Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bagaimana Kiranya Peran RRT dalam Dua Dekade yang Akan Datang di Dunia Siapa dan Apa Peran Intelektual Dalam Negerinya (24)

31 Agustus 2014   01:49 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:03 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Usulan Dan Pandangan Kaum Intelektual Untuk Politik Luar Negeri, Tokoh-tokohnya antara lain :

Internationlis : Globalis : Wang Yizhou ( 王逸舟 ) ;

Nasionalis : Neo-Comms : Yan Xuetong ( 阎学通 ).

Defensif Realis : Wang Jisi ( 王缉思 )



Defensif Realis : Wang Jisi ( 王缉思 )

Esai dibawah ini dikutip dari bahasan Wang tentang sikap yang seharusnya diambil Tiongkok dalam menghadapi strategi baru AS yang “Kembali Masuk ke Asia Pasifik”. ( 2012-2013).

“Merasuk ke Barat/Masuk ke arah Barat” ,  Menyeimbangkan Strategi Geopolitik Tiongkok – Wang Jisi ( 王缉思:西进,中国地缘战略的再平衡 )

Dalam beberapa tahun terakhir ini, pemerintah Obama mengusulkan AS untuk “masuk kembali ke Asia” sebagai tema Strategi Keseimbangan. Rusia, India, Uni Eropa dan kekuatan utama global lainnya juga berbondong-bondong menyesuaikan skenario geostrategis mereka. Akibatnya Geopolotik negara besar, babak baru persaingan geo-ekonomi menjadi makin sengit . Ketika AS ‘berpaling pada Timur’, Rusia, Eropa dan India dll juga memprioritaskan untuk “berpaling ke Timur” , Tiongkok yang terletak pada posisi sentra Asia-Pasifik, tidak harus hanya melihat melampaui batas wilayah pesisir, pesaing tradisional dan mitra, juga harus memiliki perencanaan strategi ‘Masuk ke arah Barat”.

Pengembangan Wilayah Barat (Tiongkok) Membutuhkan Pilar Strategis Baru

Pusat ekonomi dan politik Tiongkok kuno gravitasinya selalu ada di pedalaman (daratan tengah), hampir tidak ada sejarah bangsa Tiongkok yang berupaya memperluas batas-batas teritorinya keluar negeri. Jalur Sutra yang mengarah ke barat Eurasia, Timur dan Barat adalah jembatan komunikasi dan kegiatan komersil yang penting. Di zaman modern, bagaimanapun kekuatan Barat dan Jepang telah mendobrak pintu ke Tiongkok secara militer dan ekonomi, terutama melalui laut, karena industri modern terkonsentrasi  di daerah pesisir dan kota-kota besar. Awal reformasi dan politik keterbukaan, AS, Eropa, Jepang dan “4 Macan” Asia Timur adalah target utama dari pertukaran ekonomi luar negeri Tiongkok, di daerah tenggara Tiongkok telah didirikan Zona Ekonomi Khusus di sepanjang pantai dan posisinya menjadi lebih kuat dan dominan. Sedang tingkat pembangunan ekonomi dan sosial di wilayah barat biasanya selalu tertinggal dan hubungan interaksi dengan luar juga terlambat dan dibawah normal. Sejak tahun 2000 rencana pembangun daerah ‘barat dan tengah’ mulai berubah secara signifikan.

Membangun dan meningkatkan pilar geostrategis dari keseluruhan strategi pengembangan wilayah barat, berikut ini ada berapa lapisan makna. Pertama, perencanaan dan kerjasama dengan banyak negara secara keseluruhan untuk memastikan saluran pasokan sumber daya migas yang melimpah dari wilayah barat dan komoditas mengalir lancar. Bisa dibagi untuk jalur selatan, tengah, utara mempercepat pembangunan “jalur sutra baru” , dari bagian Timur Tiongkok, menyambung ke Euroasia tengah, bagian barat hingga pantai timur laut Altalntic, negara-negara sepanjang pantai Mediterania. Dari Tiongkok barat menyambung ke Samudra Hindia harus diselesaikan jalan raya besar.

