Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tiongkok Membangun Jalur Sutra Baru Atau Jalur Kehidupan Ketiga

22 Februari 2021   19:55 Diperbarui: 22 Februari 2021   20:01 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: porteconomicsmanagement.org

Seperti yang kita sama-sama ketahui, pembangunan ekonomi tidak terlepas dari pembanguan infrastuktur dan transportasi, jika perkembangan ekonomi suatu negara sangat baik maka kondisi transportasi biasanya juga sangat nyaman. Sehingga status transportasi di suatu negara masih sangat penting. Bahkan ada filosofi orang Tiongkok kuno yang mengatakan, mau kaya bangunlah jalan.

Maka dari itu orang Tiongkok sejak dari nenek moyangnya telah menyadari semua sumber daya yang dibutuhkan untuk perkembangan ekonominya yang pesat juga masuk ke alur pemikiran ini, oleh karena itu jalur atau jalan sangat penting bagi Tiongkok dan itu sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi negara dan keamanan pertahanan nasional. (Tampaknya ini sejalan dengan apa yang dijalankan oleh pemerintahan Jokowi sekarang).

Selama ini kita mengenal "jalur kehidupan maritim" Tiongkok, dan negara-negara Barat dan AS serta Jepang negara yang menganggap pesaing Tiongkok telah berupaya memhambat "jalur kehidupan maritim" ini untuk menghambat dan mencegah perkembangan pesat Tiongkok, dan melakukan segala kemungkinan untuk memblokir "jalur kehidupan maritim" Tiongkok ini.

Sementara Tiongkok, AS, Jepang, dan negara-negara lain selalu berupaya untuk beradu kecerdasan dan keberanian di sekitar "jalur kehidupan" ini. Dilain pihak Tiongkok juga terus-menerus berupaya membuka rute baru dengan membuka "jalur kehidupan" kedua dari Samudra Arktik ke Eropa, namun meskipun faktor cuaca yang sangat dingin dan ekstrim sangat menyulitkan kapal yang melintas tetap mereka upayakan, maka dari itu Selat Malaka merupakan jalur navigasi yang penting dan yang paling ideal bagi Tiongkok.

Kita semua menyadari status pentingnya jalur Selat Malaka yang menghubungkan Tiongkok ke Afrika dan Eropa yang berperan penting dalam mendorong pembangunan ekonomi Tiongkok.

Jika Tiongkok kehilangan jalur ini, perkembangan ekonomi Tiongkok akan terpukul keras, maka dari itu Tiongkok berupaya  keras untuk menemukan jalur baru lainnya, yang juga dikenal sebagai "jalur kehidupan ketiga Tiongkok".

Sebelum ini India telah menikmati satu area keunggulan strategis atas Tiongkok selama bertahun-tahun: industri Tiongkok bergantung pada rute pengiriman yang mengirim barang dan minyak melalui Selat Malaka antara Malaysia dan Indonesia. Jalur air yang sempit ini adalah titik tersedak yang sempurna. Posisi alami India di Samudra Hindia, dengan kemampuan pangkalan di Kepulauan Andaman dan Nicobar di mulut selat, akan memungkinkan angkatan lautnya untuk memotongnya jika terjadi krisis atau perang. Tetapi kini Tiongkok semakin dapat secara harfiah, mengatasi ini.

Dengan ketegangan yang semakin tinggi antara kedua negara, ancaman ini dipahami dengan baik oleh para analis angkatan laut. Berbicara kepada podcast Tac Ops pada 5 Juli, penulis angkatan laut terkenal dan pencipta seri game perang Harpoon, Larry Bond, mengatakan bahwa Tiongkok memiliki keprihatinan nyata bahwa India dapat menutup Selat tersebut. "Jika India ingin memutuskan perdagangan dengan Tiongkok, yang harus mereka lakukan adalah memarkir banyak kapal di Selat Malaka. Dan hanya itu, tidak ada lagi yang bisa melewatinya."

Secara historis, sebagian besar impor minyak Tiongkok, dari Teluk Persia, Venezuela, dan Angola, melalui jalur ini. Namun, Tiongkok melakukan tindakan yang dapat membuat upaya India untuk memblokir selat tidak efektif.

Sebagai bagian dari 'Belt and Road  Initiative (OBOR)', mereka membangun pelabuhan baru Gwadar di Pakistan. Dan pembukaan Rute Laut Utara di Kutub Utara dapat menciptakan 'Jalur Sutra Kutub.' Keduanya menawarkan jalan keluar untuk mengatasi kerentanan Malaka.

Tetapi Gwadar sendiri bisa jadi rentan terhadap serangan AU India. Tapi itu menambah risiko politik dan militer karena berada di wilayah negara ketiga. Upaya memblokir pelabuhan, seperti Selat Malaka, juga bisa dipertimbangkan. Tapi ini akan menarik aset AL India dari Selat Malaka dan misi lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun