Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kunjungan PM India Narendra Modi Ke Tiongkok Menjadi Perhatian Dunia (4)

6 Juni 2015   17:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:20 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gebrakan Kebijakan Ekonomi Modi

Gujarat terletak dibagian barat negara India, menghadap Laut Arabia, sejak zaman kuno kegiatan perdagangan di darat dan perdagangan maritim telah aktif. Tempat ini merupakan salah satu persinggahan  yang diperlukan dalam  jalur sutra Tiongkok kuno. Dan disini adalah negara bagian asal Mahatma Gandhi, serta kampung halaman PM India saat  ini  Narendra Modi.

Pada 2001, Modi adalah Ketua Menteri Gujarat selama 12 tahun, selama itu dia telah berhasil membangun kelistrikan yang terus nyala 24 jam terus menerus, membangun mobil, dan jalan umum. Berhasil mengatasi pola sengketa yang tak berkujung selesai dan yang telah dikecam  rakyat terhadap pejabat India, meningkatkan efisiensi kinerja pemerintah, dan menempatkan pembangunan sebagai misi utama dari pemerintah. (bandingkan dengan monuver Ahok sekarang).

Pada tahun 2008, TATA  Motors India memasuki jalan buntu dengan Bangladesh Barat atas penggunaan tanah, dan mengumumkan batal atas rencana untuk membangun pabrik, dan mencari lokasi baru.

Saat itu Ratan Tata, mantan CEO Tata Group mengeluhkan : pada saat itu, dinding kita dihancurkan, materialnya dicuri, bagaimana kita bisa menjalankan sebuah pabrik di lingkungan yang tidak bersahabat ? . Modi berkata dalam pidatonya kemudian hari :  lima menit setelah  mendengar berita ini saya dengan biaya hanya 1 rupee mengirim pesan  sms, Selamat Datang!.

Setelah itu Tata Motors dengan cepat mendapat sertifikat tanah, fasilitas pelatihan dan serangkaian hal-hal lain untuk menetap di Gujarat. 14 bulan kemudian Mobil Tata Motors yang pertama telah keluar dan digunakan di Sanand Industrial Park.

Christopher Wood, Chief Equity Strategist at CLSA Asia-Pacific Markets  berkata Dia menjalankan negeara seperti CEO, bukan sebagai menteri, itulah kesan pertama yang akan Anda dapatkan di Gujarat.

Sejak awal 2003, Modi menggagas KTT Bisnis Vibrant Gujarat, hingga hari ini KTT ini telah memperoleh investasi milliaran dollar US. Pada 13 Januari tahun ini (2015), pada KTT Bisnis Vibrant Guajarat yang ke-7 telah dihadiri 120 negara pada puncak pertemuannya.

Modi dalam pidatonya mengatakan : India sedang berubah dengan cepat, India tumbuh dengan cepat, langkah India kini sedang melangkah dengan cepat dari apa yang diharapkan, India sedang belajar dengan cepat, kini India telah siap dari sebelumnya.

Sebelum Modi terpilih menjadi PM, ia telah empat kali melakukan kunjungan ke Tiongkok. Terutama pada  2011, datang untuk mencari bisnis dan investor.  Dalam pertemuannya dengan pertukaran siswa India di Beijing  dan Shanghai, ia mendorong mereka untuk belajar di Tiongkok dan belajar dari pengalaman sukses Tiongkok.

Perwakilan senior Peterson Institute for International Economic and Center for Global Development, Arvind Subramanian menegaskan pada tahun lalu : Nampaknya Narendra Modi akan menjadi seperti Deng  Xiaopingnya India.

Pengamat luar dapat  melihat, setelah Modi terpilih menjadi Pedana Menteri, India menekankan kerjasama dengan pasar luar negeri dan investor, juga menekankan pengembangan industrialisasi India, serta membuat jalur untuk pengenalan dalam pengembangan modal asing, memperbaiki infrastruktur, dan  kemudian meningkatkan kapasitas industrialisasi India.

Pengamat Tiongkok Ye Hailin melihat bahwa 30 tahun yang lalu, Tiongkok juga melakukan perjalanan pembangunan yang demikian. Mereka melihat bahwa kebijakan ekonomi Modi bisa dikatakan meminjam beberapa elemen Tiongkok, namun tidak dapat dikatakan benar-benar meniru Tiongkok, karena adanya karakter unik India sendiri yang terlibat. Dengan ide semacam ini, setidaknya sejauh apa yang ditempuh pemerintahan Modi sekarang, adalah jalan yang perlu ditempuh untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang cepat.

Ketika Modi pertama berkantor sebagai PM India, ia berujar : Ketika saya sebagai PM, India akan menjadi seperti Gujarat. Dan setelah meninggalkan Gujarat, dia sengaja mereplika keberhasilan Gujarat untuk ditrapkan di seluruh India. Banyak pihak di India masih meragukan  saat itu.

Dalam situasi tertentu harus diakui bahwa India adalah negara yang sangat beragam. Berbentuk federasi dan partai yang berkuasa di setiap negara bagian berbeda, partai lokal India biasanya sangat kuat dan konsep pemerintahan  mereka juga berbedanya sangat menyolok.

Kini Modi berkuasa di pemerintahan  pusat, namun fragmentasi dari pemerintah India, dan sistim federasi, apakah dapat mendorong kebijakan Modi ke depan. Terutama untuk kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah, hal ini akan menjadi satu tantangan yang cukup besar bagi Modi untuk lebih memperdalam  reformasi demi kemajuan India untuk masa depan.

Terobosan Diplomasi Modi

Di dunia zaman sekarang semua negara coba untuk mencari cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan mencari metode kerjasama ekonomi dan perdagangan  baru antara negara-negara. Diantaranya,  mencari bagaimana untuk menemukan kendaraan atau  badan bilateral atau  multilateral yang paling sesuai untuk saling membawa kemajuan, hal ini menjadi sangat penting.

Dengan latar belakang ini, maka inisiatif One Belt dan One Road(usulan Tiongkok) yang terus berkembang, dimana India juga ikut bergabung dengan Asia Infrastructure Investment Bank (AIIB), kerjasama ekonomi dan perdagangan India-Tiongkok. Hal ini menjadi menarik perhatian dunia.

Dimana yang satu sebagai negara pabrik dunia dan yang satu lagi sebagai kantor terbaik dunia, ketika kedua negara sedang berkembang  yang unik  ini bertemu, reaksi kimia apa yang kiranya akan terjadi ?

Pegunungan Himalaya berarti rumah salju di Tibet, membentang di batas-batas selatan dataran tinggi Qinghai-Tibet dengan gunung tertinggi di dunia, menjadi perbatasan alami Tiongkok, India, Nepal, Bhutan dan Pakistan. Meskipun mereka dipisahkan oleh Pengunungan Himalaya, namun masih ada kemitraan alami antara India dan Tiongkok.

Saat ini, Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar India, dan India merupakan mitra terbesar Tiongkok di Asia Selatan, tahun 2014 lalu, total perdagangan kedua negara hampir mencapai US$ 70 miliar dan potensinya sangat besar.

Bira, mantan Kadin India (Former Federation of Indian Chambers of Commerce) mengatakan : P.M. kami pernah mengatakan bahwa abad ini akan berbagi menjadi abad India dan Tiongkok sebagai pemain terbesar di Asia. Maka saya pikir masing-masing  memiliki peran yang luar biasa untuk bermain, karena dalam hal jumlah manusianya, dalam hal pangsa pasar global, dalam hal kemungkinan interaksi yang lebih besar antara kedua negara, dalam hal perdagangan, dalam hal investasi, dalam hal geopolitik di seluruh wilayah ini, saya pikir kadang-kadang India dan Tiongkok memiliki banyak perbatasan bersama, jadi saya tidak berpikir salah satu dari kami bisa hidup dalam  isolasi.

Menurut catatan pengamat, ketika hubungan pertama kali dinormalisasi antara Tiongkok dan India, total perdagangan sangat rendah hanya US$ 200 juta. Pada tahun 2000, jumlahnya mencapai US$ 2,9 miliar, terjadi pertumbuhan 10 kali lipat. Tapi pada tahun 2011, setelah 10 tahun, telah mencapai US$ 73,9 miliar, terjadi peningkatan yang sangat besar.

Tapi isu ketidak seimbangan perdagangan yang lebih menguntungkan Tiongkok selalu menjadi pikiran bagi India, dimana ada defisit perdagangan lebih dari US$ 40 miliar bagi India.

Sebagian besar defisit perdagangan ini karena struktur perdagangan antara India dan Tiongkok. Karena India mengandalkan mengekspor bahan baku ke Tiongkok, untuk pos ini bahkan memiliki surplus dari Tiongkok, itu terjadi sekitar tahun 2005, dimana India banyak mengekspor beji besi dalam jumlah yang besar. Tapi setelah itu India tidak mengizinkan penggalian, dan India menghentikan mengekspor ke Tiongkok.

Tapi karena industri India tidak terlalu dikembangkan, departemen industri India sebenar sudah dalam keadaan siap, tapi dalam hal industri manufaktur terutama untuk industri ringan India masih belum bisa menghasilkan banyak, dan belum terbentuk menjadi skala besar. Lain dari industri manufaktur Tiongkok sudah sangat maju, terutama produk industri ringan Tiongkok sangat populer di India. Jadi faktor ini yang mungkin menyebabkan ketidak seimbangan perdagangan India dan Tiongkok.

 (Bersambung ........ ) 

Sumber : Media TV & Tulisan Luar Negeri

http://www.bbc.com/news/world-asia-china-32730803

http://www.ndtv.com/cheat-sheet/24-agreements-signed-between-india-and-china-during-pm-modis-visit-763246

http://www.icsin.org/faculty/show/29

http://en.cpaffc.org.cn/content/details38-407.html

http://www.wsj.com/articles/indian-prime-minister-narendra-modi-visits-china-1431663449

http://www.nytimes.com/2015/05/15/world/asia/india-china-narendra-modi-xi-jinping-xian.html?_r=0

http://www.ndtv.com/india-news/pm-narendra-modis-visit-provides-great-opportunity-to-cement-ties-says-chinas-foreign-ministry-761624

 

http://www.businessspectator.com.au/news/2015/5/15/china/modi-visits-china-boost-trade-ties

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun