teknologi unggul yang sedang maju pesat.
Kasus Meng Wanzhou CFO Huawei adalah keempat kalinya AS menangkapi eksekutif puncak dari sebuah perusahaan yang memilikiKeempat kasus ini juga membuktikan bahwa salah satu fitur yang menonjol dari politik AS yang sangat kuat atas intervensi para billioner, yang memanfaatkan negara untuk menekan kompetitor bisnisnya.
Dari keempat kasus tersebut tiga kasus pertama berakhir dengan dikuasainya perusahaan dan teknologi  yang bersangkutan oleh perusahaan AS.
Pertama, tahun 1982 CEO Toshiba ditangkap di AS, dengan tuduhan menjual produk ke Russia padahal bagi perusahaan Jepang adalah hal biasa menjual barang ke Russia. Â Kemudian yang bersangkutan dibebaskan setelah menyerahkan teknologi semi konduktor ke Intel AS.
Kedua, tahun 1990 Carlos Ghosn CEO Nissan ditangkap karena menjual barang ke Warsawa (saat itu masih Soviet) dan dibebaskan setelah membuka data teknologinya ke GM-AS.
Ketiga, tahun 2013, Frederico Pierruci, CEO Alstom, ditangkap FBI di bandara New York karena dituduh merebut proyek GE di Indonesia secara curang, kemudian dibebaskan setelah bersedia menjual dengan murah perusahaannya di AS termasuk juga teknologinya ke GE AS. Baca:
Apakah Huawei Akan Tumbang Melawan Tekanan Pesaing yang Didukung AS?
Kelihaian AS Mengakuisisi Alstom "Gratis" dan Kini Giliran Huawei
Keempat, adalah Meng yang dituduh melakukan transaksi bisnis dengan Iran , Padahal Huawei bukan perusahaan AS dan Tiongkok tidak ikut menjatuhkan sanksi dan embargo kepada Iran.
Ditangkapnya Meng Wanzhou CFO Huawei ini terkait dengan teknologi 5G yang saat ini dikuasai dan dikembangkan Huawei.
Kemudian diikuti TikTok yang ditekan Trump yang menurut berapa sumber atas permintaan Mark Zueckerberg. Â TikTok dipaksa untuk "menjual" teknologinya ke Microsoft dengan harga yang sangat murah.