Pukul 11:50, awak kapal No.389 yang telah diamauk api mendarat di Pulau Chenhang dengan bantuan nelayan dan milisi. Saat ini, satu setengah jam telah berlalu sejak pertempuran dimulai. Kapten Xiao De'wan memerintahkan evakuasi kapal No. 389 tersebut. Para prajurit mencari sisa-sisa tentara yang terluka dan menjadi korban.
Xiao De'wan yang berdiri di tepi pantai menyaksikan kapalnya terbakar, tidak dapat mengatakan sepatah kata pun. Meskipun kapal Vietsel No. 16 sekali lagi mundur dari medan perang, kapal Vietsel  No. 5 masih melindungi kapal Vietsel No. 4 untuk pergi dari medan perang, tetapi pertempuran laut masih jauh dari selesai.
Masih ada kapal Vietsel No. 16 yang sedang bertempur di laut. Untuk mencegah kapal Vietsel No. 10 meloloskan diri, formasi maritim Tiongkok dengan sibuk mempersiapkan roket untuk bom air dalam, yang akan siap untuk menenggelamkan kapal Vietsel No. 10 "Ngat Tao".
Penggunaan model bom roket air dalam sebenarnya adalah keputusan terakhir Wei Mingsen karena terpaksa. Bom jenis ini senbenarnya untuk mengebom kapal selam, pertama kali digunakan untuk menyerang kapal yang jaraknya begitu dekat tidak diragukan lagi adalah suatu pertarungan terakhir.
Alasan penting Wei Mingsen memutuskan untuk menggunakan bom roket ini adalah untuk memperjuangkan waktu. Meskipun ketiga kapal Vietnam Selatan kini telah meninggalkan medan perang, jika saat ini mereka tidak dapat menyerang dengan cepat dan menenggelamkan kapal Vietnam Selatan No. 10, kapal perang Vietnam Selatan jika mengetahui bahwa efektivitas tempur kapal Tiongkok sudah lemah, maka ketiga kapal Vietnam Selatan diyakini pasti akan kembali menyerang kapal Tiongkok.
Pada saat itu, kapal pemburu kapal selam No. 274  yang jaraknya paling dekat   amunisi artileri utama sudah habis semuanya ditembakkan. Meskipun kapal No. 271, 396 hanya menderita luka ringan, artileri utama dari kapal No. 271 kapal yang tumpangi Wei Mingsen juga mengalami kegagalan hanya 20 menit setelah pertempuran baru mulai, dan amunisi kapal penyapu ranjau Tiongkok No. 396 juga sebagian besar amunisinya telah habis dipakai, jika kapal perang Vietnam Selatan kembali lagi ke medan perang, akibatnya akan menjadi bencana.
Wei Mingsen dengan tegas memerintahkan penggunaan bom roket air dalam untuk menyerang dan menenggelamkan kapal Vietsel No. 10.
Tapi ada situasi lain, jika Tiongkok bisa memberikan pukulan telak saat itu, maka kapal perang Vietnam Selatan tidak akan kembali.
Kita dapat melihat dari gambar situasi pertempuran laut yang terekam dalam ingatan Ha Van Ngac bahwa kapal Vietsel No. 5 dan No. 4 didorong keluar dari medan perang ke tenggara, dan kemudian berlayar keluar dari medan perang ke barat.
Alasan Ha Van Ngac ingin melarikan diri dengan cepat adalah karena dia melihat di teleskop bahwa formasi armada Tiongkok dilengkapi dengan rudal "Styx", Tiongkok memiliki rudal Styx pada tahun 1974, tetapi sebenarnya formasi 281 tidak terjadi pada saat itu.