Perang antara Hamas dan Israel setelah berlangsung hampir lebih sebulan akhirnya tercapailah gencatan senjata sementara. masing-masing dari kedua belah telah terjatuh korban, dari pihak Hamas telah melepaskan roket tidak kurang 1500, demikian juga dari Israel telah mengadakan serang udara sebanyak tidak kurang 1500 sortir. Masing-masing pihak merasa "menang"?
Para ahli analisis barat ada yang melihat mengapa kali ini Hisbullah yang mengontrol pemerintahanan di Libanon selama empat tahun ini terlihat diam saja. Kemungkinannya karena mereka telah menjadi kekuatan penting di pemerintahan Lebanon dan kini mereka punya tanggung jawab dan agenda yang berbeda. Kini mereka lebih berpikiran realistis, dimana lebih mengedepankan kebijaksanaan daripada keberanian yang membabi-buta. Pada tahun 2008 ketika Israel mengadakan “Operation Cast Lead” 27 Desember ’08 untuk mengadakan serangan terhadap Hamas, Hisbullah mencoba untuk membantu dengan memecahkan konsentrasi serangan Israel, dengan mengadakan persekutuan dengan Hamas.
Kini sepertinya tidak ada kaitannya antara peristiwa di Gaza dengan keputusan strategi Hisbullah, namun tidak dapat dikatakan bahwa Hisbullah akan berdamai dengan Israel. Masalahnya hanya persoalan waktu dan pertimbangan analisis saja. Kebencian terhadap Israel tidaklah sirna, atau mereka telah menjadi moderat. Jika mereka menyerang Israel, mereka menyadari bahwa mereka akan membawa negara Lebanon dalam keadaan perang.
Kini Hisbullah menjadi bagian dari partai yang memerintah Lebanon, sedang stabilitator dan pelindung mereka adalah Damascus, menimbang Iran kini politik dalam negerinya sedang dalam keadaan yang gojang gajing, dimana yang selama ini menjadi pemasok dan pelindung utama dari Hisbullah. Maka situasi ini membuat posisi mereka menjadi kritis, tanpa Syria mereka akan kehilangan untuk ke Iran.
Jika kaum Sunni mengontrol Syria, maka kontrol Hisbaullah terhadap Lebanon akan menjadi lebih rumit dan bermasalah. Maka peristiwa kali ini menjadi sangat ironi dimana terjadinya ketidak stabilan di Jordan dan perang di Gaza, justru perbatasan Israel dan Lebanon jutru terlihat paling “tenang”.
Kedua belah pihak, Israel dan Hisbullah saling menyadari bahwa keberhasilan sistim anti roket ‘Iron Dome’ dalam jangka panjang saat persediaannya makin bertambah, dapat membuat Israel lebih percaya diri untuk mengejar musuhnya di Lebanon.
Iron Dome ini dipandang cukup berhasil dalam menangkal serang roket Hamas, tapi sistim senjata ini tidak dirancang untuk menangkal roket jarak jauh dan peluru kendali yang dimiliki oleh arsenal Hisbullah. Tapi Israel telah memiliki sistim lanjutannya yang dikenal dengan ‘Magic Wand’, yang dibuat berdasarkan teknologi yang sama, yang kemungkinannya akan effektif dalam menangkal roket dan peluru kendali Hisbullah. Tapi masalahnya sistim ini tampaknya tidak akan siap pakai hingga tahun 2015. Demikian menurut pengamat militer barat.
Dan kini Iron Dome sendiri tidak memiliki kemampuan effektif untuk menangkal arsenal Hisbullah. Tapi jika kini digunakan untuk menyerang Israel Hisbullah akan membayar harga yang mahal.
Demikian juga Hisbullah tidak akan melepas tentara Jihadnya, untuk menggantikan melepas roket dan peluru kendalinya. Mereka menyadari bahwa itu tidak akan effektif bahkan akan membayar mahal juga. Mereka tidak akan mengambil risiko ini.
Selain itu diperkirakan bahwa ada pertimbangan lain, bahwa Hamas adalah Palestinia dan Hisbullah adalah orang Lebanon. Maka kiranya misi akan berbeda, walaupun kebencian terhadap Israel adalah sama. Mereka kemungkinannya hanya akan beraksi jika berkaitan dan menguntungkan strategi organisasinya, walaupun hal itu tidak dapat ditrapkan di Gaza.
[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Anti Missile Iron Dome & Tracking Radar buatan Israel"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="430" caption="Illustrasi Iron Dome beraksi"]
Apa itu Anti-Roket ‘Iron Dome’? Iron Dome adalah sistim senjata Anti-Roket & Missile buatan Israel, dibuat oleh Rafael Advance Defense System Ltd. Perusahaan miliki negara Israel yang sahamnya dilisted dan diperdagangkan dibursa Nasdaq Tel Aviv.
Berupa batteries yang digeret dengan truk yang dilengkapi dengan radar, selama perang Gaza ini tingkat keberhasilannya 84%. Menurut Israel Hamas telah menembakan 1506 roket dalam delapan hari, 875 roket tanpa mengakibatkan korban karena jatuh ke daerah kosong dan laut. Dan Iron Dome ditempatkan didaerah pemukiman, berhasil menangkal 421 roket dan 58 roket lolos dan membawa korban 3 orang dan seratusan luka-luka.
Sedikitnya korban dipihak Israel karena mereka berlindung di shelter perlindungan yang bagus, korban kebanyakan dikarena tidak masuk perlindungan karena akan melihat serangan roket dibalkon dan kena pecahan roket atau puing bangunan yang berhamburan.
Menurut pengamatan ahli militer, diperkirakan Hamas di Gaza memiliki sepuluh ribu roket. Dan Hisbullah di Selatan Lebanon memiliki seratus ribu hingga dua ratus ribu roket termasuk missile jarak jauh yang dapat membawa hulu ledak lebih berat.
Iron Dome berkemampuan secara effektif untuk menanggal beberapa roket pada saat yang sama bahkan belasan, tapi jika ratusan missile jarak jauh ditembak bersamaan kesasaran yang padat penduduk disentra Tel Aviv dijamin akan banyak yang lolos, yang dengan pasti akan menimbulkan kehancuran berat dan memakan korban jiwa yang tidak sedikit.
Jika itu terjadi pasti Israel akan mengadakan belasan yang besar dan masif terhadap Lebanon. Saat itu bagaimana dengan reaksi Iran? Masih sulit diduga, tapi keadaannya akan menjadi runyam jika roket dan missile ikut berperan. Maka Israel pasti akan menyeret Amerika. Dan Hamas juga akan membantu Iran dengan mengerahkan pasukan Jihadnya. Hal ini sungguh sulit diduga.
Maka tidak heran jika Obama terus menyeruhkan gencatan senjata, bahkan Ia hingga menelpon Presiden Mesir hingga tiga kali dalam 24 jam, dan juga mengadakan beberapa kali hubungan tilpon dengan Benyamin Netanyahu, untuk mewujudkan gencatan senjata yang sulit kali ini.
Maka kami harapkan perang ini bisa tidak berkelanjutan kearah yang lebih buruk, semua pihak bisa berkepala dingin. Tapi walau bagaimanapun yang akan menjadi kroban adalah rakyat yang tak berdosa, yang akan menjadi tumbal ambisi politik para tokoh-tokoh tersebut. Untuk apa kita harus ikut-ikutan? P.R. kita juga masih banyak.....
Sumber: dari berbagai media barat.
http://www.army-technology.com/projects/irondomeairdefencemi/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H