Fakta Rusia Tetap Salah Satu Kekuatan Utama Dunia
Jelas Rusia adalah kekuatan utama, memiliki wilayah yang besar, senjata nuklir terbanyak, anggota permanen Dewan Keamanan PBB. Walaupun kini daya nasionalnya menurun, tapi simpanan senjata nuklir dan kekuatan militernya masih terbaik kedua di dunia.
Pada Forum Davos Ekonomi Dunia, kita dapat melihat laporan kekuatan nasional, Rusia masih tercatat sebagai yang kedua di dunia. Apakah Rusia itu kekuatan regional atau kekuatan global, itu akan tidak berarti, karena itu hanya label yang diberikan negara-negara Barat. Tapi kita bisa melihat secara internasional Rusia telah memainkan peran dalam keamanan regional dan internasional dan belum ada negara lain yang menggantikannya.
Pada tahun 2015, Rusia bisa dikatakan telah diserang dari beberapa sisi. Ekonomis, mengalami blokade dari dunia Barat. Secara militer telah mengalami provokasi seperti Turki yang menembak jatuh jet tempur Su-24-nya. Secara politis berada dibawah tekanan dari beberapa negara-negara Barat.
Saat ini, hubungan Rusia dengan Barat bisa dikatakan dalam keadaan terburuk sejak Tembok Berlin runtuh. Walaupun demikian Rusia masih menjadi sorotan AS di panggung internasional pada 2015, yang mengubah global ekonomi, militer dan situasi diplomatik.
Pada 2015, Putin menggunakan “Perjanjian Minsk” untuk sementara menghentikan konflik di timur Ukraina. Rusia menggunakan Eurasian Economic Union untuk mengumpulkan sekelompok kerjasama. Dengan menggunakan parade militer di Lapangan Merah untuk menampilkan karakter kepada “dunia non-Barat”
Ketika Rusia mendiskusikan apakah Basahar al-Assad harus tetap berkuasa. Putin tampil sangat tenang, ini karenakan Putin telah melancarkan operasi militer dengan kilat-cepat di Syria yang memutarbalikkan situasi perang, dan menggagalkan rencana Barat untuk mengggulingkan pemerintahan al-Assad.
Tidak lama sebelum itu, majalah AS “Forbes” mengeluarkan daftar orang paling berpengaruh di dunia tahun 2015, dan Putin menduduki peringkat pertama untuk ketiga kalinya, “Forbes” mengatakan meskipun Rusia menghadapi sanksi Barat setelah krisis Ukraina, dan ekonominya berada dalam kemunduran. Rating Putin tetap melejit 89%
Peran Rusia tidak seperti negara-negara lain, mereka melakukan “anti-konstruktif” untuk mencapai tujuan yang konstruktif. Lalu apa itu kekuatan “anti-konstruktif”? Itu berarti Rusia tidak membangun sebuah politik internasional, keamanan, dan sistem ekonomi atau mekanisme dengan sendirinya, tetapi dapat menghentikan pihak lain membangun sistem atau mekanisme semacam ini, yang bisa merusak rencana, itulah yang dimaksud dengan kekuatan anti-konstruktif. Demikian menurut analis dan pengamat Rusia