Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kegeraman Prancis untuk Balas Dendam kepada “ISIS” (1)

8 Desember 2015   18:06 Diperbarui: 9 Desember 2015   13:49 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PM Prancis, Manuel Valls mengatakan kepada media, operasi polisi demikian diizinkan dalam keadaan darurat, Prancis berharap untuk menyingkirkan jihad dan orang-orang yang membenci Prancis dengan melakukan razia dan pencarian.

Hasil penyelidikan serangan teroris di Paris pada 13 November 2015, dilakukan oleh kelompok eksrimis Timteng “ISIS”, yang perencanaannya dilakukan di Syria, yang diselengarakan di Belgia dan dilakukan di Prancis. Serangan ini mengakibatkan 129 orang kehilangan nyawa, 300an orang luka-luka.

Paris yang dikenal di selurh dunia sebagai surga “keamanan dan kebebasan” sejak P.D. II di Eropa, kini telah sangat tergoncang. Prancis menjadi sangat marah sekali saat ini.

Pada saat Prancis memburuh sisa-sisa teroris di dalam negeri, Rapier (jet tempur) Prancis terbang menyeberangi Laut Meditrania menyerang jantung “ISIS” merasuk ke dalam Syria di pedalaman Tingteng yang menjadi medan perang utama.

Kapal Induk Charles de Gaulle

Kapal Induk Charles de Gaulle diluncurkan pada 7 Mei, tahun 1994, ditugaskan pada tahun 2001. Panjang 262 m, Beban Bobot 42.000 tons, dapat membawa 40 pesawat fixed wing dan helikopter.

Alutsista raksasa ini hanya satu-satunya kapal induk aktif Prancis, dan satu-satunya kapal induk bertenaga nuklir di dunia yang bukan milik Angkatan Laut AS. Dapat dikatakan sebagai unggulan dari AL-Prancis. Kapal Induk Charles de Gaulle tidak hanya sebagai simbol bahwa Prancis memiliki “sistem industri pertahanan nasional dan penelitian yang paling lengkap di Eropa” itu juga merupakan simbol kekuasaan Prancis.

Pada 18 November, Charles de Gaulle telah dimuati penuh dengan 26 jet tempur, termasuk 18 jet tempur Dassault Rafale dan 8 Dasault-Breguet Super Etendard, dan sudah mulai berlayar dari Toulon menuju perairan timur Laut Mediterania.

Pada saat yang sama, beberapa fregat pengawalan dan kapal pemasok logistik mengikuti persis dibelakang. Campuran armada besar dari AU dan AL  ini diharapkan tiba ditujuan pada pertengahan Desember ini dan mulai melakukan serangan terhadap “ISIS”.

Padahal dalam kenyataanya, dua bulan sebelumnya dalam rangka untuk mengkoordinasikan operasi kontra-terorisme dengan AS di Irak dan Syria, Prancis sudah mulai melaksanakan serangan udara lokal terhadap “ISIS”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun