Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa Latar Belakang Konflik Islam “ Sunni vs Syiah” di Timur Tengah (3)

8 Juli 2015   12:14 Diperbarui: 8 Juli 2015   12:24 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Move Kearah Iran

Pada 2 April 2015, Kesepakatan Kerangka Kerja mengenai nuklir Iran tercapai. Hal ini diyakini sebagai hasil dari pencairan hubungan antara AS-Iran sejak tahun 2013, bahkan bisa dilihat sebagai “titik balik”  dalam menghangatnya hubungan antara kedua negara ini. Obama mengatakan bahwa “ ini kesepakatan yang baik – sesuatu kesepakatan yang cocok dengan tujuan inti kita.”

Dua hari kemudian, pada 4 April, dalam wawancara Obama secara proaktif mengemukakan tentang negara-negara Arab Teluk. Dengan mengatakan “Saya pikir bahwa teman-teman negara-negara Sunni tradisional kita di wilayah ini, memiliki beberapa ancaman eksternal yang sangat nyata. Tetapi mereka juga memiliki ancaman dengan populasi internal, yang dalam beberapa kasus karena, terasingkan, pemuda pengangguran, ideologi yang merusak dan nihilistik, dan dalam beberapa kasus yakin tidak ada jalan keluar politik yang sah untuk dikeluhkan.”  

Bagi Presiden berkomentar secara langsung tentang teman-temanya di Teluk sedemikian sungguh jarang terdengar. Selain itu, Obama bahkan menyebutkan bahwa Iran bukanlah ancaman terbesar seperti yang diceritakan atau didongenkan selama ini.

Obama mengatakan lebih lanjut : “Saya pikir ancaman terbesar yang mereka hadapi mungkin tidak datang dari Iran menyerang – Ini akan datang dari ketidak puasan dalam negerinya sendiri.”

Menjauhkan diri dari Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya dan semakin dekatnya dengan Iran, lebih-lebih mencapai kesepakatan tentang masalah nuklir, tindakan AS ini bukanlah berita baik untuk Raja Salman dari Arab Saudi yang baru saja naik tahta.

Bagi Arab Saudi perkembangan situasi ini justru menjadi perasaan yang sangat mengkhawatirkan. Bukan hubungan  AS-Iran, tetapi justru kemampuan nuklir Iran yang menjadi paling dikhawatirkan oleh Arab Saudi. jangan melihat bahwa Israel mempunyai kemampuan nuklir, tetapi yakin Iran tidak akan menyerang Israel. Hal itu tidak akan pernah terjadi. Yang paling ditakutkan Arab Saudi adalah justru orang Arab sendiri.

Menurut informasi resmi Iran, kini, rudal balistik buatan mereka sendiri sudah bisa mencapai lebih dari 2000 km. Jadi bisa menjangkau Eropa Timur dan negara-negara yang terletak di Mediterania semua bisa terjangkau, dengan sendirinya juga negara-negara Arab di Teluk Persia. Jika rudal ini berkemampuan membawa hulu ledak nuklir, maka effek deterrencenya sangat jelas.

Pada tahun 2010, Wikileaks merilis dokumen rahasia yang menunjukkan Pemerintah Arab Saudi telah penah mendesak AS beberapa kali untuk melakukan serangan terhadap Iran, dan menghancurkan infrastruktur nuklir Iran, tetapi AS tidak pernah mau bertindak.

Sejak mulai tahun 2003 AS yang selama itu mempunyai hubungan yang buruk dengan Iran, mulai memperlihatkan sikap ramah, bahkan mencapai kesepakatan kerngka kerja mengenai masalah nuklir Iran. Hal ini tentu saja tidak dapat diterima oleh Arab Saudi. 

Moh. Hanif, seorang analis politik UAE mengatakan : “Pada kenyataanya, negara-negra Teluk sangat ketakutan dengan rencana  nuklir Iran. Anda tahu bahwa fasilitas nuklir Iran hanya sekitar 100 km dari garis pantai dari negara-negara Teluk. Iran memiliki rudal yang dapat menyeberangi Teluk Persia, dan mencapai Riyadh (ibukota Arab Saudi), dan pantai negara-negara Teluk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun