Kemudian hanya tinggal Iran. Opini publik umumnya percaya bahwa Iran adalah pendukung Hamas. Mengingat hubungan bermusuhan antara Iran dan Israel, AS, dan hubungan kerja sama dengan Tiongkok dan Rusia, banyak orang percaya bahwa Iran harus mengambil langkah maju untuk mendukung Hamas melawan Israel.
Namun Iran tidak berani terang-terangan, setelah Hamas menyerang Israel, mereka pernah menyatakan mendapat dukungan dari Iran, namun Iran membantah dan mengatakan tindakan Hamas tidak ada hubungannya.
Pada saat yang sama, beberapa pernyataan dikeluarkan untuk mengutuk Israel, namun opini publik masih percaya bahwa Iran diam-diam mendukung Hamas. Di Timur Tengah, meskipun Iran telah berada di bawah sanksi ekonomi oleh AS dalam beberapa tahun terakhir, eknomi tidak berjalan baik, tapi masih banyak energi.
Iran tidak hanya menjadi panji sekte Syiah, tetapi juga berambisi bersaing memperebutkan hegemoni di Timur Tengah, dan telah membina banyak pengikutnya selama bertahun-tahun.
Iran berada di belakang kelompok Houthi di Yaman dan Hizbullah di Lebanon, milisi pro-Iran di Suriah, dan Hamas. Jadi ketika Israel membunuh Hamas, Iran pasti akan mengambil sikap.
Pada 5 November lalu, Kantor Berita resmi Iran IRNA melaporkan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Hamas Ismail Haniyeh yang sedang berkunjung.
Ismail Haniyeh (lahir 29 Januari 1962) adalah seorang politikus Palestina yang merupakan pemimpin politik senior Hamas, ketua biro politik Hamas saat ini tinggal di Qatar.
Haniyeh lahir di sebuah kamp pengungsi di Gaza pada tahun 1963. Dia belajar sastra Arab di Universitas Islam di Gaza dan lulus pada tahun 1987. Hamas juga didirikan pada tahun 1987, dan Haniyeh bergabung dengan Hamas dan menjadi salah satu tetuanya.
Pada periode berikutnya, Haniyeh diusir dari Israel, dan kembali ke Gaza untuk menjabat sebagai rektor Universitas Islam, dia juga mengaku sebagai pemimpin gerakan mahasiswa Hamas dan perjuangan melawan Fatah, dan menjadi pengikut setia dari semangat pemimpin spritual Yassin pendiri dari Hamas.
Haniyeh pada saat penyerangan yang matikan Yassin, dia sempat lolos dan menjadi pemimpin sebenarnya Hamas untuk menghadapi Fatah sekaligus melawan Israel.
Karena wilayah Gaza sewaktu-waktu diserang Israel, Hamas telah lama aktif di luar negeri, terutama di Turki, dan Qatar juga sering pergi ke Iran untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.