Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bisakah Rusia dan AS Berbaikan?

8 Januari 2018   19:15 Diperbarui: 8 Januari 2018   19:23 1408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: foto dari yournewswire.com

Melihat kembali pada 2017, Suriah menarik banyak perhatian sebagai ajang kontes Timur Tengah antara AS dan Rusia.

Dan pada akhir tahun 2017, terjadi kembali peristiwa tegang di Ukraina timur yang menjadi berita utama media global. Masalah Ukraina ini,  Rusia menganggap AS telah menginjak "garis merah" Rusia. Jadi, seperti apa "garis merah" ini? Setelah melewati garis merah ini, kontes macam apa yang akan terjadi antara AS dan Rusia? Dan variabel apa yang akan terjadi dengan situasi Ukraina? Hal ini yang telah menjadi pertanyaan dan perhatian dunia luar.

Pada 28 Desember 2017, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heater Nauert mengatakan bahwa mereka menyambut pertukaran tahanan antara pemerintah Ukraina dan militan di bagian timur Ukraina pada tanggal 27 Desember 2017.

Pada hari itu, kedua belah pihak Rusia dan Ukraina melakukan pertukaran tahanan terbesar sejak konflik dimulai---pemerintah Ukraina menukar 238 orang untuk mendapatkan 74 orang.

Tindakan ini tampaknya oleh AS dianggap satu sinyal perdamaian ke dunia luar, namun beberapa hari sebelumnya, perilaku AS sepenuhnya bertentangan dengan perdamaian dan gencatan senjata.

Pada 22 Desember 2017, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan bahwa AS telah memutuskan untuk menyediakan Ukraina dengan peralatan militer senilai 47 juta USD, termasuk 210 rudal anti-tank, dan 35 peluncur rudal untuk memperkuat kemampuan pertahanannya.

Ini bukan pertama kalinya AS memberikan bantuan ke Ukraina, tapi kali ini tidak seperti sebelumnya, ini kali Rusia sangat keras menentangnya.

Pada 23 Desember 2017, Kementerian Luar Negeri Rusia mengumumkan bahwa keputusan AS untuk secara langsung menjual senjata destruktif ke Ukraina adalah tindakan yang "melewati garis merah," dan bahwa Rusia tidak akan acuh tak acuh terhadap ini.

Ini adalah reaksi terkeras Rusia terhadap tindakan AS dalam masalah ini sejak pecahnya perang sipil di Ukraina timur.

Jadi, mengapa Rusia menjadi sangat tidak senang dan keras bereaksi atas kesepakatan senjata ini oleh AS? Apa keampuan senjata-senjata ini yang AS sebut "defensif" dan Rusia menyebut "destruktif"?

Sumber: army-technology.com + ASDNews
Sumber: army-technology.com + ASDNews
Menurut ahli dan pengamat militer senjata yang dijual kali ini adalah rudal Javelin meskipun rudal ini disebut "senjata defensif anti-tank", namun senjata ini dapat digunakan untuk menyerang bunker, karena rudal ini dapat menyerang dari atas dan menembak dengan jitu, dapat juga menyerang helikopter yang terbang rendah. Dapat juga menyerang penembak jitu atau sniper yang bersembunyi di parit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun