Wang Chuanfu yang mempunyai arti Si Wang Menurunkan atau Menyalurkan Hokki, dia mungkin kurang dikenal di masyarakat Indonesia, tapi dengan BYD lain lagi akan banyak yang tahu itu adalah pabrik Baterai terutama untuk kendaraan listrik atau EV, dan terakhir ini telah masuk mobil EV BYD yang sedang naik daun di Indonesia. Dan bahkan mobil BYD telah mengalahkan EV Tesla dalam jumlah penjualan di dunia.

Mungkin belum banyak yang mengetahui bahwa Wang Chuanfu kecil adalah seorang anak petani kecil miskin berasal dari sebuah desa kecamatan, masa kecil hingga remaja penuh dengan kesengsaraan. Berikut ini adalah kisahnya...

Pendiri BYD Wang Chuanfu: Orang tuanya meninggal dalam usia muda, ia memulai bisnis pada usia 29 tahun, dan menjadi orang terkaya di Tiongkok pada usia 43 tahun.
Wang Chuanfu, lahir di sebuah keluarga petani di Kabupaten Wuwei, Kota Wuhu, Provinsi Anhui pada 15 Februari 1966. Ayahnya adalah seorang tukang kayu lokal yang terkenal. Banyak dari meja kursi dan perabot rumah tangga yang terbuat dari kayu di desanya dibuat oleh ayahnya.
Ayahnya kemudian menjabat sebagai pemimpin di desa, jika terjadi sesuatu pada keluarga seseorang di desanya, ayahnya selalu segera muncul. Bisa dikatakan dia sangat teliti dalam pekerjaannya, sehingga ayahnya mempunyai reputasi yang baik di desa tersebut. Keluarga Wang menjalani kehidupan yang baik bersama ketika ayahnya masih hidup.

Namun, ketika Wang Chuanfu berusia 13 tahun, ayahnya meninggal karena penyakit kronis atau jangka panjang, dan sejak itu keluarga yang tidak memiliki tulang punggung tiba-tiba menjadi susah.
Dia memiliki tujuh saudara 2 laki-laki dan 5 perempuan. Sulit bagi keluarga besar ini untuk bertahan hidup hanya tergantung dari ibu mereka sendiri. Mereka bahkan sering tidak punya cukup makanan. Karena ketidak berdayaan, 4 saudara perempuannya tidak punya pilihan selain menikah dini dan satu adik perempuannya dikirim ke rumah orang lain atau ke panti asuhan, hanya kakak laki-laki, dia dan ibunya yang tersisa di rumah.
Keluarga yang awalnya hangat ini terpaksa berpisah karena kemiskinan. Sebagai satu-satunya harapan keluarga, Wang Chuanfu menaruh harapan besar bagi kakak dan ibunya. Kakak laki-lakinya memberinya kesempatan untuk Wang Zhuanfu untuk terus bersekolah, dan kakanya rela untuk putus sekolah dan mencari uang untuk menghidupi keluarga.
Wang Chuanfu juga sangat rajin belajar dan sangat kompetitif dan tidak pernah bisa dibandingkan dengan teman lain di sekolah, selain makan dan tidur, dia menghabiskan seluruh waktunya untuk belajar dan membaca. Dia menyadari situasi di rumahnya saat itu, dan hanya dengan belajar keras dia dapat menjaga harapan keluarganya.
Awalnya, dia berencana untuk mengikuti ujian masuk sekolah menengah atas dan belajar teknologi di sekolah menengah teknik. Namun, ibunya meninggal mendadak saat ujian masuk sekolah menengah atas. Dia melewatkan dua mata pelajaran dan melewatkan sekolah menengah teknik yang populer pada saat itu. Dia gagal masuk ke sekolah menengah teknik sesuai keinginannya, saat itu dia sudah tidak lagi berencana untuk terus bersekolah.
Wang Chuanfu pikir ibunya juga telah meninggal dunia, hanya menyisakan dia dan saudara laki-lakinya yang bergantung satu sama lain. Bagaimana pun kakaknya nantinya juga akan menikah dan mempunyai anak. Sedang jika setelah lulus SMA harus melanjut kuliah memerlukan banyak biaya, untuk semua biaya ini tidak terbayangkan oleh dia, mungkin lebih baik bagi dirinya untuk bekerja dan cari uang saja saat itu.
Namun kakaknya tidak mengizinkannya adiknya berhenti bersekolah. Hal terburuk jika terpaksa yang bisa dia lakukan tidak menikah dan bagaimanapun adiknya harus terus sekloah. Oleh karena itu, Wang Chuanfu belajar lebih giat setelah masuk sekolah menengah (SMU).

Pada saat yang sama, setelah kakak laki-laki menikah, kakak iparnya tidak hanya mengurus kehidupan sehari-hari keluarga, tapi dia juga menabung 10 yuan dari uang penghasilannya setiap bulan untuk membayar biaya hidup Wang Chuanfu. Terkadang di saat tidak bisa menyisakan uangnya dan tidak mampu membayar, dia harus meminjam uang dari keluarganya (kerabatnya).
Seperti kata pepatah, adik ipar ibarat seorang ibu, adik ipar yang memberi tanpa pamrih tanpa meminta imbalan apa pun menjadi motivasinya dalam melangkah ke depan. Usaha kakak dan istrinya itu tidak sia-sia.
Pada tahun 1983, Wang Chuanfu diterima di Departemen Metalurgi, Fakultas Fisika dan Kimia Universitas Teknologi Zhongnan (Central South University of Technology) dengan hasil yang sangat baik dalam ujian masuk perguruan tinggi.
Setelah masuk universitas, saudara laki-laki dan perempuan iparnya masih membiayai hidupnya, sehingga dia dapat menikmati kehidupan universitasnya dengan tenang seperti mahasiswa lainnya.
Bahkan dia sering mengikuti berbagai aktivitas, juga menemukan hobinya sendiri - menari. Anak pegunungan ini kerap tampil percaya diri dan menari di berbagai kesempatan di sekolah, sehingga dijuluki "Raja Tari" oleh teman-teman kuliahnya
Namun ini hanya sebagian kecil dari kehidupan kampusnya, sebagian besar waktunya dihabiskan untuk belajar, sering dia mengejar guru untuk bertanya, dia mulai bersentuhan dengan baterai ketika mulai kuliah, dan memiliki kecintaan yang khusus terhadap baterai. Dia sering membeli sendiri banyak baterai dan mempelajarinya di asrama.
Namun dia tidak mampu belajar secara sistematis selama masa kuliah sarjananya. Pada tahun 1987, dia diterima di Institut Penelitian Logam Nonferrous Beijing sebagai mahasiswa pascasarjana. Di sini dia tidak hanya memecahkan berbagai masalah terkait baterai yang dia temui saat menjadi sarjana, namun juga memperoleh pandangan dan penelitian barunya tentang baterai. Setelah lulus dengan bergelar master, Wang Chuanfu bekerja langsung di Seksi 301 Manajer Penelitian Logam Nonferrous Beijing*.
*Youyan Technology Group Co., Ltd., sebelumnya dikenal sebagai Institut Penelitian Logam Nonferrous Beijing, disebut sebagai Institut Umum Youyan, didirikan pada November 1952. Ini adalah lembaga penelitian dan pengembangan nasional terbesar di industri logam nonferrous Tiongkok dan juga merupakan pusat badan pemerintah yang dikelola oleh Komisi Pengawasan dan Penatausahaan Aset Milik Negara Dewan Negara.
Wang Chuanfu menjadi wakil direktur termuda pada usia 26 tahun. Pada tahun 1993, institut tersebut mendirikan Big Battery Co., Ltd.(BUMN) di Shenzhen, dan dia ditunjuk langsung sebagai manajer umum perusahaan tersebut, yang menunjukkan betapa luar biasanya dia.
Ketika dia semakin memahami bidang baterai, dia semakin merasa bahwa baterai yang dapat diisi ulang akan memiliki prospek yang tidak terbatas di masa depan. Meskipun ponsel tidak sepopuler sekarang, masih banyak orang yang berupaya untuk mendapatkan uang 20 ribu hingga 30 ribu untuk memiliki ponsel.
Dilihat dari kenyataan bahwa hampir setiap orang sekarang memiliki smartphone/ponsel, tebakannya benar.
Pada tahun 1995, dia mengundurkan diri dari BUMN tersebut dan mendirikan BYD bersama sepupunya.
Pada saat Baterai Jepang sangat terkenal secara internasional, dan beberapa perusahaan besar dalam negeri Tiongkok juga menggunakan baterai Jepang, sehingga mengakibatkan monopoli baterai Jepang di Tiongkok.
Menghadapi situasi ini, Wang Chuanfu berusaha sekuat tenaga untuk mengubah status quo dan ingin masyarakat Tiongkok menggunakan baterai Tiongkok. Dia tidak begitu saja menghabiskan banyak uang untuk membeli lini produksi (mesin produksi) baterai asing yang canggih. Seluruh baterai dikembangkan sendiri dari awal hingga akhir, dan dia juga berupaya keras untuk menggunakan bahan bakunya tidak mengikuti asing.

Baterai nikel-kadmium membutuhkan kobalt dalam jumlah besar, untuk bahan pembuatan elektroda negatif. Meski harga kobalt dalam negeri murah, namun kualitasnya jauh kalah dengan kobalt luar negeri. Namun harga kobalt luar negeri terlalu tinggi. Demi menghemat biaya, dia menghabiskan banyak waktu untuk meningkatkan kinerja kobalt produk dalam negeri. Ini merupakan ekspresi dari melakukan setiap langkah secara ekstrim.
Pada akhirnya, kinerja kobalt dalam negeri telah meningkat pesat, hampir setara dengan kobalt luar negeri. Baterai nikel-kadmium BYD juga berhasil lahir. BYD mengirimkan produk batch pertamanya ke raksasa produsen telepon nirkabel terbesar di Taiwan, untuk uji coba, dan mengalahkan Sanyo, salah satu "raksasa baterai", BYD dengan kualitas tinggi dan harga murah terpilih.
Dia mendapatkan jackpot dalam pertempuran pertamanya. Bahkan dalam menghadapi krisis keuangan tahun 1997, BYD, sebagai usaha kecil yang baru berkembang, tidak terkena dampak yang parah. Mereka mengandalkan baterai nikel-kadmium untuk bertahan dengan aman, dan oleh karena itu tetap bertahan di pasar. Sehingga menjadi satu industri kecil yang terkenal.
Kemudian, Wang Chuanfu menduduki puncak Daftar Orang Terkaya Forbes China pada tahun 2009. Dia tidak berhenti pada pencapaian baterai nikel-kadmium, dia terus meneliti baterai lithium-ion dan baterai nikel-metal hidrida, dan sempat diejek oleh banyak pihak di industri ini.
Karena kedua jenis baterai ini didominasi oleh orang Jepang pada saat itu, seberapa kuatkah perusahaan sekecil itu? Fakta membuktikan bahwa dia berhasil dan membuktikan kepada dunia bahwa Tiongkok mampu melakukannya.
Saat ini BYD merupakan pemasok baterai terbesar kedua di dunia. Saat ini sudah memasuki industri otomotif.
Wang Chuanfu mengalami perubahan keluarga ketika dia masih muda, dan dibesarkan oleh kakak dan iparnya, dia diterima di sekolah bergengsi dan terus bekerja di bidang baterai dari sarjana hingga sekolah pascasarjana.
Sejak memasuki lembaga penelitian hingga mendirikan BYD, dia selalu menegaskan bahwa inovasi independen adalah kata terakhir. Berawal dari bahan baku baterainya, tidak menyia-nyiakan detail apapun, bersikeras melakukan manufaktur di Tiongkok, untuk membuktikan kepada dunia kekuatan negaranya, dia memang pantas menyandang predikat "Teknologi Maniak".
Kehidupan Kini.

Setelah mencapai sukses besar dan menjadi salah satu orang terkaya di Tiongkok, tapi kehidupan sehari-hari masih mencerminkan kesederhanaan.
Wang Chuanfu, pendiri merek BYD ini, selalu bersikap rendah hati dalam segala aspek kehidupan, seperti yang dikatakannya, dia bukanlah orang kaya, melainkan orang yang berdedikasi pada penelitian.
Dengan kekayaan bersih ratusan miliar, dia memilih tinggal di rumah dengan tiga kamar tidur dan satu ruang tamu di kota Shenzhen.Masalah makan sehari-harinya tetap pergi ke kantin staf tepat pada waktumakan bersama. Rasanya sangat membumi, tanpa pemborosan sama sekali.
Momentum perkembangan BYD kemungkinan besar akan mendorong BYD menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar triliunan. Sebagai pendiri, nilai pribadi Wang Chuanfu akan terus meningkat dari awalnya. Menurut pemahaman saat ini, kekayaannya sudah mencapai lebih 100 miliar. Dengan kekayaan sebesar itu, seseorang bisa dikatakan sebagai salah satu orang kaya lini pertama di Tiongkok, namun dalam segala aspek kehidupan, tidak ada kemewahan.
Dibandingkan dengan beberapa orang kaya, mereka memiliki banyak real estat (properti) dan mobil mewah atas nama mereka, tetapi Wang Chuanfu tampaknya sangat rendah hati. Daripada tinggal di vila yang besar dan luas, dia tinggal di apartemen 3 kamar tidur dengan 1 ruang tamu.
Apartemen 3 kamar tidur ini terletak di komunitas tempat tinggal banyak pekerja migran. Solusi makan tiga kali sehari adalah makan di kantin staf. Hal ini saja sudah membuat banyak orang mengaguminya. Meski nilainya sangat tinggi, tidak ada aura menonjol dalam dirinya.
Dan Wang Chuanfu, setelah berhasil menjadi orang kaya, tidak melupakan gayanya yang rajin dan hemat, yang tidak lepas dari pengalaman masa kecilnya.
Dalam perjalanannya, kakaknya merawatnya dengan segala cara, di bawah asuhannya, dia belajar dengan giat setiap hari dan berhasil lulus ujian masuk perguruan tinggi dan masuk ke Central South University. Agar bisa merawatnya dengan lebih nyaman, keluarga kakaknya pindah ke Hunan. Karena kondisi keluarga yang relatif miskin, kakaknya khawatir harga dirinya akan rendah setelah masuk perguruan tinggi, jadi dia membelikannya banyak pakaian pada saat itu, dan memberinya biaya hidup yang cukup.
Di saat yang sama, kakak iparnya (istri kakanya) juga sangat baik padanya. Mereka selalu mengajarinya memberi semangat bahwa dia harus melihat ke depan. Kemiskinan dalam hidup tidak berarti apa-apa. Kehidupan yang baik hanya bisa dicapai dengan usaha sendiri.
Setelah lulus dari universitas, Wang Chuanfu datang ke Beijing. Dengan ilmu yang dipelajarinya, dia berhasil menjadi peneliti. Tak lama kemudian, dia harus berangkat ke Shenzhen karena mutasi pekerjaan. Saat itu, kakaknya pun mengikuti jejaknya dan datang ke Shenzhen agar bisa merawatnya dengan lebih nyaman. Saat itu, dia melihat pekerjaan kakaknya sangat berat, sehingga dia segera berhenti dari pekerjaan yang ada dan memulai usaha sendiri.
Tepat setelah dia menjadi sukses dan terkenal, ketika dia memilih agar kakak dan iparnya menikmati masa tua mereka, mereka dengan sopan menolaknya. Karena mereka tidak ingin menjadi beban bagi perusahaan. Dilihat dari keadaan saat ini, meski kakak dan iparnya bekerja di perusahaan, mereka bukanlah manajer senior, melainkan hanya karyawan biasa. Untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada kakak dan iparnya, Wang Chuanfu memilih untuk tinggal di komunitas yang sama dengan tempat tinggal kakak dan iparnya.
Pepatah yang mengatakan bahwa kakak laki-laki itu seperti seorang ayah memang benar, dan hubungan antara Wang Chuanfu dan saudara laki-lakinya mewujudkan kata ini dengan jelas. Prestasi Wang Chuanfu tidak terlepas dari perhatian dan kasih sayang yang diberikan kakak dan iparnya, serta usahanya. Justru karena itulah Wang Chuanfu menjadi tolak ukur bagi banyak orang dalam perjalanan wirausahanya.
Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri
https://www.163.com/dy/article/GP3Q07U90552LOB7.htmlPemandang
https://www.163.com/dy/article/HJ1LR4ED0552ZD78.html
https://evobsession.com/interview-with/
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI