Pada pagi hari tanggal 7 Mret 2017, PM Jepang Shinzo Abe melakukan sambungan tilpon dengan Presiden AS Donald Trump, membicarakan tentang Korut meluncurkan beberapa rudal, dan menyerukan untuk melakukan negosiasi mendesak tentang serangan Korut terhadap pasukan AS di Jepang.
PM Jepang Shinzo Abe mengatakan, “Kita percaya bahwa Korut memiliki sikap yang telah mencapai tingkat baru untuk ancamannya kepada Jepang dan AS, Presiden Trump juga mengatakan bahwa AS akan 100% berdiri bersama Jepang. Dia juga berharap bahwa saya menyampaikan pesan ini kepada publik Jepang.”
Kita tahu Korut dan Jepang hanya dipisahkan oleh satu laut. Dari perspektif geopolitik, situasi di Semenanjung Korea benar-benar penting bagi keamanan Jepang.
Namun, respon Jepang tidak hanya terbatas pada pertahanan. Setelah Korut meluncurkan empat rudal, pada saat sidang anggaran di Kongres Jepang, Abe menanggapi pemerintah Trump dengan mempelajari diperlukan tidaknya memasukkan Korut dalam daftar sebagai “negara sponsor terorisme” dengan mengatakan bahwa pemerintah Abe yang petama paling gigih menentang untuk menghapuskan Korut dari daftar ini. Sikap ini tidak berubah dan akan menyambut tindakan AS.
Setelah terjadi insiden penembakan Korean Air Flight pada 1967, Korut dimasukkan dalam daftar “negara sponsor terrorisme” oleh AS. Pada tahun 2008, berdasarkan kesepakatan yang dicapai dengan pemerintahan Bush untuk inspeksi nuklir Korut, kemudian diumumkan Korut dihapus dari daftar “nagara sponsor terororisme.”
Konsekuensi jika terdaftar dalam “negara sponsor terorisme” berarti semua aspek sanksi terhadap Korut akan diperkuat. Jadi dalam hal ini akan memperburuk ketegangan di Semenanjung Korea, dan pada saat yang sama, hal itu tidak hanya tidak akan membantu isu nuklir Korut tapi juga akan melukainya.
Pada 16 Maret, Menlu AS Rex Tillerson mengunjungi Jepang dan bertemu dengan Shinzo Abe dan Menlu Fumio Kishida.
Media Jepang melaporkan bahwa jika pemerintah AS memasukan Korut dalam daftar “negara sponsor terorisme” maka itu berarti menjatuhkan sanksi secara sepihak, Jepang akan memberi dukungan. Jepang percaya tindakan itu akan mencegah perkembangan kecepatan majunya rudal nuklir dibawah rezim Kim Jong-un, AS dan Jepang harus bekerjasama untuk melakukan tekanan ini.
Jepang memang punya ide yang sangat kejam untuk mencekik Korut sampai mati secara ekonomi. Mereka tidk perduli dengan sikap Dewan PBB yang menyatakan ‘setiap warga sipil yang berhubungan dengan ekonomi dan perdagangan harus dipertahankan.’ Ini sama dengan sikap Tiongkok dan negara-negara lain yang tidak menghendaki menggulingkan pemerintah Korut saat ini. Tiognkok berkehendak untuk memaksa Korut untuk menyerahkan senjata nuklirnya, dan menghukum mereka karena mengembangkan rudal nuklir. Tapi tidak menggulingkan pemerintah Korut.
Namun, AS, Jepang dan Korsel semua ingin menggulingkan pemerintah Korut saat ini. AS sedang mempertimbangkan isu ini (dengan menempatkannya dalam daftar negara sponsor terorisme), sedang Jepang memanas-manasi dengan menambah bahan minyak dalam bara api.
Kesempatan Jepang Untuk Memperkuat Angkatan Bersenjata