Nasib suatu negara akan hancur jika penguasanya mengambil beberapa langkah kunci dan kebijakan yang salah. Terlalu banyak kasus salah langkah akan menyebabkan kebencian abadi antar anak bangsanya.Â
Dalam satu negara agama yang berbeda dan peradaban yang berbeda harus hidup berdampingan, dan kita harus menekankan dialog dan saling belajar di antara peradaban yang berbeda.
Bung Karno dalam pidato di Hari Pahlawan 10 November 1961 pernah berkata: "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah... Perjuanganmu akan lebih  sulit karena melawan bangsamu sendiri..." Tampaknya beliau beranggapan setelah penjajah pergi, bangsa Indonesia akan dihadapkan pada berbagai masalah. Utamanya soal persatuan. Berbagai cobaan dan masalah mulai dari masalah sosial, masalah ekonomi, dan berbagai masalah lainnya, akan menguji persatuan bangsa. Perbedaan-perbedaan yang ada bisa membuat rakyat terpecah belah dan saling berperang.
Kembali dengan masalah dis-intergrasi Yugoslavia, bekas negara federasi yang terletak di bagian barat-tengah Semenanjung Balkan. Yang berdiri dari tahun 1929 hingga 2003.
Yugoslavia Pertama
Setelah Perang Balkan tahun 1912--13 mengakhiri kekuasaan Utsmaniyah di Semenanjung Balkan dan Austria-Hongaria dikalahkan dalam Perang Dunia I, Konferensi Perdamaian Paris menyusun pola baru batas-batas negara di Balkan.
Penerima manfaat utama di sana adalah Kerajaan Serbia, Kroasia, dan Slovenia yang baru dibentuk, yang terdiri dari bekas kerajaan Serbia dan Montenegro (termasuk Macedonia yang dikuasai Serbia), serta Kroasia, Bosnia dan Herzegovina, wilayah Austria di Dalmatia dan Slovenia, dan tanah Hongaria di utara Sungai Danube.
Setelah satu dekade perjuangan partai yang sengit, Raja Alexander I pada tahun 1929 membentuk majelis, mendeklarasikan kediktatoran kerajaan, dan mengubah nama negara menjadi Yugoslavia. Wilayah bersejarah digantikan oleh sembilan prefektur (banovine), semua dirancang dengan sengaja untuk memotong garis wilayah tradisional. Tak satu pun dari upaya ini mendamaikan pandangan yang bertentangan tentang sifat negara, sampai pada tahun 1939 para pemimpin Kroasia dan Serbia merundingkan pembentukan prefektur baru yang menyatukan wilayah Kroasia di bawah otoritas tunggal dengan ukuran otonomi.
Pecahnya P.D II dan invasi Jerman pada April 1941, maka "Yugoslavia pertama" terakhiri.
Yugoslavia Kedua