Kedua, untuk memperluas hubungan dengan negara-negara di bagian barat (merujuk ke Asia Selatan, Asia Tengah, Timur Tengah, negara-negara Kaspia) menjalin kerjasama ekonomi dan perdagangan dan memberi bantuan ekonomi, pembentukan dana pembangunan kooperasi. Tahun 2011-2012, nilai perdagangan Tiongkok dan Asia Barat meningkat lebih dari 30 kali lipat (sedang pertumbuhan perdagangan luar negeri Tiongkok pada periode yang sama naik tujuh kali), proporsi dari total perdagangan luar negeri naik 9% dari 2%; tujuh tahun terakhir, perdagangan Tiongkok dengan negara-negara Arab, volume perdagangan luar negeri Tiongkok lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan rata-rata 10%, yang menunjukkan kebutuhan ekonomi Tiongkok “masuk ke arah barat” dan potensi besarnya.

Ketiga, berhubung Xinjiang, Tibet dan provinsi lainnya keharmonisannya terancam stabilitas separatisme etnis asing, ekstrimis agama, terorisme dan kekuatan musuh lainnya, kejahatan lintas batas yang serius, keamanan nasional telah menjadi perhatian besar, kebutuhan untuk mengembangkan dan menerapkan strategis perlu mengkombinasikan internal dan eksternal, yang dapat mendukung satu sama lainnya, sesuai dengan kondisi lokal, kebijakan dan pendidikan kebijakan sosial keagamaan, dan membangun keamanan nasional yang kuat, menggalang kerukunan nasional dan menghilangkan penghalang keharmonisan.

Keempat, meningkatkan sumber daya diplomatik ke negara-negara di sebelah barat, studi mendalam tentang kondisi lokal dan situasi etnis dan agama, memperkuat pertukaran sosial dan budaya, membuat keuntungan untuk ekonomi Tiongkok di wilayah tersebut menjadikan keuntungan kekuasaan politik yang sederhana dan lembut, strategi memperluas ruang untuk Tiongkok bermanuver.

Mengapa Diperlukan Strategi Untuk “Merasuk ke Barat”

Negara-negara di sebelah Barat adalah jantung dari Eurasia, tempat kelahiran beberapa peradaban manusia besar, kaya sumber daya alam. Namun, karena berbagai sebab yang mendasari, banyak negara dalam beberapa tahun ke depan ini akan sulit untuk menjaga stabilitas dan kemakmuran, beberapa negara dalam kawasan ini mengalami pergolakan politik dan etnis yang lintas batas, agama, sektarian, di masa akan datang ini akan menyulitkan ketertiban dunia dan akan berdampak serius terhadap hubungan negara kekuatan besar, demikian juga akan berdampak dengan upaya Tiongkok untuk mempercepat pembangunan ekonomi yang menguntungkan dan mempengaruhi pengembangan politik. Maka Tiongkok tidak boleh acuh, harus mengambil sikap proaktif di dunia yang luas dan banyak perbedaan ini.

Zona ini menjadi daerah yang penting bagi Uni Eropa, Rusia, India, AS dan Tiongkok wilayah persimpangan dan menjadi ruang kompetitif. Berbeda dengan Eropa Barat, Asia Timur dan daerah ini berbeda dengan negara-negara Barat, tidak dapat muncul Aliansi militer pimpinan AS di daerah ini (atau anti aliansi), dan kecendrungan untuk intergrasi ekonomi masih belum muncul. Mekanisme koordinasi kerjasama negara besar dan aturan persaingan belum ditetapkan, dalam artian kekuatan utama dalam lingkup pengaruh pengertian tradisional terus menerus saling bergesekan.

Namun, AS sudah memasang “bidak catur dulu”. Tahun 2011 musim gugur Sekretaris Luanr Negeri AS Hilarry Clinton pada beberapa kesempatan mempromoisikan Program “ Jalur Sutra Baru” AS. Dalam skema ini : ladang minyak dan gas dari Turmenistan akan memenuhi kebutuhan energi Pakistan dan India yang terus berkembang, yang akan memberi pendapatan yang signifikan dari transpotasi kepada Afganistan dan Pakistan. Kapas Tajiskistan akan dijadikan kain katun di India, Furnitur Afganistan dan buah-buahan akan muncul di Astana, Mumbai dan bahkan lebih jauh lagi. Singkat kata, program ini bertujuan untuk mendirikan sebuah pusat di Afganistan, yang menghubungkan Asia Tengah dan Selatan, Timur Tengah dan memperluas jaringan ekonomi dan transportasi internasional. Tujuan jangka pendeknya, jelas untuk kepentingan AS, bagaimana pelaksanaan politiknya setelah menarik dari Afgansitan dalam mempertahankan kepentingan mereka sendiri.

Rusia memandang Kaspia dan Asia Tengah sebagai “halaman belakang” negara-negara CIS, mereka akan terus mempertahankan posisi trandisional ini. Daerah Kapia dan Asia Tengah telah menjadi sasaran utama diplomasi energi Uni Eropa. Untuk masalah keamanan dan politik regional, Eropa akan mempertahankan kerjasama jangka panjang, peran militer NATO untuk bermain jika diperlukan. Timur Tengah dan India Tengah akan dianggap untuk mempromisikan diversifikasi impor energi, tapi fokus aranya untuk membangun jaringan minyak dan pasokan gas sekitaranya. Kepentingan ekonomi Jepang dan masalah keamanan di wilayah barat perhatiannya juga terus ditingkatkan.

Dari sini bisa dilihat mempromosikan ekonomi, kegiatan politik dan kepentingan nasional Tiongkok untuk masuk ke arah Barat” (Tiongkok wilayah barat) dalam perekonomian, perpolitikan memiliki peranan dan makna strategis yang penting. Pertama, “Merasuk ke Barat” untuk penyeimbang hubungan Sino-AS, mendorong strategis Sino-AS untuk saling percaya. Yang berhubungan dengan Dewan Keamanan Nasional, Depertemen Luar Negeri, Departemen Pertahan untuk tahun-tahun ke depan, termasuk hubungan dengan Asia Timur, hubungan antar pejabat berwenang, terutama pakar untuk Asia Timur. Strategis Obama yang “fokus kearah Timur”, juga berfokus pada Asia Tmiur. AS sengaja atau tidak sengajanakan “memposisikan” Tiongkok sebagai negara-negara Asia Timur, tetapi mudah bagi orang Tiongkok untuk membatasi visi strategis mereka. Persaingan Sino-AS di Asia Timur telah semakin menunjukkan semacam “zero-sum pattern”. Tapi jika “Merasuk ke Barat”, potensi Sino-AS dalam investasi, energi, kontra-terorisme, non-prolifirasi, menjaga stabilitas regional perlu diperbesar, selain itu resiko konfrontasi militer hampir tidak ada. Untuk menjaga stabiltas antara Afganistan dan Pakistan, AS membutuhkan dukungan dan bantuan dari Tiongkok.

Selain itu, kepentingan ekonomi Tiongkok di negara-negara sebelah barat makin hari makin berkembang, perlu untuk menunjukkan negara dalam partisipasi dalam penyelesaian multilateral, yang dapat peluang untuk meningkatkan status baik internasional. Jika dibandingkan dengan Asia Timur, Tiongkok dan (di luar India) negara-negara sebelah barat hubungan cukup baik, dan unsur untuk terjadi konfrontasi dan konflik sangat sedikit, persaingan dan kerjasama geo-ekonomi, geopolitik dalam posisi yang menguntungkan. Menjalin bersama dengan negara-negara yang bersangkutan membentuk lingkungan keamanan untuk pengembangan wilayah, pengembangan aturan main yang adil dan kondusif untuk kepentingan jangka panjang Tiongkok, dan membangun citra negara besar yang bertanggung jawab. Memperkuat dan memperluas fungsi Organisasi Kerjasama Shanghai*1 , dengan kekuatan yang kekuatan dan negara yang bersangkutan di regional ini dan membangun renana perdamaian dengan bertitik tolak dari “Jalur Sutra Baru” untuk membangun mekanisme keamanan multilateral dan resolusi konflik regional, dalam hal ini Tiongkok harus bisa memegangnya.

“Merasuk Ke Barat”  harus Malakukan Koordinasi Strategis

“Merasuk Ke Barat” memang memiliki banyak kesempatan, tapi juga menaruh banyak resiko. Resiko pertama, Negara-negara sebelah Barat ini bukan suatu dearah yang cerah dan murni. Banyak negara ini yang masih tidak stabil dalam politik, relatif miskin, konflik etnis sektarian yang fanatik. Sekali kita masuk dan terlibat didalamnnya akan sulit untuk menarik keluar kembali. Tiongkok tidak hanya harus berani “berintervensi secara kreatif”, tapi harus juga memiliki rencana dan sarana menejemen krisis.

Resiko kedua, hubungan yang rumit antara negara-negara disebelah barat , di regional Timur Tengah ada kekuatan Iran, Arab Saudi, Turki, Mesir, Israel dll yang sedang bergulat satu sama lain, persilihan keras antara India dan Pakistan di Asia Selatan. Sikap diplomatik Tiongkok pada setiap isu tertentu, akan dapat menyinggung beberapa negara, maka diperlukan untuk bisa mempertahankan keseimbangan.

Resiko ketiga, ‘Merasuknya’ Tiongkok ke Barat, tidak mungkin tidak menyebabkan keraguan dan kecurigaan kekuatan besar lainnya. Mereka pasti akan bekerjasama untuk coba bersama-sama membendung Tiongkok, harus diusahakan semaksimal mungkin tidak memunculkan muka hegemoni, ingin memperebutkan kekuasaan, persaingan yang tidak menguntungkan mereka, harus dihindari sikap seperti AS “yang melakukan terobosan”, semua harus dengan isu pola normal dan zero kompentisi, non politiking ekonomi.

Resiko ke-empat, mudah sekali dituduh sebagai “perampok sumber daya alam”, “neo-kolonialisme”. Perlu sekali memperhatikan lokasi investasi dan perlindungan lingkungan, mata pencaharian dan lapangan kerja. Harus berusaha untuk meningkatkan peraturan konsuler, harus peduli dan memberi perlindungan serta pendidikan manajemen kepada komunitas Tionghoa setempat.

Dibanding dengan AS, Eropa, Asia Timur, Rusia dan negara lainya di regional ini, pemahaman Tiongkok terhadap negara-negara ini masih dangkal. Penguasaan bahasa Arab, Persia, Turki, Khazaktan, Hindi, Urdu, Bengali, Shinhale dan bahasa lainnya masih sangat kurang, perlu dikembangankan think tank, penelitian dengan bekerjasama dengan perguruan dalam negari dan kerjasama dengan engara-negara sebelah barat ini. Perlu diatatur untuk lebih banyak seminar bilateral atau multilateral internasional, thin tank semi-resmi, dan lembaga akademis, masyarakat sipil, dan mempromosikan studi tentang negara-negara disebalah barat ini, untuk melatih personil yang mengerti negara-negara yang bersangkutan juga mengerti Tiongkok. Perlu mengembangkan perencanaaan jangka panjang yang didukung dengan ddana yang memadai untuk mengintergrasikan urusan luar negeri, ekonomi, budaya, pendidikan dan sumber daya akademik berbagai sektor domestik, dan meningkatkan sinergi “Merasuk Ke Barat”.

Menurut Wang, artikel ini tidak mengajurkan ‘Merasuk Ke Barat” untuk diajdikan salah satu strategi luar negeri negara, hanya ditekankan bahwa dalam situasi ekonomi dan geopolitik dunia sektor ini selalu berubah dan terus terjadi pembaharuan, jadi perlu memiliki sesuatu pemikiran yang baru, yang secara global, tentang hak atas daratan, lautan yang saling kait-mengait dalam “keseimbangan” geostrategis.

( Bersambung ....... )

Referansi & Catatan ;

*1Organisasi Kerjasama Shanghai = Dibentuk di Shanghai Tiongkok, berkantor pusat di Sahnghai. Mulanya dibamai “ Shanghai Five”  sesuai dengan anggota pendahulu terdiri dari Tiongkok, Rusia, Khazatan, Kyrgyzstan, Tajikistan, untuk memperkuat kepercayaan dan proses pelucutan senjata untuk daerah perbatasan 5 negara. Pada 1996 & 1997, lima kepala negara ini telah menanda tangani persetujuan di Shanghai dan Moskow “Perjanjian Memperkuat Kepercayaan Militer di Daerah Perbatasan” dan “Perjanjian Saling Mengurangi Pasukan Militer di Perbatasan”. Sejak tahun 2000 Ukrainai mulai berpartisipasi, 15 Juni 2001, Tiongkok, Rusia, Khazatan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Uzbekistan, enam negara bertemu di Shanghai Mengeluarkan “Deklarasi Pembentukan Organisasi Kerjasama Shanghai” berdasarkan mekanisme “Shanghai Five” ( http://country.huanqiu.com/shanghai_cooperation_organization上合组织)

-http://opinion.huanqiu.com/opinion_world/2012-10/3193760.html 王缉思:西进,中国地缘战略的再平衡

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun