lebih lanjut dikatakan, Tiongkok terbuka untuk mengoptimalkan TPP.

Tampaknya AS tidak pernah membayangkan bahwa Tiongkok akan terbuka untuk hal ini. Ini merupakan keyakinan kuat Tiongkok dalam hal ekonomi. Jika melihat sekarang, dengan Tiongkok telah mengatakan  menyambut AS untuk menerapkan TPP, itu mebuat AS berpikir bahwa masih ada ruang untuk kerjasama dengan Tiongkok.

Awal Mei tahun lalu, Kemenlu Tiongkok dan Kemendag Tiongkok menyatakan Tiongkok terbuka untuk Kemitraan dengan TPP dan RCEP, serta ASEAN “10+3” dan “10+6” semua saluran penting dan jalur untuk memperomosikan integrasi ekonomi Asia-Pasifik, dan banyak dari mereka memiliki anggota yang tumpang tindih, sehingga Tiongkok harus memiliki sikap menerima.

Hal tersebut diatas ini oleh Wu Dahui dikatakan bahwa ini menunjukan Tiongkok terbuka, menerima kebijakan kerjasama perdagangan regional. Tiongkok tidak menggunakan standar seperti TPP, untuk target masing-masing negara anggota. Dan ini termasuk juga usulan Perjanjian Perdagangan Asia-Pasifik, Tiongkok memberi pilihan yang berbeda dan preferensi untuk semua negara anggota di kawasan ini. Negara-negara dapat memilih apapun mekanismenya, termasuk yang di tingkat rendah, tingkat menengah dan tingkat tinggi. Itu tidak berarti jika sudah memilih salah satu tingkat, lalu tidak bisa bergabung dengan tingkat lainnya. Jika sudah mencapai suatu perkembangan tertentu, maka yang bersangkutan dapat memilih model pembangunan yang lebih tinggi tingkatnya. Wu Dahui berpendapat bahwa ini merupakan keuntungan terbesar saat ini, dimana Tiongkok memiliki dan menawarkan usulan kerjasama zona perdagangan luar negeri demikian.

Seperti bisa kita dilihat perumusan dan negosiasi aturan perdagangan global memiliki pengaruh terhadap pembangunan ekonomi suatu negara, kelangsungan hidup masa depan industri ekonomi, bahkan dalam kehidupan sehari-hari seolah-olah mereka telah mengalami sendiri. Seperti misalnya beberapa tahun yang lalu fotovoltaik, baja dan besi, serta ekspor hasil industri lainnya dari Tiongkok pernah mengalami dibatasi. Yang bereffek pada industri Tiongkok. Banyak aturan-aturan perdagangan sering melindungi dan memberi keuntungan kepada industri negara-negara maju.

Tapi usulan Inisiatif Sabuk Jalur Sutra dari Tiongkok lebih fokus pada hak untuk kelangsungan hidup negara-negara miskin dan sedang berkembang.

Meskipun aturan glaobalisasi perdagangan saat ini yang dipandu oleh negara-negara maju jelas disediakan untuk negara-negara sedang berkembang, dengan standar tingkat tinggi yang kuat dibawah kendali negara-negara maju. Mereka ini tidak akan membawa negara sedang berkembang mempersempit kesenjangan kekayaan dengan negara maju, tetapi justru lebih melebarkan kesenjangan lebih lanjut.

Menurut statistik dari Bank Dunia pada tahun 1981 per PDB dari 15 negara terkaya adalah US$ 21.115 dan 15 negara termiskin di dunia adalah US$ 198, jadi kira-kira 106 kali lebih kecil. Dan pada 2011 per PDB dari negara terkaya adalah US$ 65.878, sedang dari 15 negara termiskin hanya US$ 422. Dalam tiga puluh tahun, kesenjangan antara negara kaya dan miskin terlihat tidak berkurang, justru meningkat menjadi 156 kalinya.

Jin Canrong memberi pendapat, dalam ekonomi pasar itu sendiri jelas mengarah kearah ketidak seimbangan antara “pemenang” dan “pecundang”. Jika tidak ada bantuan lain di pasar global, negara-negara maju akan menjadi semakin lebih kuat. Jadi tidak aneh jika pasar memutuskan polarisasi antara yang kaya dan miskin. Wajar jika masyarakat internasional benar-benar terbagi, dan negara-negara miskin tidak pernah punya harapan. Dan dunia akan menjadi putus asa.

Ada banyak negara-negara di kawasan Asia-Pasifik, mereka berbeda dalam agama dan keyakinan, ras, budaya, sistim sosial serta tingkat ekonominya. Globalisasi dan aturan perdagangan yang dikelola negara-negara maju telah membuat beberapa negara miskin tidak dapat menikmati hasil dari pembangunan akibat dari modernisasi.

Presiden Tiongkok Xi Jinping menganggap Penerimaan sebagai Kebajikan, dan Keragaman bahkan mempunyai nilai lebih. Dia berjanji bahwa Tiongkok akan benar-benar terbuka dan juga menekankan konsep kerjasama yang saling menguntungkan dengan negara-negara lain, terutama dengan mereka yang memiliki berbagai perbedaan kebangsaan, ras dan agama.

Wu Dahui mengemukakan : Ada sebuah cerita di Barat tentang petani jagung. Tanaman jagung miliknya hasilnya sangat tinggi, tapi kemudian dia mendapati tanaman jagungnya hasilnya setiap panen makin berkurang. Dia amati apa persoalannya? Didapati bahwa jagung yang ditanam tetangganya hasilnya tidak setinggi punyanya. Rupanya lebah yang menyerbuki jagungannya juga didapat dari serbuk jagung tetangganya yang kurang baik, serbuknya menyebar ketanaman jagungnya yang biasa menghasilkan hasil tinggi. Mengetahui ini dia memberi benih berkulaitas tinggi kepada tetangganya, sehingga hasil jagung tetangganya juga naik dan jagung punya dirinya juga hasilnya stabil.

Cerita dari Barat ini juga kebetulan untuk menampilkan rangkaian konsep pembangunan ekonomi Tiongkok untuk ditrapkan. Tiongkok ingin bangkit bersama-sama seluruh wilayah kawasannya, itulah satu-satunya cara pembangunan Tiongkok agar mendapatkan lebih banyak kesempatan.

2100 tahun yang lalu, selama periode Kaisar Wu dari Dinasti Han Barat, Zhang Qian (张骞) mulai perjalanan untuk membuka Jalur Sutra untuk pertama kalinya. Sedang Jalur Sutra Maritim Sebelah Selatan belum dibentuk, baru dibuat setelah Dinasti Tang. Sampai hari ini Jalan Sutra kuno masih dipuji oleh banyak ahli sebagai yang terbaik untuk ekonomi, politik dan pertukaran kebudayaan persahabatan antara Timur dan Barat.

Menurut Jin Canrong, sebenarnya ada tiga pusat utama untuk industri manufaktur saat ini, Amerika Utara, Eropa Barat dan Asia Timur. Pada awalnya Asia Timur di Jepang, tetapi sekarang, secara bertahap bergeser ke arah Tiongkok. Jadi jika Jalan Sutra di daratan bisa diselesaikan, maka yang ada di daratan akan menghubungkan dua dari tiga pusat industri manufaktur. Yang di air atau lautan akan menghubungkan dari garis pantai Tiongkok dengan Asia Selatan, yang meliputi Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Barat dan Afrika, yang pada akhirnya itu akan bergabung dengan Laut Mediterania dan Eropa Selatan.

Pada 9 Desember 2014, ketika kereta api (KA) barang tiba di Madrid-Spanyol dari hub manufaktur Yiwu-Tiongkok, telah disambut dengan meriah sekali. Jalur Sutra Abad ke-21 ini menjadi hubungan KA terpanjang di dunia, melebihi dari Trans-Siberia ditambah dengan Orient Express. Setelah menempuh jalan sepanjang lebih dari 8.000 mil (12.000 km) melewati beberapa negara: Tiongkok, Kazakhstan, Rusia, Belarus, Poland, Jerman, Prancis dan Spanyol tibalah di Madrid. Menjadi sebuah rekor.

Walaupun tampaknya seperti sebuah petualangan fantastis, layanan KA ekstrim jarak jauh ini menjadi bagian arsenal penting dari shiping internasional. Dengan menggunakan “jembatan daratan” yang dinamakan ‘Eurasia Land Bridge’ antara Tiongkok dan Eropa yang mampan, dimana sedikitnya seperti Jerman menerima lima KA setiap minggunya.

Akhir-tahun lalu telah tiba 30 kontainer berupa peralatan rumah tangga, mainan, barang konsumsi lainnya ke Tiongkok saat menjelang Natal 2014. Sehingga lalu lintas peti kemas internasional pada jalur rel Trans-Siberia naik 8% menjadi 865.600 teu (teu = setara dengan unit kontainer 20 FT). Kargo dengan KA dengan jarak jauh akan sangat berbeda dengan pengiriman dengan kapal laut dari segi kecepatan dan harga.

14262530462015703707
14262530462015703707


Tiga operator KA, Inter-Rail Spanyol, DB Schenker Rail dan Transfesa mempertimbangkan untuk menambah pelayanan jurusan Tiongkok-Spanyol dua kali setiap bulan di musim semi tahun ini.

David Gooset dari Shanghai’s China Europe International Business School mengatakan pada 11 Pebruari ’15 lalu: Inisiatif Jalan Sutra usulan Xi Jinping akan membantu memperkuat hubungan Tiongkok-Eropa. Empat dekade hubungan Tiongkok  dan Uni Eropa secara resmi melakukan hubungan, 2015 bisa menjadi titik tolak keberangkatan baru hubungan antara dua sisi tepian Eurasia dan membentuk Eurasia. “Jalur Sutra  Modern ini “ merupakan Grand Strategi Tiongkok.

Para ahli mengatakan “Jalur Sutra Maritim” akan menstimulasi potensi ekonomi di negara sedang berkembang, dan jalan unutk membangun komunitas ekonomi Asia-Pasifik serta sangat merangsang potensi untuk memacu dengan cepat petumbuhan ekonomi negara-negara sedang berkembang. Demikian menurut ahli di Singapura.

Zhao Hong peneliti senior di Institute of Southeast Asian Study di Singapura, menulis sebuah artikel bahwa sistim infrastruktur dan transportasi yang lebih baik yang dimasukkan Tiongkok dalam rencana untuk meningkatkan konektivitas regional, akan memaninkan peran kunci dalam menciptakan komunitas ekonomi Aisa-Pasifik.

Dalam atikel dituliskan “Tiongkok telah melihat kesempatan di kawasan ini, dan melakukan kebijakan yang relevan untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan Jalur Maritim Abad ke-21.”

Mantan Menlu AS, Herry Kissinger dalam bukunya “On China” yang diterbit dua tahun lalu, menuliskan “Tiongkok adalah tunggal, tidak ada negara lain yang bisa mengklaim begitu lama peradaban terus menerus, atau hubungan yang erat dengan masa lalu kuno dan prinsip-prinsip klasik untuk strategi  dan kenegarawanan.” (“China is singular. No other country can claim so long a continuous civilization, or such an intimate link to its ancient past and classical principles of strategy and statesmanship.”)

Wu Dahui mengatakan : secara historis, munculnya negara-negara besar terutama melalui kekuatan militer. Tantanan internasional juga telah berubah dengan kontes militer. Tapi Tiongkok menyebut dirinya berkembang dalam jalur damai, tapi banyak negara tidak percaya. Mereka berpikir tidak ada hukum internasional yang dapat memastikan bahwa kebangkitan Tiongkok akan berjalan dengan damai. Jadi Tiongkok sebenarnya memberitahu dunia telah menetapkan sinergi ekonomi yang erat dengan tetangganya dan negara-negara utama dunia. Ini semacam hubungan yang saling berkaitan bila satu rusak maka semuanya akan ikut rusak.

Jadi dengan mempromosikan model kerjasama ekonomi semacam ini, integrasi ekonomi akan terus diperdalam. Pada kenyataannya Tiongkok ingin memastikan akan menggunakan cara-cara damai untuk bangkit. Ini adalah pilihan bagi Tiongkok untuk melakukan pembangunan dengan jalur damai.

Meskipun Tiongkok menjadi ekonomi kedua terbesar dunia, dengan volume perdagangan tertinggi dan jumlah cadangan devisa terbesar dunia, namun masih dalam status negara sedang berkembang. Dan JalurSutra Maritim abad ke-21 akan memiliki efek mendalam tidak saja bagi Tiongkok, tetapi juga bagi semua negara-negara sedang berkembangan dan miskin di wilayah tersebut.

Dengan kata lain Sabuk Jalan & Jalur Sutra akan mewujudkan pembangunan bersama antara Tiongkok dengan negara-negara lain di kawasan ini untuk bangkit bersama-sama dengan jalan damai. Sejak dari awal diresmikannya Inisiatif Sabuk Jalur Sutra sepenuhnya menunjukkan tekad Tiongkok untuk bangkit secara damai. Jika strategi ini dapat tercapai, hal ini akan menjadi keajaiban dalam sejarah hubungan internasional modern.

( Tamat )

Sumber :  Media TV dan Tulisan Dalam Negari & Luar Negeri.

-Xinhua News : Integration of china, Indonesia’s development intiatives to benefit both countries.  ( 11-02-2015 )

-Xinhua Insight : Walking in the footsteps of maritme silk road pioneers (11-02-2015)

-Xinhua News : China launches first maritime Silk Road cruise liner (09-02-2015)

-China-Eurasia Expo to highlight openining-up Silk road economic belt (Xinhua – 30-08-2014)

-China blueprint means oppotunities, not threats (Xinhua : 22-11-2012).

-China Focus : Silk road initiatives to boost China-EU ties (Xinhua : 11-02-2015)

-Expert say: “Maritime Silk Road” will stimulate economic potential of developing countries. (Xinhua net : 09-02-2015)

-Spain to China by rail: A 21st Century Silk Road riddled with obstacles (Fortune.com : 24 Dec 2014)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun