Sumber: news.cgtn.com
Pada 3 Desember 2021, kepala negara Tiongkok dan Laos masing mengeluarkan perintah pemberangkatan Fuxing, dan Lancang berangkat dari Stasiun Kunming dan Stasiun Vientiane pada waktu yang bersamaan.
Beroperasinya kedua kereta ini menandai pembukaan resmi Kereta Api Tiongkok-Laos yang menghubungkan Kunming, Tiongkok dan Vientiane, Laos. Baca:
Jalur Kereta Kecepatan Tinggi Tiongkok-Laos Gerbang Menuju Jalur Kereta Internasional Trans-Asia

Sumber: travelchinaguide.com
Dalam 15 bulan beroperasi jalur kereta api Kunming-Vientane telah "kembali modal", per 2 Desember 2022, Kereta Api Tiongkok-Laos telah beroperasi selama satu tahun, dan telah mengangkut 8,5 juta penumpang dan 11,2 juta ton kargo. Nilai total pengiriman internasional telah melebihi RMB 12,2 miliar yuan. Per 31 Januari 2023, sebanyak 20.000 kereta penumpang telah dioperasikan dan 10,3 juta penumpang telah diangkut.
Transportasi kargo telah mencakup lebih dari 10 negara dan wilayah di sepanjang "Belt and Road" seperti Laos dan Thailand. Permintaan arus penumpang kuat, dan peran "Golden Channel/Jalur Emas" menjadi semakin nyata.
Laos bahkan dengan cepat mulai lagi proyek pembangunan jalur kereta Vientiane-Khammuong-Vung Ang (Pelabuhan Laut Vietnam bagian tengah).

Sumber: news.cn
Sejak pembukaan dan pengoperasian Kereta Api Tiongkok-Laos, Laos yang merupakan negara daratan tanpa pelabuhan laut, telah memperoleh keuntungan ekonomi yang cukup besar dengan memanfaatkan Koridor Ekonomi Semenanjung Indochina.
Dengan memanfaatkan pada kesempatan emas ini, Laos mengambil alih sebuah pelabuhan di Vietnam pada tahun 2023 dan merilis berita bahwa mereka berencana untuk membangun rel kereta api standar di negara tersebut, namun hal ini tidak memiliki dampak merugikan pada negara-negara tetangga dan Tiongkok.
Namun, perbincangan internasional tentang proyek perkeretaapian ini tetap tinggi, bahkan "American Time Magazine" memprediksi nilai Rel Tiongkok-Laos nilainya akan naik berlipat ganda dalam sekejap setelah dibukanya perkeretaapian tersebut.
Ini telah menjadi salah satu koridor lalu lintas terpenting di dunia, dan situasi di Asia Tengah dan Selatan akan berubah total sejak saat itu. Status Tiongkok di Asia juga akan lebih hangat diperbincangkan.
Pelabuhan Laut Vung Ang dan Pelabuhan Darat Khammuong

Sumber: new.qq.com
Jika ingin memahami Jalur Kereta Api Vietiane-Khammuong (Laos)-Vung Ang (Vietnam) selanjutkan disebut jalur Vientiane-Vung Ang, Pelabuhan Vung Ang pasti akan menjadi topik yang tidak bisa dihindari. Pelabuhan Vung Ang terletak di bagian tengah Vietnam, sedang Provinsi Ha Tinh di Laos merupakan yang terdekat dengan Samudra Pasifik, meskipun terpisahkan dengan wilayah Vietnam.
Dari perspektif lingkungan geografis bagi Laos sebagai negara daratan, pelut Vung Ang, Vietnam dianggap sebagai pintu gerbang impor dan ekspor Laos yang terletak di bagian tengah Vietnam dan untuk bagian timur laut pintu gerbangnya adalah Thailand.
Sebelumnya, Laos berpartisipasi dalam investasi 20% saham di sini untuk mendapatkan PelabuhanVung Ang. Kemudian, sebagai tanggapan atas permintaan terus menerus dari pemerintah Laos, terutama dengan dukungan Kereta Api Tiongkok-Laos, pemerintah Vietnam akhirnya setuju meningkatkan kepemilikan saham Laos di Pelabuhan Vung Ang dari 20% menjadi 60% secara resmi menjadi pemegang saham pengendali (mayoritas).
Pada Juli 2022, Laos mengambil alih pengoperasian dan pengelolaan PelabuhanVung Ang. Laos menginvestasikan 300 juta dolar AS untuk meningkatkan dermaga Pelabuhan Vung Ang No.1 dan No.2, dan dermaga No.3 yang baru dibangun. Diperkirakan pada tahun 2030 , volume kargo curah yang ditangani oleh pelabuhan ini akan ada peningkatan tajam dari saat ini 3 juta ton menjadi lebih dari 20 juta ton.
Pada saat yang sama, untuk memanfaatkan pelabuhan yang diperoleh dengan susah payah ini dengan lebih baik, pemerintah Laos juga telah membentuk usaha patungan dengan perusahaan lokal.
Kargo utama di Pelabuhan Vung Ang adalah kayu, potasium (kalium), gypsum, bijih besi dan batu bara, di antaranya potasium adalah komoditi yang paling penting, dan sumber potasium ini berasal dari perusahaan yang didanai Tiongkok yang berinvestasi dan mendirikan pabrik di Laos, perusahaan ini adalah Jiaoya Potassium International.
Jiaoya Potassium International adalah perusahaan yang berfokus pada penambangan kalium, memproduksi dan melakukan penjualan pupuk kalium.
Basis produksi sumber daya Jiaoya Potassium International terletak di Kabupaten Thaqu, Provinsi Khammuang, Laos, 180 kilometer jauhnya dari PelabuhanVung Ang.
Pada 24 Maret 2023, perusahaan induk Jiaoya Potassium International dan pemerintah Laos mengadakan upacara penandatanganan proyek di Vientiane untuk "Smart Circular Industrial Park of Potassium International Khammuong Province"
Taman industri non-kalium dan kota sub-kalium menempati area seluas sekitar 2.000 hektar dan total investasi diharapkan mencapai 4,31 miliar dolar AS, dapat dikatakan bahwa Laos bertekad untuk meningkatkan modal dan berbagi serta mengambil alih Pelabuhan Vung Ang karena perusahaan Tiongkok ini.
Menurut rencana, Jiaoya Potassium International akan memperluas kapasitas penambangannya menjadi 5 juta ton pada tahun 2025 dan menjadi sumber pasokan terbesar bagi PelabuhanVung Ang.
Pada saat yang sama, bagi Laos menjadi sponsor jangka panjang, dan juga sangat penting bagi pembangunan ekonomi lokal.
Untuk melayani permintaan pasar yang diwakili oleh Jiaoya Potassium International, perlu dibangun infrastruktur pendukung logistik di Laos, dan Pelut Vung Ang, Vietnam
Karena itu, Laos telah membuat perencanaan di Pelabuhan Darat Khammuong di Kabupaten Thakqu, Provinsi Khammuong. Pelabuhan ini memiliki lokasi dan kondisi lalu lintas yang baik, dan merupakan salah satu pusat organisasi transportasi darat terbesar di negara ini yang ingin dibangun oleh Laos.
Pada 28 Januari tahun ini, pemerintah Laos dan Thaqu Dry Port Co. Ltd. menandatangani perjanjian waralaba selama 30 tahun untuk Proyek Pelabuhan Darat Thaqu.
Modal investasi awal Thaqu Port Co. Ltd. adalah sekitar RMB 6400 triliun yuan, dan Perusahaan Layanan Barang Transit Lintas Negara milik negara Laos memegang 30% saham.
Perusahaan swasta lainnya memegang 70% saham, di antaranya Mekong Large Logistics Co., Ltd. memegang 52,5%, International Logistics Co. Ltd. memegang 10,5%, dan Speed International Sports Co., Ltd. memegang 7%.
Perlu dicatat bahwa Pelabuhan Darat Khammuong terletak di Zona Ekonomi Khusus Pucho Laos, yang meliputi area seluas 48,5 kilometer persegi.
Ini adalah zona ekonomi khusus terbesar di Laos dan langsung di bawah yurisdiksi Kantor Perdana Menteri Laos. Benchmarking Zona Ekonomi Khusus Puqiao terhadap Shenzhen adalah proyek penting di bawah "Perjanjian tentang Konfirmasi dan Bersama-sama Mempromosikan Putaran Kedua Proyek Utama Kapasitas Produksi dan Kerjasama Investas (Agreement on Confirming and Jointly Promoting the Second Round of Key Projects of Production Capacity and Investment Cooperation)" antara pemerintah Tiongkok dan Laos pada April 2019.
Setelah membahas tentang Pelut Vung Ang, Pelabuhan Darat Khammuong, dan Pelabuhan Darat Thanaleng Vientiane, seharusnya kita dapat mendapati bahwa ketiga pelabuhan di peta membentuk struktur tiga titik dan satu garis.
Oleh karena itu, sangat penting untuk membangun jalur kereta api untuk menghubungkan ketiga pelabuhan tersebut, dan jalur kereta api ini merupakan jalur kereta api universal.

Sumber: zgmh.net
Jalur Vientiane-Vung Ang merujuk jalur Vientiane ke Pelut Vung Ang. Jalur Kereta Api ini dimulai dari Vientiane, ibu kota Laos, dan bertemu/terhubung dengan Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos, yang menelusuri sepanjang tepian Sungai Mekong ke Pelabuhan Darat Khammuon, lalu pergi timur melalui Nakhon Phanom, dan akhirnya tiba di Pelabuhan Vung Ang di Vietnam.
Rel kereta api, yang diperkirakan menelan biaya US$5 miliar, adalah jalur yang diusulkan yang disetujui oleh pemerintah Laos dan Vietnam untuk dikembangkan bersama. Ini akan memberikan akses Laos yang terkurung daratan ke pelabuhan laut dalam - Vung Ang, yang paling dekat dengan Vientiane.
Chanthone Sitthixay, ketua dewan direksi Lao Petroleum Trading Public Company (PetroTrade), baru-baru ini mengatakan kepada ketua Majelis Nasional, Dr. Saisompon Phongvihan, bahwa studi kelayakan untuk rel kereta api sepanjang 554 kilometer telah selesai.
Kereta api tersebut merupakan bagian dari proyek LLL (proyek Vientiane-Vung Ang) Laos Logistics Chain, yang PetroTrade, anak perusahaan dari PTL Holdings Ltd, telah diberikan izin untuk dikembangkan bekerja sama dengan pemerintah Laos dan Vietnam.
Pengembang Laos akan menyerahkan hasil studi kelayakan untuk jalur kereta api yang melewati Laos kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Transportasi untuk disetujui. Studi ini diharapkan akan selesai pada bulan Juni dan kemudian akan diserahkan ke Majelis Nasional Vietnam untuk disetujui pada pertengahan tahun ini.
Pelabuhan Vung Ang merupakan mata rantai penting dalam Proyek Rantai Logistik Laos (LLL), yang bertujuan untuk memenuhi permintaan barang yang terus meningkat di Laos dengan mengembangkan dan mengoperasikan pelabuhan bersama dengan Vietnam. Badan konsultasi pasar memperkirakan bahwa pada tahun 2030, muatan kargo Pelabuhan Vung Ang akan meningkat dari 3 juta ton saat ini menjadi lebih dari 20 juta ton.
Untuk memanfaatkan peluang bisnis potensial ini, Laos dan Vietnam berencana untuk menginvestasikan 300 juta dolar AS untuk meningkatkan infrastruktur dan peralatan mekanis Pelabuhan Vung Ang No. 1 dan No. 2, dan membangun dermaga No.3 Pelabuhan tersebut berjarak sekitar 145 kilometer dari pelabuhan perbatasan darat antara Laos dan Vietnam, dan berlokasi strategis sebagai pusat transportasi laut-darat antara Vietnam tengah, Laos tengah, dan timur laut Thailand.
Pengiriman kargo dari wilayah Isaan di Thailand ke pasar Asia yang lebih besar sepertiTiongkok, Korea, Jepang, dan Hong Kong melalui pelabuhan merupakan pilihan yang hemat biaya. Pada saat yang sama, barang masuk yang ditujukan untuk pasar Asia Tenggara juga akan menikmati penanganan yang lebih efisien.
Sementara itu, menurut Vientiane Times, Kereta Api Vientiane-Vung Ang juga akan terhubung dengan Kereta Api Tiongkok-Laos, dan kemudian ke jaringan kereta api yang saling berhubungan yang dapat menjangkau pasar Eropa.
Standar Rel
Pelabuhan Vietnam yang terbuka untuk Laos menggunakan standar Tiongkok untuk jalur penghubung. AS mengirim delegasi bisnis terbesar dalam sejarah untuk berkunjung, tetapi masih belum mampu memenangkan Vietnam ke kubu AS.
