Pengaruh Terhadap Harga Minyak Dunia & Tekanan Terhadap Keuangan Saudi
Pada hari Arab Saudi mengumumkan putusnya hubungan diplomatik dengan Iran, harga minyak internasional melompat juga. Tapi setelah itu mulai menurun.
Dengan kedua negara ini merupakan negara penghasil energi utama, apakah dengan putusnya hubungan Iran dan Saudi akan mempengaruhi pasokan energi seluruh dunia? Apakah akan ada perang yang lebih mendalam di balik pemutusan hubungan diplomatik ini?
Setelah berita Arab Saudi dan Iran menjadi topik, harga minyak New York naik sekitar 3% mencapai 38 USD per barrel. Harga minyak mentah Brent juga naik lebih dari 2%. Tapi kenaikan itu hanya sesaat, karena setelah itu mulai terjadi keseimbangan lagi. Pada banyak situasi sebelumnya, meningkatnya ketegangan di Timteng secara otomatis menyebabkan harga minyak naik.
Namun kali ini pemutusan hubungan Iran dan Arab Saudi, kenaikan harga tidak terjadi.
Harga minyak pada tahun 2015 berada di tingkat rendah cukup lama, yang memberi tekanan langsung pada keuangan Arab Saudi, menyebabkan defisit keuangan negara pada 2015 mencapai rekor US$ 98 milyar, dengan meningkatnya defisit mendorong Arab Saudi yang selalu memiliki sistem kesejahteraan sosial tinggi mulai mengurangi.
Pemerintah Arab Saudi telah menaikan harga bahan bakar, air, listrik. Tekanan keuangan ini mungkin menyebabkan Arab Saudi untuk memproduksi minyak mentah lebih banyak untuk mendapatkan dana lebih banyak.
Saat ini di pasar pasokan jauh lebih besar dari permintaan. Dengan keadaan demikian tidak dapat dihindari harga minyak internasional menjadi jatuh.
Jadi pertanyaannya apakah Arab Saudi akan terus begini dan bahkan memperbesar produksinya sampai batas tertentu, karena jika meningkatkan ekspor bisa menjatuhkan harga minyak mereka dan mengurangi keuntungan mereka. Mereka memiliki jumlah besar sumber daya ini, sehingga bisa saja mereka akan tidak perduli apakah mereka mengekspor dua juta barrel untuk US$ 10 milyar atau tiga juga barrel untuk US$ 10 milyar juga. Yang mereka perdulikan adalah keuntungan sebenarnya untuk mereka sendiri.
Setelah masyarakat internasional melepaskan sanksi terhadap Iran, tampaknya Iran juga bermaksud meningkatkan pasokan minyak menyak ke pasar internasional.
Sebelum kena embargo mulai pada tahun 2012, Iran menggirim minyak mentah sekitar 600 ribu barrel per hari ke Eropa, setara dengan 17% dari produksi negara. Menteri Perminyakan Iran, Bijan Namdar Zanganeh pernah mengatakan bahwa tugas utama Iran adalah untuk kembali ke pangsa pasar yang telah hilang, tidak perduli seberapa harga minyak akan terpengaruh.