Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah AL-PLA Mengevakuasi Warga Tiongkok dan Asing dari Kemelut Perang Sipil Yaman

5 Mei 2018   14:04 Diperbarui: 5 Mei 2018   14:23 1360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari berbagai sumber seperti tertera dalam foto

Wang Lei kemudian menceritakan: "Mengetahui bahwa tugas mengevakuasi warga Tiongkok perantauan seperti yang disebutkan dalam teks telegram. Saya menangani teks telegram ini secepat mungkin. Saya mengirim konfirmasi tanda terima kepada pengirim telegram dan mengirim teks telegram ke pos komando dan atasan kapal perang.

Pada 26 Maret 2015, gugus tugas pengawalan AL Tiongkok menerima tugas mengevakuasi orang Tiongkok perantauan dan segera melakukan segala macam persiapan berlayar ke tujuan.

Dong Fangliang yang ketika itu sebagai Kapten "Weifang" masih ingat bagaimana keadaan perasaannya ketika berlayar kesana. Dia menceritakan: "Saat itu kami berhenti dengan melego jangkar sambil menunggu di dekat titik A  di sisi timur garis escort jalur pelayaran. Saat itu, kami menerima perintah dari gugus tugas bahwa kami harus menghentikan pengawalan dan bersiap untuk melakukan tugas mengevakuasi warga Tiongkok perantauan. Setelah menerima tugas itu, kami melaju ke barat Teluk Aden dengan kecepatan tinggi."

Para perwira dan tentara di tiga kapal perang telah berlayar di laut selama tiga bulan, tetapi mendengar bahwa warga Tionghoa terjebak dalam peperangan, tidak seorang pun dari mereka mengeluh bahwa itu menyulitkan dan melelahkan.

Menghadapi situasi kritis seperti ini, Gao Jingxin yang merupakan komisaris politik "Linyi" dan Fang Guangqing yang merupakan komisaris politik "Weifang" memobilisasi para perwira dan prajurit di kapal perang dan membuat rencana utama tentang tugas-tugas.

Gao Jingxin menceritakan: "Pada kenyataannya, sesungguhnya semua kru sudah sangat lelah baik fisik maupun psikologis. Tetapi setelah kami menerima tugas itu, saya merasa bahwa semua anggota kru bertekad bulat dan penuh energi. Semua orang percaya diri dalam melakukan tugas itu.

Selama berlayar, kami terutama merevisi dan menyempurnakan rencana awal dan membuat dua latihan inferensi praktis untuk memastikan keamanan kapal perang dan warga perantauan Tiongkok di luar negeri saat akan mengevakuasi mereka.

Memikirkan warga senegaranya yang berada dalam bahaya kapan saja bisa terjadi di Yaman, para perwira dan prajurit di kapal perang sangat cemas. Dengan mendekatnya Pelabuhan Aden, apa yang akan terjadi yang dapat menghentikan laju mereka berlabuh disana.

Di antara mereka, Zhang Guangyao yang saat itu adalah kapten magang dari "Linyi" masih mempunyai kenangan yang segar tentang bagian sejarah itu.

Zhang Guangyao menceritakan: "Meskipun Yaman adalah negara yang berada dalam kekacauan yang disebabkan oleh perang, tetapi kami mengakuinya sebagai negara yang berdaulat. Jadi sebelum memasuki laut teritorial mereka, kami harus berkomunikasi dengan kedutaan kami dan mendapatkan izin dari organisasi maritim setempat. Kami tidak diizinkan memasuki laut teritorial mereka tanpa izin dari organisasi kedaulatan mereka.

Sesuai peraturan yang relevan, ketika pihak Tiongkok meminta izin masuk pelabuhan untuk kapal perang, kami membutuhkan tanda tangan pihak-pihak yang bertanggung jawab dari semua tingkat dari angkatan bersenjata Yaman dan kemudian mentransfernya ke Otoritas Pelabuhan Yaman. Hanya dengan cara ini, gugus tugas AL-PLA Tiongkok baru mendapatkan izin untuk mengemudikan kapal melalui perairan yang berbahaya atau padat dengan ditarik kapal tunda dan memasuki pelabuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun