Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Persahabatan Lintas Batas Negara dan Benua-William H. Hinton

17 September 2017   10:25 Diperbarui: 17 September 2017   11:14 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

William H Hinton mondar-mandir sambil menunggu di ruang tamu, sambil menghafal berulang-ulang pertanyaan yang sudah di persiapkan sebelumnya. Tidak lama kemudian dia dikejutan dengan suara resonan yang mengejutkan dia dari kegugupannya. Orang yang berdiri di depannya adalah orang yang akan di wanwacarainya---Mao Zedong seraja mengatakan: "Maaf membuatmu menunggu."

Selama wawancara Han Ding yang sedianya sudah menyiapkan pertanyaaan-pertanyaan, yang akhirnya ternyata tidak terpakai sama sekali. Sebaliknya, dia menjadi orang yang di-wawancarai Mao Zedong. Mao menanyakan informasi terperinci tentang gerakan buruh Amerika Serikat dan membahas masalah serikat pekerja dan pekerjaan. Mengetahui bahwa William H Hinton biasa mengelola Asosiasi Petani Amerika, Ketua Mao berkata dengan penuh humor, "Kami memiliki profesi yang sama. Dulu saya juga sebagai ketua Asosiasi Petani Hunan. "

Meskipun peristiwa itu hanya merupakan pertemuan singkat, pemahaman unik Mao Zedong tentang petani yang ditampilkan pada diri William H Hinton yang memiliki impiannya tentang petani. Gambaran Mao Zedong tentang prospek cemerlang petani Tiongkok sudah sejak lama bergema di benaknya.

Di Chongqing, William H Hinton banyak berhubungan dengan aktivis yang berpikiran maju, ini menjadi sorotan dari agen khusus KMT dan mendapat perhatian pemerintah AS. Akhirnya William H Hinton ditarik pulang ke AS kembali.

Ketika sudah berada di Amerika, William H Hinton tetap merasa dirinya secara mental terikat dengan Tiongkok. Pada malam hari sering bermimpin melihat petani Tiongkok yang menderita kelaparan dan kedinginan yang pernah dia temui saat bekerja di Tiongkok.

Ketika itu satu dekade sebelumnya, tentara KMT yang terus menerus mundur dari gempuran Jepang, telah meledakan bedungan Sungai Huang He (Sungai Kunig) untuk mencegah Jepang maju ke barat Tiongkok. Sehingga membanjiri lahan pertanian yang sangat luas, banyak rakyat biasa yang menjadi tewas dan menjadi miskin dan menjadi tunawisma. Kapan hal ini akan terentaskan kembali ini menjadi pikiran para aktivis progressif saat itu.

Tidak lama setelah itu, William H Hinton mendapatkan kesempatan untuk datang ke Tiongkok lagi: Administrasi Bantuan dan Rehabilitasi PBB (the UN Relief and Rehabilitation Administration) menyumbangkan 2.000 traktor untuk Tiongkok dan merekrut sukarelawan untuk membimbing pekerjaan tersebut.

Sebagai teknisi traktor, William H Hinton mendaftarkan diri untuk pergi ke Tiongkok sekali lagi. Dia ditunjuk untuk bekerja di wilayah timur laut yang dikuasai KMT. Dalam rangka mengembangkan potensi dirinya, William H Hinton merasa salah alamat.

Semua pejabat lokal dimana dia bekerja ternyata hanya memikirkan bagaimana bisa menjual traktor yang disumbangkan PBB ditukar dengan sejumlah uang atau dijual untuk dirinya. Semua ini mengecewakan ekspektasinya. Apakah semua traktor ini akan menjadi tidak berguna sama sekali?

Pada saat ini, William H Hinton mendengar sebuah tempat bernama Desa Ji (Ji County). Desa ini terletak di daerah yang sudah dibebaskan dan dikuasai tentara merah (PKT)  di Tiongkok Utara. Kursus pelatihan pertama untuk pengemudi traktor sedang dijalankan disana.

Mendengar hal ini, William H Hinton dengan bersemangat mengemudikan traktor langsung ke Desa Ji dan menjadi pelatih di kursus ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun