Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Intervensi Rusia dalam Anti-Terorisme di Syria, Percaturan AS di Timteng Berubah (4)

4 November 2015   19:25 Diperbarui: 4 November 2015   19:37 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Peristiwa 11 September 2011 Menjadi Kilas Balik Kepemimpinan AS

Setelah 9-11. Posisi AS sebagai pemimpin global sangat ditantang. Pemerintahan Bush yang sangat dipengaruhi oleh neokonservatisme, menekankan faktor ideologis AS dicuatkan ke puncak mereka dalam kebijakan luar negeri AS, dan jelas yang menjadi sasaran utama adalah serangan terhadap terorisme, yang dipandang sebagai serangan pada sistem demokrasi  AS dan  kebebasan.

Pemerintahan Bush berharap untuk men-transplantasi demokrasi gaya Barat untuk membasmi sistem otokratis dan tirani yang telah melahirkan terorisme, dan untuk sementara waktu, aksi militer digunakan sebagai metode utama untuk memecahkan masalah diplomatik, sementara memperluas demokrasi dipandang sebagai tidak terpisahkan dari AS untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai pemimpin global.

Dengan berdasarkan panduan konsep tersebut, AS memulai melalukan serangkaian operasi militer di Timteng yang berlangsung dalam waktu yang sangat lama dan mahal.

Insiden 11 September 2011, adalah sebuah simpul/node. Setelah 9-11 hegemoni AS diperluas dan Bush mulai meluncurkan “perang melawan teror”(war on teror) dengan upaya membuat negara-negara di Timteng menjadi demokrasi.

Sifat yang paling unik dari strategi ini adalah dengan menggulingkan pemerintahan yang sudah ada, itu adalah unilateral dan pre-emptive (menyerang lebih dahulu), ini menjadi istilah selama Bush menjadi presiden. Dengan ini AS telah sangat menggangu keseimbangan politik di Timteng dengan Perang Afganistan dan kemudian langsung dilajutkan dengan Perang Irak.

Ini yang menyebabkan strategi AS di Timteng gagal total. Itu awalnya dari Perang Irak 2003.

Demikian menurut banyak analis dan pengamat dari dunia luar.

Gaya hegemoni AS-Bush tidak pernah mencapai hasil yang diharapkan, bahkan lebih banyak melahirkan terorisme dan memperburuk situasi, sehingga Al Qaeda dan ISIS bermunculan untuk menggangu.

Setelah Obama menjabat presiden, ia mengubah kebijakan AS di Timteng, secara bertahap dengan menarik sebagian besar pasukan militer AS dari Timteng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun