Pada 22 februari 2016, Rusia dan AS menegaskan dalam pernyataan bersama mereka tentang gencatan antara pihak-pihak dalam konflik Syria yang gencatan senjata akan berlaku mulai tengah malam, pada awal Pebruari, waktu Damaskus.
Dalam pernyataan itu juga ditunjukkan bahwa operasi terhadap “ISIS” dari AS, Rusia dan Suriah tidak akan berhenti.
Hari berikutnya, Kemenlu Syria mengeluarkan pernyataan dengan mengumumkan bahwa pemerintah Syria menerima gencatan senjata.
Pada 24 Februari 2016, Komite Negosiasi Tinggi Oposisi Syria mengumumkan bahwa mereka menerima gencatan senjata selama dua minggu, dan menyatakan bahwa sudah ada 97 kelompok oposisi yang telah berjanji untuk mengambil bagian dalam gencatan senjata.
Satu jam sebelum gencatan senjata mulia berlaku, anggota Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat mendukung perjanjian ini di New York, dan mengesahkan Resolyusi 2268, yang menyatakan bahwa Dewan Keamanan PBB akan menghentikan permusuhan di Syria.
Pada tengah malam di Damaskus pada tanggal 26, jam 10:00 Greenwich Mean Time, gencatan senjata Syria mulai berlaku, dan perdamaian dipulihkan untuk sebagian besar wilayah di Syria.
Seorang warga Syria yang diwawancarai wartawan TV mengatakan “Mudah-mudahan (gencatan senjata) akan berlaku, karena bagi saya sebagai salah satu pengungsi yang meninggalkan kampung halaman empat atau lima tahun yang lalu, berita seperti itu sangat menyenangkan. Mudah-mudahan itu benar-benar ditegakkan dan tidak gagal seperti biasanya.”
Menurut laporan Pusat Penelitian Kebijakan Syria (Syrian Center for Policy Research /SCPR), dalam lima tahun sejak perang saudara pecah, menyebabkan hampir semua infrastruktur nasional Syria dan organisasi hancur, secara langsung atau tidak langsung menyebabkan kematian 470.000 orang, lebih besar dari apa yang telah dirilis PBB kematian sebanyak 250.000 orang.
Laporan itu juga mengatakan bahwa 11,5% dari populasi Syria telah tewas atau terluka karena perang. Populasi telah menyusut 21% karena perang, dan lebih dari 4 juta orang telah melarikan diri dari negara itu.
Pada 2015 saja, tingkat kemiskinan Syria terus naik menjadi 85% atau sekitar 13,8 juta warga Syria telah kehilangan sumber pendapatan mereka.
Satu hal yang harus dilakukan adalah mengawasi gencatan senjata, dan untuk bagaimana mengawasi bantuan kemanusiaan dan bahan-bahan lainnya memasuki daerah-daerah yang terblokir.