Dapat dikatakan tidak ada senjata murni defensif. Itu tergantung pada apa tujuan pihak yang menggunakan senjata ini. Dan rudal inilah yang digunakan oleh kelompok ekstremis Suriah untuk menyerang konsulat Rusia di Damaskus, jadi meskipun diberi nama senjata defensif, namun senjata ini benar-benar senjata yang sangat mematikan.
Apa yang dunia luar tidak mengerti adalah bahwa pada saat pemerintahan Barack Obama, ketika situasi di Ukraina timur menjadi krisis, AS membatasi diri mengajukan jatah untuk menyediakan peralatan pada pasukan yang terisolasi, untuk kendaraan, alat pengintai, perlengkapan senjata lainnya serta instrumen non senjata lainnya. Jadi, pertimbangan macam apa yang telah dipilih AS untuk memberikan senjata mematikan ke Ukraina pada saat ini?
Pengamat dan analis memperkirkan kali ini terutama berkaitan dengan "National Defense Authorization Act for 2018" (Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional  untuk tahun 2018), tindakan ini menyediakan dukungan kepada negara-negara seperti Ukraina. Sebenarnya, selama pemerintahan Barack Obama, mereka selalu mempertimbangkan untuk menyediakan sistem senjata, termasuk rudal Javelin (anti-tank) ke Ukraina, namun usulan ini banyak ditentang oleh banyak anggota NATO Eropa, sehingga tidak pernah menjual senjata yang mematikan tersebut ke kawasan ini.
Jadi ini berarti kebijakan Trump pada dasarnya sudah ditetapkan. Apa pun 210 sistem anti-tank ini tidak dapat mengubah ketertinggalan militer Ukraina di kawasan ini. Namun lebih mencerminkan kebijakan AS atas Ukraina telah berubah, dan mungkin mendorong sekutu AS untuk meningkatkan penjualan alutsista militer mereka kepada Ukraina termasuk senjata yang mematikan sekalipun. Misalnya, Inggris, Polandia, Hungaria dan negara-negara lainnya, untuk meningkatkan dukungannya kepada Ukraina mengikuti jejak AS.
Salah satu aspek mengapa keadaan perang antara pasukan militer Ukraina dan milisi di wilayah timur Ukraina saat ini menjadi seperti mengalami jalan buntu karena mengalami deadlock antara mereka. Jadi, jika senjata mematikan yang disediakan oleh AS digunakan oleh militer Ukraina, variabel macam apa yang akan membawa situasi perang di Ukraina timur? Pertanyaan ini mengoda para pengamat luar untuk mengetahui lebih lanjut.
Menurut pengamat, pasukan militan di Ukraina timur kira-kira setara kuatnya dengan seluruh militer Ukraina, sekitar 12.000 sampai 180.000 orang. Dan senjata yang mereka gunakan bahkan lebih maju dan mematikan daripada militer Ukraina.
Pasukan militan di bagian timur Ukraina memiliki lebih dari 1.100 tank, kendaraan lapis baja, dan artileri self-propelled. Untuk waktu yang lama, pasukan lapis baja ini telah menimbulkan ancaman bagi militer Ukraina. Pengimporan "sistem Javelin" ini harus dapat meningkatkan kekuatan yang dimiliki militer Ukraina dalam pertarungan mereka dengan militan di Ukraina timur, dan mungkin akan membawa perubahan substansial pada garis pertempuran dalam situasi perang di kawasan ini.
Jadi peran AS dalam isu Ukaina ini bukanlah menjadi mediator, melainkan sebagai pengipas bara api perang.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan bahwa AS memainkan peran penting dalam kudeta di Ukraina beberapa tahun yang lalu, dan sekarang sekali lagi mencoba untuk mendorong negara ini menuju babak baru dalam konflik berdarah. Dia percaya bahwa seruan Rusia dan harapan agar AS menangani masalah Ukraina dengan benar akan sia-sia, karena "kebijakan anti-Rusia mereka (AS) telah menutup mata mereka."
Dengan situasi yang demikian, tindakan pembalasan seperti apa yang akan dilakukan Rusia dalam situasi seperti ini?
Analis melihat Rusia akan melawan di dua medan perang---satu akan diplomatis, dalam hal ini akan mengeluarkan serangkaian pernyataan yang sangat menentangnya atau membuat pernyataan semacam ini. Hal demikian yang selalu dilakukan Rusia.