Yang kedua adalah mengirim lebih banyak "bayangan", lebih banyak tentara ke Ukraina timur, dan bahkan menyediakan sejumlah besar tank, kendaraan lapis baja, peralatan, senjata api, dan amunisi. Jadi di medan perang ini, Rusia justru akan meningkatkan dukungannya terhadap militan di bagian timur Ukraina.
Hal diatas ini akan tak terelakkan. Pangamat masih ingat pada tahun 2014, ketika gerilyawan lokal menyerang kantor polisi, gerakan taktis yang mereka lakukan bukanlah gerakan taktis yang dapat dilakukan oleh warga sipil biasa. Mereka menggunakan metode dan senjata yang digunakan tentara, dan formasi tempur bolak-balik. Mereka sepenuhnya menunjukkan kinerja tentara profesional resmi.
Sekarang banyak orang bisa menebak, termasuk Ukraina, yang terus-menerus menuduh Putin benar-benar mengirim sejumlah besar bala bantuan. Jadi pertentangan ini menjadi meningkat yang kemungkinan perselisihan akan semakin meningkat.
Kesepakatan senjata oleh AS ini berhasil mengalihkan perhatian dunia dari Suriah kembali ke Ukraina. Pada kenyataannya, sementara ketika apa yang telah terjadi di Suriah, sebenarnya konflik di Ukraina timur tidak pernah berhenti untuk satu hari sekalipun.
Krisis Ukraina nampaknya merupakan perjuangan antara pasukan militan yang didukung Rusia dan pemerintah Kiev, namun sebenarnya, ini adalah pertarungan antara ekspansi NATO ke timur dan oposisi Rusia terhadap hal itu.
Itu adalah pertarungan "de-Russifikasi" (de-Russification) Barat dan perluasan "Russifikasi" Rusia. Karena itulah, krisis ini diyakini tidak akan terselesaikan dalam waktu pendek.
"Persiapan Untuk Perang Dunia III?" Â
Pada 24 Â Desember 2017, "Daily Express" yang berbasis di Inggris menerbitkan sebuah artikel dengan judul ini, telah menjadi perhatian banyak orang. Hari itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg secara proaktif mengatakan kepada media bahwa kapal selam Rusia semakin aktif di Laut Mediterania dan perairan Lautan Atlantik, dan aktifnya sama seperti pada masa Perang Dingin.
Ini merupakan untuk pertama kalinya mengungkapkan pendapatnya tentang kapal selam Rusia ke media dalam beberapa tahun terakhir.
"Frankfurter Allgemeine Zeitung (FAZ)" dalam sebuah wawancara mengatakan, Jens Stoltenberg mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Rusia telah menginvestasikan sejumlah besar sumber daya untuk membangun angkatan lautnya, terutama armada kapal selamnya, dan antara tahun 2014 hingga sekarang, telah menempatkan 13 kapal selam baru untuk beroperasi.
Tampaknya itu benar. Dimulai sejak krisis Ukraina pada tahun 2014, kapal selam Rusia telah sangat aktif di Laut Baltik, Laut Hitam, dan Laut Mediterania, dan kapal selam penyerang nuklirnya pernah diposisikan diam-diam di dekat Skotlandia. Disana ada sebuah basis kapal selam rudal balistik Inggris di Faslane Bay, Skotlandia barat.