Pada bulan Januari 1991, Perang Teluk pecah, dan rudal jelajah "Tomahawk" memulai debutnya. Kemampuan panduannya yang tepat dan kekuatannya yang besar mengejutkan dunia. Hal ini membuat para personil CASIC menyadari bahwa perang modern dapat dilakukan dengan cara ini, dan Tiongkok juga membutuhkan rudal jelajahnya sendiri.
Maka dengan segera, "tim nasional" yang dipimpin oleh CASIC diam-diam berkumpul, dan pintu pengembangan rudal jelajah segera dibuka.
Liu Yongcai menurturkan: Kalau negaranya tidak kuat, siapa pun bisa menindas Anda, hal ini juga mendorong negara kita (Tiongkok) harus memiliki pertahanan negara, yang kuat, dan harus memiliki peralatan berteknologi tinggi.
Namun demikian, jalan menuju pengembangan rudal jelajah rumit dan sulit, dan mesin teknologi inti merupakan hambatan besar.
Bagaimana cara mengatasi "blundel" pada mesin rudal jelajah? Rahasianya ada diberikut ini. Di sebuah bukit tidak jauh dari CASIC, terdapat pesawat pembom H-5 yang luar biasa. Pesawat dan rudal canggih harus melakukan uji terowongan angin selama tahap pengujian, tetapi saat itu CASIC Tiongkok  tidak memiliki terowongan angin di tahap tersebut.
Kondisi pengujian dan batasan kondisi teknis tidak membuat bingung para ilmuwan Tiongkok, sehingga mereka menggunakan H-5 ini untuk menciptakan kondisi pengujian. Banyak pengujian penting dari mesin balistik jelajah termasuk sistem tenaga mesin rudal, pencocokan saluran masuk mesin dan uji penerbangan udara semuanya dilakukan dengan menggunakan pembom H-5 ini sebagai platform uji frekuensi penerbangan.
Timnya Liu Yongcai berturut-turut telah menaklukkan lebih dari sepuluh indikator teknis seperti tenaga mesin, panduan, tampilan dan tata letak kelistrikan, dan proporsi teknologi baru dengan perbandingan 70%, ini benar-benar melanggar aturan umum lazim pengembangan model dirgantara.