Beberapa analis media percaya bahwa perang Rusia-Ukraina telah menjadi perang AI (Artificial Intelligence), sebagai perang AI pertama dalam sejarah umat manusia. Perang Rusia-Ukraina terlihat di permukaan adalah tentara Rusia melawan tentara Ukraina, tetapi pada kenyataannya, AS telah berpartisipasi langsung dalam perang ini dengan tanpa mengirim tentara, jika tidak, tentara Ukraina tidak dapat bertempur begitu sengit dengan tentara Rusia dalam pertempuran yang sudah berlangsung hampir sebulan.
Menurut perhitungan sebelum perang, tentara Rusia dapat merebut Kyiv dalam waktu 100 jam. Pada 17 Januari, komentator Rusia Budzinski mengatakan dia memperkirakan Ukraina hanya akan bisa melawan dengan perang "terbatas" dan Rusia akan menang dengan cepat melalui "serangan udara yang menghancurkan." "Tidak akan lagi diperllukan pasukan tank".
Tetapi kenyataannya setelah perang Rusia-Ukraina pecah dan telah berlangsung selama hampir sebulan, ternyata tentara Ukraina masih mampu bertempur melawan.
Dalam hal ini dikarenakan ada sosok Amerika di balik perang  ini. Beberapa analis percaya bahwa sistem AI Amerika telah mulai memantau militer Rusia sebelum pecahnya perang. AS telah memasukkan data satelit, data drone, dan berbagai data intelijen lainnya ke dalam sistem AI.
Menurut hasil analisa akhir diperkirakan tentara Rusia pasti akan bertarung, karena analisis sistem AI, penempatan tank tentara Rusia, transfer personel, terutama cadangan bahan bakar, amunisi, dan perbekalan lainnya. Menurut perhitungan kuantitas bukan untuk yang dibutuhkan untuk latihan, tetapi cadangan untuk pertempuran besar.
Beberapa analis bahkan percaya bahwa sistem komando dan komunikasi tentara Ukraina sekarang dikendalikan oleh militer AS dan dikendalikan oleh sistem AI Amerika. Intelijen yang terdeteksi oleh satelit AS, pesawat peringatan dini, drone, dan intelijen medan perang di seluruh Ukraina dimasukkan ke dalam sistem AI untuk dianalisis.
Kemudian, sistem AI akan memberikan laporan analisis, kemana tentara Rusia akan bergerak, tindakan apa yang mungkin dilakukan ke arah itu, dan sebagainya. Laporan analisis intelijen akan dikirim ke pusat intelijen militer AS dan akhirnya dikirim ke komando militer Ukraina. Oleh karena itu, tentara Ukraina memiliki banyak kendali atas dinamika tentara Rusia, yang menjadi salah satu alasan mengapa tentara Ukraina dapat bertahan sampai sekarang dan tidak runtuh.
Pada saat yang sama, militer AS dapat menghitung melalui sistem AI bahwa dalam dua minggu pertama pertempuran, tentara Rusia akan terbunuh 2.000 orang dan dilukai 6.000 orang. Faktanya, sistem AI adalah sistem kecerdasan buatan.
Sistem AI dapat mensimulasikan kesadaran dan pemikiran manusia, dan dapat berpikir sesuai dengan pengaturan manusia, terutama dalam pengenalan dan pemrosesan bahasa dan gambar, teknologi AI memiliki keunggulan unik. Oleh karena itu, di bidang intelijen, pengambilan keputusan, dan integrasi tempur, teknologi AI banyak digunakan.
"Bagaimana kita bisa meramalkan perang? Hanya ada satu jawaban, dan itu adalah algoritme," kata Jack Shanahan, komandan strategis kecerdasan buatan Pentagon dan direktur Pusat Kecerdasan Buatan Gabungan AS. "Jika satu sisi memiliki mesin dan algoritme, dan pihak lain tidak, maka yang terakhir akan menghadapi perang berisiko tinggi yang tak terkira."