Pada akhir Februari tahun ini, raksasa konstruksi Vietnam Grup Dashan mengumumkan bahwa mereka telah membentuk usaha patungan dengan Lao Petroleum Trading Company untuk membangun rel kereta api. Kereta api sepanjang 554,7 kilometer menghubungkan Vientiane, ibu kota Laos, dan Pelabuhan Vung Ang di Vietnam. Menggunakan ukuran standar yang sama dengan Tiongkok yang akhirnya akan terhubung ke Kereta Api Tiongkok-Laos.
Proyek mengadopsi ukuran rel standar 1435mm dan kecepatan 150 kilometer per jam, total investasi diharapkan menjadi 6,35 miliar dolar AS saat ini, studi kelayakan bagian Laos dari jalur ini telah selesai, dan konstruksi direncanakan untuk dimulai Juni 2030. Studi kelayakan seksi Vietnam diharapkan disetujui pada September 2023, konstruksi akan dimulai akhir 2023.
Jika proyek berjalan lancar, Kereta Api Vientiane-Vung Ang diharapkan akan selesai dan dioperasikan dari tahun 2026 hingga 2027. Mirip dengan pembangunan PelabuhanVung Ang, pemerintah Laos dan perusahaan lokal Laos berencana mengelola perusahaan patungan untuk membangun bagian kereta api Laos. Pada saat yang sama, perusahaan ini juga akan bekerjasama dengan Vietnam untuk bersama-sama mengembangkan bagian Vietnam dari Kereta Api Vientiane-Vung Ang.
Dampak Geotstrategi Bagi Tiongkok

Dari gambaran di atas, kita dapat dengan mudah melihat bahwa jalur Kereta Api Vientiane-Vung Ang sangat penting, tetapi di manakah pengaruhnya terhadap Tiongkok?
Setelah jalur Kereta Api Vientiane-Vung Ang selesai, kita akan menemukan bahwa itu terhubung dengan Kereta Api Tiongkok-Laos dan Koridor Baru Darat-Laut Barat secara seri untuk membentuk saluran transportasi loop tertutup. Dalam saluran loop tertutup ini, jaringan kereta api terhubung di bagian tengah dan utara Laos dan bagian tengah dan utara Vietnam pada dasarnya terbentuk. Adapun spesifikasi rel kereta api di Vietnam yang berbeda, masalahnya sebenarnya tidak mempengaruhi saluran loop tertutup ini.
Faktanya, sekitar 395 kilometer dari total jarak tempuh 2.700 kilometer kereta api Vietnam semuanya berada di atas Hanoi, Vietnam. Dua set-gauge/pengukuran dan satu quasi-gauge yang disebut set-gauge adalah menambahkan rel berdasarkan meter-gauge untuk membentuk rel campuran-gauge dengan meter-gauge dan quasi-gauge, yaitu umumnya dikenal sebagai kereta api tiga jalur atau Kereta api pengukur campuran dengan pengukur meteran dan pengukur kuasi, juga dikenal sebagai kereta api tiga pengukuran.
Untuk itu, Tiongkok dan Vietnam mengeluarkan "Pernyataan Bersama" pada tahun 2022. Temanya adalah untuk mempromosikan rencana docking kereta api antara Vietnam dan Tiongkok. Oleh karena itu, selama "Pernyataan Bersama" dilaksanakan, jalur di utara Hanoi, Vietnam akan terhubung sepenuhnya.
Dengan cara ini, ukuran jaringan di Laos tengah dan utara dan Vietnam utara akan dibentuk, pada saat itu, ukuran standar dari Hanoi ke Vientiane dan ukuran standar dari Laos ke Kamboja juga akan diatur sesuai, dan jalur kereta api di seluruh Semenanjung Indochina akan terhubung sepenuhnya. Baca juga:
Jalur Kereta Api Myanmar-Tiongkok Tersambung dan Pengaruh Bagi Geopolitik Ekonomi Tiongkok
Rencana Kereta Api Trans-Asia yang diusulkan pada tahun 1950-an juga akan secara resmi direalisasikan dengan dibukanya Kereta Api Vientiane-Vung Ang, yang berarti bahwa standar kereta api, teknologi, lokomotif, pemeliharaan, komunikasi, dan rantai industri Tiongkok lainnya dapat diekspor di Asia Tenggara dengan leluasa. Signifikansi penting lainnya dari menghubungkan Tiongkok, Laos, dan Vietnam adalah membuka saluran laut baru untuk Tiongkok.
Kereta apir Tiongkok-Laos dari Kunming Tiongkok, bisa menuju Pelabuhan Ho Chi Minh di Vietnam di jalur timur, Pelabuhan Bangkok di Thailand di jalur tengah, dan Pelabuhan Yangon di Myanmar di jalur barat. Dibandingkan dengan jalur laut dari Pelabuhan Fangcheng di Guangxi, Tiongkok masing-masing dapat menghemat 1598 kilometer dan 2184 kilometer, 3.926 kilometer, sehingga mengurangi biaya transportasi sebesar 58 yuan, 75 yuan, dan 211 yuan per ton barang.
Diantaranya, Pelabuhan laut Kyaukpyu di Myanmar adalah yang paling penting dan menguntungkan bagi Tiongkok, dibandingkan dengan Pelabuhan Yangon yang padat dan hanya dapat menampung kapal berbobot 10.000 ton.
Pelut Kyaukpyu ini merupakan tempat berlindung dari badai yang langka. Kedalaman air alami Pelabuhan Kyaukpyu sekitar 24 meter, yang bisa parkir/ditambat 250.000 ton-kapal penumpang dan kargo berbobot 300.000 ton merupakan jalan keluar yang sangat baik bagi Tiongkok untuk menghindari melewati Selat Malaka untuk menuju Samudra Hindia.

Tiongkok mulai mencari kerja sama dalam pengembangan pelabuhan laut dalam di sini lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Setelah kerja keras bertahun-tahun, konsorsium yang dibentuk oleh perusahaan pusat CITIC Group memenangkan tender untuk proyek kawasan industri dan pelabuhan laut dalam di Zona Ekonomi Khusus Pelabuhan Kyaukpyu pada tahun 2015, dengan total investasi 9,5 miliar dolar AS, di mana pelabuhan sebanyak 10 tempat berlabuh (dermaga) dirancang, dengan keluaran tahunan 1,8 juta ton kargo curah dan 4,9 juta ton peti kemas standar, dengan total investasi sebesar 7,3 miliar dolar AS.
Perusahaan patungan Tiongkok-Myanmar telah diberikan periode waralaba (kontrak sewa) setidaknya 50 tahun, dan sejumlah besar personel Tiongkok telah menetap disana, dan seluruh perusahaan berjalan lancar.
Proyek ini sangat penting bagi Tiongkok, perlu diketahui selama ini bahwa 80% impor minyak Tiongkok, 23% impor gas alamnya, dan sekitar setengah dari barang impornya melewati jalur sempit dan padat Selat Malaka.
Setelah selesainya pelabuhan laut dalam Pelabuhan Kyaukpyu, Tiongkok akan dapat mengalihkan sebagian barang impor dan ekspornya dari sana untuk mengurangi ketergantungannya pada Selat Malaka.
Selain itu, dibandingkan dengan pengangkutan ke pelabuhan pesisir tenggara, Tiongkok dapat menghemat 5.000 kilometer perjalanan dan waktu sekitar satu minggu, serta meningkatkan daya saing ekspor manufaktur Tiongkok di pasar internasionl yang setiap waktu berubah dengan cepat.
Pada saat yang sama, dengan tehubungnya jalur kereta Tiongkok-Laos dan Vientiane-Vung Ang akan sangat mengurangi harga transportasi produk mineral curah di Laos, membuat total biaya ekspor Tambang Potsah/Kalium dan pupuk kalium Khammoung menjadi lebih kompetitif dan dapat memperbesar pasarnya di Asia Tenggara.
Selain itu bagi Tiongkok jalur kereta api di Senanjung Indochina dapat mengurangi tekanan yang dilakukan oleh AS dan Barat di Selat Malaka, Laut Tiongkok Selatan.
Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri
http://www.news.cn/world/2023-02/01/c_1129328219.htm
https://finance.sina.com.cn/china/gncj/2022-12-05/doc-imqqsmrp8584033.shtml
http://zgmh.net/Article_show.aspx?chid=4&id=45261
https://new.qq.com/rain/a/20230407A07Z9P00
https://www.163.com/dy/article/H8A875K70512DAHC.html
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI