Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Intervensi Rusia dalam Anti-Terorisme di Syria- Percaturan AS di Timteng Berubah (2)

3 November 2015   08:15 Diperbarui: 3 November 2015   12:05 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Carter juga menekankan, selama Rusia mencoba menggunakan “strategi sesat” di Syria “AS tidak akan setuju bekerjasama dengan Rusia”. Dari hasil komunikasi antara AS dan Rusia, dapat dilihat antara keduanya masih banyak percikan.

Baru-baru ini Carter juga berusaha membujuk sekutunya di Eropa untuk bersatu dengan AS untuk menangani Rusia. Carter mengatakan : “Kita harus bersatu untuk mencegah agresi Rusia lebih lanjut dan pemaksaan. Rusia bisa melakukan pengaruhnya yang signifikan di Syria untuk membawa transisi politik dari al-Assad seperti yang kita semua tahu merupakan solusi nyata.”

Melihat dari serangkaian sikap AS yang telah dilakukan, tujuan langsung di Syria mesih untuk menggulingkan pemerintahan al-Assad.

Tapi melihat dari hasilnya, berkat dari bantuan Rusia, Bashar al-Assad tidak akan mundur dalam waktu dekat  ini.

AS mungkin telah meningkatkan bantuannya kepada pasukan oposisi Syria baru-baru ini, tetapi karena kekuatan oposisi yang terlalu tersebar, dan bercampur dengan kekuatan ekstrimis, AS mengalami kesulitan untuk membuat keputusan yang pasti memaksakan membantu lebih lanjut.

Situasi sangat kebalikan dari Rusia, yang memiliki target yang sangat jelas untuk mendukung militer Syria yang dipimpin Bashar al-Assad.

Ahli masalah Rusia berpandangan, pada kenyataannya, untuk tingkat tertentu, kita bisa melihat bahwa kedua negara ini belum langsung bertentangan ketika Rusia mengambil keputusan melakukan aksi militer di Syria, bahwasanya tindakan Rusia ini akan mempunyai pengaruh besar di wilayah tersebut.

Tapi masalah tampaknya bukan begitu, sebenarnya ada semacam kesepakatan diam-diam antara kedua negara ini. AS juga tahu bahwa Rusia tidak akan mau terbenam dalam lumpur ini, dan Rusia sangat jelas alsaannya bahwa AS telah secara aktif menarik pasukannya dari Irak dan Afganistan sejak 2008, tidak hanya karena krisis keuangan yang menyebabkan AS terjadi penurunan ekonomi dengan parah.Itu bukan satu-satunya alasan.

Itu dikarenakan AS telah menyadari betul kedua negara itu benar-benar lumpur, Rusia bahkan lebih jelas jika itu akan tiba pada dirinya. Rusia tahu AS dalam posisi canggung seperti sekarang ini karena sudah terperosok dalam lumpur ini.

Maka ketika Obama menjabat jadi presiden, dia memikirkan segala cara untuk bisa mengekstrak AS keluar dari lumpur ini untuk batas tertentu, beberpa pejabat AS awalnya berharap operasi militer Rusia dapat menggnatikannya. Mereka ingin melihat apakah Rusia benar-benar bisa menarik diri kelak.

Tapi kemudian mereka (AS) melihat, mereka pikir Putin telah melakukan yang lebih baik daripada yang telah mereka lakukan. Hanya dalam waktu 10 hari dapat mencapai efek militer yang lebih baik daripada yang mereka lakukan selama satu tahun lebih.  Hanya saja jika mereka memikirkan itu, mereka merasa kehilangan muka, tapi strategi secara keseluruhan tidak berubah banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun