Namun di Timteng AS masih gelisah dengan rudal balistik Iran yang terus berkembang.
Pada 1 Januari 2006, Wakil Komandan Korps Garda Revolusi Iran, Hossein Salami sengaja “membocorkan” kekuatan rudal Iran: “Kita memiliki begitu banyak rudal, kita tidak mempunyai cukup tempat untuk menyimpannya. Kita telah menggali ratusan terowongan dan telah dipenuhi dengan rudal-rudal tersebut, untuk kita siap gunakan untuk pertahanan keutuhan wilayah, kemerdekaan, dan kebebasan negara kita.”
Pada 11 Oktober 2015, Menhan Iran mengumumkan, mereka telah berhasil melakukan uji coba rudal jarak jauh “Emad” dengan jangkauan 1.700 km dengan akurasi 500 meter, dan bisa membawa beban 750 kg, dengan demikian Israel akan berada dalam jangkauan rudal tersebut.
Tapi jika dilihat kekuatan militer Iran, standar pasukannya masih cukup tertinggal. Tapi teknologi rudal dan jumlah rudal yang mereka miliki menjadi yang tertinggi di Timteng.
Berkenaan dengan isu rudal Iran, banyak analis memperkirakan, setelah ancaman nuklir hilang, pihak ter-afiliasi termasuk AS akan meningkat keluhan terhadap masalah rudal Iran. Ini mungkin akan menjadi pertikaian baru antara AS dan Iran serta Barat dan Iran.
Para pemimpin Iran dan Israel melihat satu sama lain sebagai musuh bebuyutan. Pemimpin Revolusi Iran Ryhollah Khomeini pada tahun 1979, mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pernah secara terbuka mengatakan mereka akan “menghapus Israel dari peta.”
Sikap Israel Dengan Menghangatnya Hubungan AS-Iran
Apakah dengan tercapainya AS atas kesepakatan nuklir dengan Iran, dan menghangatnya hubungan dengan Iran, akan menyebabkanketidak senangan yang parah di antara para pemimpin Israel?
Pada awal Nopember 2013, ketika AS dan Iran baru saja mencapai kesepakatan interim tentang perjanjian nuklir, PM Israel Benjamin Netanyahu dengan marah mengatakan: “Saya percaya bahwa perjanjian bersejarah yang dicapai di Jenewa itu bukan perjanjian bersejarah, itu adalah kesalahan bersejarah.”