Kita mungkin tidak bisa membayangkan bahwa eksekusi tokoh agama benar-benar bisa memicu krisis diplomatik yang paling parah dalam beberapa tahun terakhir ini di Timteng.
Nimr Baqir al-Nimr, seorang Syeik Syiah al-Awamiyah warga negara Arab Saudi yang telah beberapa kali ditangkap dan terakhir ditangkap tahun 2012, ditembak pahanya. 15 Oktober 2014 dijatuhi hukuman mati. Tanggal 2 Januari 2015 dieksekusi bersama 46 orang lainnya yang dituduh sebagai teroris.
Akibat eksekusi ini, hubungan kedua negara Arab Saudi dan Iran menjadi tegang. Kematian Nimr al-Nimr ini menyebabkan kedutaan besar Arab Saudi di Teheran dibakar pengujuk rasa. Hubungan diplomatik Arab Saudi dan Iran putus. Padahal sebelum kejadian ini, meskipun kedua pihak telah memiliki konflik yang telah lama, sebagai kekuatan utama di kawasan ini, mereka untuk batas tertentu masih bisa menahan diri, terutama dengan keadaan ketidak stabilan selama ini.
Tapi kali ini, mengapa dengan kematian satu orang Nimr ini bisa memicu ketegangan seperti sekarang hingga terjadi pemutusan hubungan diplomatik?
Apakah Arab Saudi dan Iran, kedua negara kekuatan utama di Timteng yang memang telah mempunyai konflik lama ini akan benar-benar masuk dalam konflik habis-habisan karena eksekusi Nimr ini?
Jika melihat situasi di Syria, Irak dan Yaman saat ini, banyak orang yang percaya bahwa Timteng tidak akan tenang dalam tahun 2016 ini. Tapi yang mengejutkan banyak orang adalah titik panas pertama justru terjadi pada awal tahun baru dan tiba begitu awal, terjadi antara musuh lama Arab Saudi dan Iran.
Pada 3 Januari 2016, Arab Saudi dan Iran memutuskan hubungan diplomatik yang mengejutkan dunia. Apa alasan kedua kekuatan Timur Tengah melakukan ini?
Pada 2 Januari 2016, Arab Saudi secara bersamaan melaksanakan hukum mati bagi narapidana di 12 kota di seluruh negeri atas nama mengeksekusi “terorisme’ dan “anti-subversi”. Ini termasuk pemimpin Syiah yang ternama di Arab Saudi --- Nimr Baqir al-Nimr.
Setelah berita ini tesiar, segara terjadi reaksi keras di Iran dan semua kekuatan Syiah di Timteng. Malam itu sekleompok pengujuk rasa Iran marah menyerbu dan membakar Kedutaan Besar Saudi Arabia di Teheran dan Konsulat Arab Saudi di Mashhad, setelah itu terjadilah “perang memutuskan hubungan diplomatik”antara kedua negara ini.