Dukungan NATO Kepada Turki Yang Tidak Penuh
Tapi Sekjen NATO berbicara tidak jelas. Dia tidak mengatakan jenis dukungan yang mereka akan berikan, seperti mengirim tentara, senjata apa yang akan diberikan dan pertahanan jenis apa yang akan diberikan juga.
Tapi yang jelas mengirim sinyal kepada Rusia bahwa hal itu tidak harus terus maju. Bahwa hal itu akan bisa berakibat dijatuhkan beberapa langkah-langkah sanksi, atau beberapa tindakan defensif, tetapi jika mencoba menyentuh Turki, akan ada respon dan tindakan dari NATO. Pada kenyataannya ini merupakan semacam peringatan untuk Rusia, dan suatu bentuk perlindungan untuk Turki.
Diluar dari banyak pertimbangan bagi NATO untuk memberi jaminan keamanan kepada Turki yang diperlukan, tapi seberapa kuat dan jauh jaminan itu akan diberikan?
Pada 24 Nopember, Sekjen NATO yang menyatakan dukungan untuk Turki, tapi juga meminta kedua pihak untuk menahan diri.
Jens Stoltenberg Sekjen Nato mengatakan : “Saya berharap antara Angkara dan Moskow akan terus mengadakan kontak. Saya serukan untuk tetap tenang dan menurunkan ekskalasi. Diplomasi dan de-eskalasi menjadi yang terpenting untuk mengatasi situasi ini.”
Dari sini kita dapat melihat, di satu sisi NATO menyatakan mendukung terhadap Turki, dan di sisi yang lain, berusaha untuk menghindari eskalasi situasi. “Sputnik News” Rusia melaporkan pada 26 Nopember, menurut bahan yang dirilis oleh mantan pejabat DIA, AS, pada pertemuan darurat yang diselengarakan oleh NATO, majoritas pejabat mengutuk perilaku Turki.
Tannis Skinner, dari Partai Buruh Inggris, anggota parlemen dari parlemen Inggris mengatakan lenih terus terang bahwa Turki sedang “meniup up” untuk mendukung kelompok ekstrimis, yang mana mereka mempunyai hubungan dagang dengan “ISIS”. Mereka telah menembak jatuh sebuah jet tempur Rusia, yang juga berusaha untuk melawan “ISIL”(ISIS). Mereka membeli minyak dari “ISIL” untuk menopang dan menunjang “ISIS”. Turki juga terus mengebom Kurdi yang memerangi “ISIL”. Peperangan di Syria ini benar-benar suatu kekacauan dan sangkaraut yang luar biasa.
Sebelum ini, sikap Turki dan Eropa jelas memiliki pandangan yang sama dalam hal untuk menggulingkan pemerintahan al-Assad. Tapi setelah serangn teroris Paris, sikap Eropa berubah.