Akankah sekutu lama AS dan Turki terpecah? Akankah garis pertempuran baru di Timur Tengah berubah? Gara-gara AS mendukung militan Kurdi---Syrian Democratic Forces (SDF/Pasukan Demokratik Suriah).
Belum lama ini, AS mengumumkan akan membangun "Pasukan Keamanan Perbatasan (Border Security Force/BSF)," yang segera mendapat tentangan keras dari Suriah, Rusia, Turki dan Iran.
Dari negara-negara ini Turki yang paling banyak mendapat perhatian dunia. Terlebih lagi setelah Turki melontarkan peringatan keras dan menyalakkan artilieri dari seberang perbatasan Suriah. Turki dikenal sebagai "negara NATO dengan kekuatan militernya terkuat kedua" secara langsung menentang AS yang merupakan pemimpin dari NATO.
Perilaku ini mengejutkan dunia. Jadi, mengapa Turki melakukan ini?
Ini mungkin untuk pertama kalinya kita mendengar sekutu NATO mengancam untuk "menghancurkan pasukan militer yang didukung AS."
Pada 14 Januari, koalisi yang dipimpin oleh AS bersiap untuk membentuk Pasukan Keamanan Perbatasan (BSF) 30.000 tentara yang terutama terdiri dari tentara orang Kurdi.
Kekuatan militer ini akan dideplotasi ke daerah-daerah yang dikuasai oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF/Syrian Democratic Force) di wilayah utara dan timur Suriah, serta daerah sepanjang perbatasan Turki dan Irak dan tepi Sungai Efrat.
Dalam hal ini pemerintah Turki langsung "mengkonsentrasikan pasuka" di perbatasan Suriah. Dalam pidatonya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan: AS datang dari puluhan ribu kilometer jauhnya untuk membentuk tentara bagi mereka sendiri di sini. Dan mereka menyebutnya untuk keamanan perbatasan ini. Keamanan perbatasan apa?
Selain itu, Kementerian Luar Negeri Suriah mengutuk keras koalisi internasional yang dipimpin oleh AS karena secara terbuka melanggar kedaulatan, persatuan, integritas teritorial suriah, dan secara terbuka melanggar hukum internasional.
Pada 20 Januari, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa Turki telah meluncurkan sebuah operasi militer yang menargetkan militan Kurdi di Afrin, Syria, yang diberi kode "Operation Olive Branch."
Presiden Erdogan menyatakan: "Mulai dari barat, kita akan membersihkan koridor ini (dari militan) dengan satu pukulan sekaligus. Operasi Afrin sebenarnya sudah dimulai."