Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Intervensi Rusia dalam Anti-Terorisme di Syria: Percaturan AS di Timteng Berubah (1)

2 November 2015   19:20 Diperbarui: 2 November 2015   21:09 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah Obama menjabat presiden, dia berani mengumumkan akan menarik pasukan AS dari Afganistan dan Irak, dan bersumpah akan keluar dari lumpur Timur Tengah.

Namun dengan penarikan pasukan AS membuat ketidak seimbangan di Timteng, sehingga menjadi lebih bergolak. Dan kini Obama yang ingin cepat keluar dari kemelut dan lumpur Timteng ini tampaknya terjebak dalam situasi canggung ingin pergi keluar, tapi tidak bisa.

Setelah pasukan ekstrimis berkembang, AS mulai menggunakan “smart power” dan berharap untuk menggunakan kekuatan ekstrimis untuk menjatuhkan pemerintah yang selalu menentang AS, seperti pemerintahan Bashar al-Assad, Syria.

Namun, intervensi Rusia saat ini jelas telah mengganggu pembangunan strategis AS yang sudah disetting selama ini, dan juga mengganggu kebuntuan pesanan AS di Timteng.

Dan bagaimana kiranya strategi AS di Timteng setelah ini? Marilah kita coba bahas bersama menurut kejadian yang telah terjadi selama ini.

Akhir-akhir ini operasi anti-terorisme Rusia di Syria tampaknya effektif, terus berlanjut mendorong Timteng menuju keadaan zaman asli sebelum adanya intervensi pihak luar. AS telah membuat komentar terselubung tentang motif Rusia dalam kontra-terorisme ini, tapi setelah melewati beberapa periode verifikasi, beberapa negara di Timteng terlihat lebih mendukung operasi Rusia dibanding dengan operasi koalisi yang dipimpin AS yang sudah berjalan setahun lebih ini.

Media Barat ada melaporkan, Rusia, Syria, Lebanon, Iran dan Irak mungkin mempersiapkan koalisi kontra-terorisme. Anggota NATO –Turki yang tadinya selalu tidak setuju dengan sikap Rusia untuk masalah Syria, baru-baru ini telah coba menyesuaikan hubungannya dengan Rusia.

Sekutu tradisionil AS—Arab Saudi bahkan mulai berinteraksi dengan Rusia dalam mencari jalan kerjasama. Tidak bisa diragukan lagi tren konntra-terorisme di Timteng saat ini mulai berubah, dengan adanya intervensi Rusia. Maka zamannya peran AS di Timteng mulai ditantang.

Tapi jika ingin membandingkan AS dan Rusia dengan perang kata-kata, yang bisa menentukan justru situasi medan perang.

Pada 15 Oktober 2015, RIA Novosti mengutip seorang juru bicara militer Syria yang mengatakan, militer Syria telah mulai melakukan serangan/ofensif dengan skala besar ke Provinsi Homs pagi ini (15 Oktober), banyak desa yang sudah dibebaskan, situasi di garis depan sangat baik.  RIA Novosti lebih lanjut mengatakan, serangan balik skala besar dari militer Syria sudah dilakukan sejak awal Oktober.

Sebelum ini, kerjasama dengan AU-Rusia, militer Syria telah berhasil merebut 13 desa di Provinsi Aleppo dan Latakia di utara, dan Provinsi Hama di bagian tengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun