Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Militer AS Ditarik dari Suriah Bisakah Suriah Menjadi Damai?

6 Februari 2019   21:27 Diperbarui: 6 Februari 2019   21:30 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari Rabu 16 Januari 2019, pasukan AS termasuk di antara yang tewas setelah serangan bom bunuh diri di kota Manbij-Suriah utara yang diklaim dilakukan oleh "ISIS". Mereka ini merupakan kematian terakhir dalam konflik yang tampaknya tak terselesaikan yang dimulai dengan pemberontakan rakyat pada tahun 2011 dan tumbuh menjadi belitan kompleks kekuatan ganda asing.

Presiden Barack Obama mengirim pasukan AS ke Suriah pada 2015 sebagai bagian dari koalisi melawan "ISIS." Tetapi kemudian mengumumkan penarikan pada bulan Desember lalu, Trump menyatakan bahwa AS telah "melakukan kemenangan bersejarah" atas para militan berarti saatnya telah tiba bagi pasukan AS untuk pulang.

Masih ada sekitar 2.000 tentara AS di Suriah, tetapi serangan pada hari Rabu menimbulkan lebih banyak pertanyaan tentang penarikan mereka dari sebuah negara di mana musuh yang diumumkan masih berusaha keras.

Pada 19 desember 2018, Trump mengatakan dia akan menarik pasukan dari Suriah.  "Kami menang melawan ISIS," kata Trump dalam video yang diposting di Twitter pada 19 Desember.

Sumber: twitter.com/realDonaldTrump
Sumber: twitter.com/realDonaldTrump
Pengumuman mendadak itu sangat mengejutkan, sementara presiden tidak memberikan batas waktu yang konkret untuk penarikan, pejabat Departemen Pertahanan mengatakan dia telah memerintahkan untuk menyelesaikannya dalam 30 hari.

Pada 19 Desember 2018, sehari setelah pengumuman itu Menhan AS, James Mattis menyatakan: "Pandangan saya tentang memperlakukan sekutu dengan hormat dan juga menjadi jelas tentang aktor jahat dan pesaing strategis sangat kuat," tulisnya dalam surat pengunduran dirinya.

Pada 26 Desember 2018, Presiden Trump, setelah pertemuan dengan Letnan Jenderal Paul LaCamera, komandan top AS di Irak dan Suriah, setuju untuk memperpanjang penarikan dari 30 hari menjadi empat bulan.

Tapi dalam pidato 10 Januari di Kairo, Menlu AS,  Mike Pompeo berbicara tentang keputusan Presiden Trump baru-baru ini untuk menarik pasukan AS dari Suriah. (Reuters)

Provokasi Israel

Setelah AS mengumumkan akan menarik diri dari Suriah, militer Israel melakukan aksi pemboman terhadap sasaran tentara Iran di Suriah.

Pada 20 dan 21 Januari, Israel melancarkan serangan intensif dari darat dan udara ke wilayah Suriah selama dua hari. Militer Israel juga mengumumkan menyerang target profil tinggi tentara Iran di Suriah dan meminta pemerintah Suriah untuk tidak ikut campur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun