Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menelusuri Nenek Moyang Etnis Hui di Tiongkok yang Mayoritas Muslim

6 Agustus 2024   10:37 Diperbarui: 6 Agustus 2024   10:38 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Tiongkok secara resmi diakui ada 56 etnis, dan etnis Han menjadi mayoritas, yang lain menjadi minoritas. Diantaranya etnis Hui yang paling banyak tersebar. Meskipun etnis Hui sebagian besar tinggal di Daerah Otonomi Ningxia Hui, masih banyak pemukiman Hui di seluruh negeri Tiongkok.

Dalam sejarah bagaimana kelompok etnis Hui muncul? Sejak dibukanya Jalur Sutra/Silk Road pada Dinasti Han Barat (tahun 202 SM- tahun 8 Masehi), khususnya pada Dinasti Sui (tahun 581-618) dan Tang (tahun 618-907), "perdagangan pedagang Hu"* telah mencapai kemakmuran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sejumlah besar karavan Arab, Persia, dan Muslim datang melalui Jalur Sutra dan Jalur Sutra Maritim. Melakukan bisnis di Tiongkok.

* "Hu" adalah nama yang digunakan orang-orang dari Wilayah Barat Tiongkok pada masa Dinasti Wei, Jin, Selatan, dan Utara. Tentu saja, para pedagang yang melintasi gurun dari Wilayah Barat ke Dataran Tengah disebut "Shang Hu" atau "Pedagang Hu". Faktanya, para pedagang Hu memainkan peran penting dalam Jalur Sutra yang menghubungkan pertukaran budaya Timur dan Barat kuno. Baca:

Jalur Sutra Maritim Kuno - Ajang Pertukaran Budaya

https://www.kompasiana.com/makenyok/58466f4dbc937341048b4574/jalur-sutra-maritim-kuno-ajang-pertukaran-budaya?page=2&page_images=1

Silk Road, nama yang indah dan penuh warna. Namun jalan dengan nama indah ini penuh bahaya dan kegelapan. Terpaan angin dan pasir, lingkungan dan perjalanan yang panjang dan keras, serta sering munculnya pencuri/begal yang tiada henti membuat perjalanan melintasi Jalur Sutra menjadi tidak menentu. Namun, semua bahaya yang panjang dan tidak dapat diduga, tetap tidak dapat menghentikan keinginan Pedagang Hu untuk pergi ke Dataran Tengah (Tiongkok daratan) untuk mendulang emas (mencari cuan).

Sumber: sohu.com
Sumber: sohu.com

Pertukaran ekonomi dan perdagangan menyebabkan banyak pengusaha muslim berimigrasi ke Tiongkok. Saat itu, perjalanan pulang pergi dari Arab ke Tiongkok memakan waktu sekitar dua tahun. Saat itu, masyarakat menyebut fenomena pengusaha asing yang tinggal di Tiongkok tanpa kembali ke negara asalnya lagi disebut "Zhu Tang atau tinggal di negara Tang dinasti"

Ribuan Muslim tinggal di tempat-tempat pelabuhan penting seperti Chang'an, Guangzhou, Yangzhou, dan Pulau Nanhai. Pemukiman pedagang semacam ini disebut "Fanfang"*. Di pemukinan ini ada panti jompo, pasar, kuburan, dan masjid, di Fanfang ini ada seorang pemimpin yang dipilih oleh masyarakat ini yang disebut Fanzhang.

* Fanfang merupakan tempat berkumpul dan tempat tinggal ekspatriat asing (terutama Muslim) di Tiongkok pada masa Dinasti Tang dan Song. Fanfang diakui oleh pemerintah dan ditetapkan sebagai pelabuhan perdagangan luar negeri penting di sepanjang pantai, seperti Guangzhou, Quanzhou, Hangzhou dan lainnya tempat. Pada abad ke-9M, kawasan pemukiman asing bernama Fanfang dibentuk di selatan Guangzhou dan Jalan Guangta di tepi utara Sungai Mutiara. Quanzhou Fanfang berada di selatan kota, dan Hangzhou Fanfang berada di timur kota di Gerbang Qingtai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun