Tiongkok bakal menghancurkan semua fotovoltaik dunia: baterai ini bisa berlangsung dan digunakan selama 50 tahun dengan rahasia tersembunyi.
Di dunia yang didukung oleh teknologi, diperlukan sumber-sumber energi yang berkepanjangan dan efektif dan volumenya tidak besar. Maka mejadi masukkan revolusi inovatif, baterai energi atom, menyiapkan rekonseptualisasi penyimpanan energi perangkat modern merupakan hal yang sangat penting.
Betavolt startup Tiongkok, telah mengungkapkan baterai berbahan bakar nuklir mereka, menjanjikan untuk menghasilkan listrik selama lima puluh tahun tanpa memerlukan pengisian (di-charge) berulang-ulang atau servis.
Didesain oleh Betavolt, oleh sebuah perusahaan yang berpusat di Beijing, baterai ini merupakan yang pertama yang memanfaatkan energi atom, menempatkan isotop nikel-63 dalam segmen yang lebih kecil dari ukuran koin.
(*Isotop = Atom-atom yang terlibat dalam peluruhan radioaktif disebut isotop. Pada kenyataannya, setiap atom merupakan isotop dari satu unsur atau unsur lainnya. Akan tetapi, kita umumnya merujuk pada isotop dari unsur tertentu (misalnya, Rubidium-87 (87Rb) atau Timbal-206 (206Pb)). Angka yang dikaitkan dengan isotop adalah massa atomnya (yaitu, proton ditambah neutron). Unsur itu sendiri didefinisikan oleh nomor atom (yaitu, jumlah proton).
Hanya isotop tertentu yang bersifat radioaktif dan tidak semua isotop radioaktif cocok untuk aplikasi geologi -- kita harus memilih dengan bijak. Isotop yang meluruh disebut isotop radioaktif (atau induk); isotop yang dihasilkan oleh peluruhan disebut isotop radiogenik (atau anakan). Satuan yang kita gunakan untuk mengukur waktu disebut waktu paruh dan berkaitan dengan waktu yang dibutuhkan separuh isotop radioaktif untuk meluruh.)
Berbeda dengan baterai konvensional yang memerlukan pengisian daya secara konstan, baterai energi atom bergantung pada energi yang dilepaskan dari penguraian isotop, sebuah prosedur yang telah dipelajari sejak abad ke-20.
Mengapa dikatakan bahwa Tiongkok bakal menghancurkan semua fotovoltaik di dunia? Karena tantangan utama bagi tenaga surya secara tradisional adalah kurangnya media penyimpanan non-termal yang optimal, yang sedang dicapai Tiongkok.
Sementara baterai termonuklir sebelumnya berukuran besar dan mahal, penemuan Betavolt menunjukkan lompatan substansial menuju aplikasi fungsional dan rutin. Baterai generasi awal Betavolt dapat menghasilkan energi sebesar 100 W dengan voltase 3V, sekaligus selaras dengan desain kecil berukuran 15x15x5 mm3.
Ini hanyalah permulaan dari strategi untuk mengembangkan baterai 1W pada tahun 2025. Strategi berlapis dan berkelanjutan ini menjamin baterai akan terbakar atau meledak (fire & blast) jika terkena kekuatan yang tidak terduga serta berfungsi pada suhu ekstrem mulai dari -60C hingga 120C. Bahkan, perusahaan tersebut membayangkan ponsel yang tidak memerlukan pengisian daya berulang bersama dengan drone yang dapat terbang tanpa batas (berulang mengecas baterai).
