Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Persahabatan Lintas Batas Negara dan Benua-William H. Hinton

17 September 2017   10:25 Diperbarui: 17 September 2017   11:14 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: A New Yorker in Beijing

"Fanshen" juga telah menjadi buku wajib dibaca untuk mahasiswa yang belajar sejarah Tiongkok di beberapa universitas. Dan mempunyai dampak besar di beberapa negara di dunia.

Sumber: www.goodreads.com + search.socialhistory.org
Sumber: www.goodreads.com + search.socialhistory.org
Yang Heping mengatakan: Dalam buku ini menceritakan seperti yang kami sering dengar waktu masih muda. Kebijakan yang  menawarkan lahan pertanian kepada para pembudidaya/petani penggarap, hal ini benar-benar mengubah situasi miskin dan terbelakang di pedesaan.

Dalam buku ini, Han Ding menulis, "Mereka tidur di kamar mereka, berjalan di tanah mereka, menabur benih dan merindukan panen mereka."

Buku "Fanshen" dikenal sebagai "catatan kejadian aktual di pedesaan Tiongkok." Han Ding mengungkapkan esensi reformasi anti-imperialis dan anti-feodal Tiongkok melalui teladan Zhangzhuang. Dia berkata, "Pengaruh sejarah Zhangzhuang tentang kehidupan saat ini tidak dapat terlalu ditekankan."

Ceritanya berfokus pada masalah pertanahan. Anda tidak dapat memahami reformasi Tiongkok jika Anda tidak memahami masalah pertanahan. Anda tidak dapat memahami dunia sekarang jika Anda tidak mengerti reformasi Tiongkok.

Pada tahun 1971, Han Ding menerima sebuah undangan. Dia langsung menangis. Undangan itu berasal dari seorang teman lama dari Tiongkok, Zhou Enlai. Yang mengundang mereka sekeluarga ke Tiongkok. Sementara itu, pemerintah Amerika akhirnya mengizinkan Han Ding untuk pergi ke Tiongkok. Carmalita membawa sorombongan anak muda Amerika untuk berkunjung ke seluruh Tiongkok.

Carma Hinton nama Mandarinnya Han Jing () lahir di Beijing pada tahun 1949. Dia tinggal di Beijing hingga tahun 1971 dan terkenal dengan film dokumentasinya yang bermitra dengan suaminya Richard Gordon untuk "Gate of Heavenly Peace" of the 1989 Tiananmen Square protests.

Pada tanggal 1 Mei 1971, setelah 17 tahun perpisahan mereka, Han Ding bertemu dengan Perdana Menteri Zhou Enlai lagi di Menara Gerbang Tian'anmen. Mereka berdua bertabatan-tangan erat-erat sekali.

Sumber: http://www.duping.net
Sumber: http://www.duping.net
Zhou Enlai dan keluarga Han Ding berbicara panjang lebar dan lama di Great Hall of the People (Aula Besar Rakyat). Perdana Menteri Zhou berbicara. "Anda mungkin tidak tahu bagaimana terbelakangnya situasi di Tiongkok. Anda bisa melihatnya di seantero pedesaan dan kota-kota di Tiongkok. Tapi secara umum, kami membuat kemajuan."

Han Ding memegang tangan Perdana Menteri Zhou erat-erat dan menyampaikan keinginannya, untuk mengunjungi tempat di mana dia pernah bekerja dulu.

Pulang Ke Kampung Halaman Kedua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun