Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Qadhafi Masih di Libya Akan Melawan Pejajah & “Tikus-Tikus” Hingga Penghabisan

8 September 2011   11:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:08 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita terkahir dari The Australian News memberitakan bahwa Qadhafi menyiarkan seruan melalui TV Arrai ditempat yang tidak diketahui di Libya, untuk membatah bahwa dirinya telah lari ke Niger negara tetangga Libya. Qadhafi mengecam bahwa ini sebagai “Perang psikologis dan pembohongan”, sementara itu juga bersumpah akan mengalahkan penjajah NATO dan “tikus-tikus” yang telah menduduki negaranya.

Sementara masih terjadi pertempuran terus di Lybia, NTC dan USA meminta dan mengacam negara-negara tetangga Libya untuk menutup perbatasan mereka terhadap anggota rezim Qadhafi.

Dalam pidato pertamanya beberpa hari ini pemimpin rezim Qadhafi tetap menantang pendudukan, dengan menyerukan kepada rakyatnya untuk jangan termakan dengan perang psikologis dan kabar kebohongan.

Dalam pembicaraan per tilpon kepada Channel TV Arrai Oruba di Damaskus, Syria, dia menambahkan “Mereka mengatakan bahwa Qadhafi telah terlihat lari dengan konvoi ke Niger. Berita ini hanya ingin melemahkan moral. Jangan buang waktu untuk hal ini. Ini hanya taktik musuh yang lemah dan hina..” . Qadhafi juga mengatakan bahwa NATO yang telah mengadakan serangan udara sejak 31 Maret terhadap militernya atas nama “mandat PBB” ini pasti bisa dikalahkan, karena kapasitas logistik mereka tidak menunjang untuk ini. Katanya. “ Kami masih siap di Tripoli dan tempat-tempat lain untuk mengadakan serangan terhadap tikus-tikus, para tentara bayaran, dan kelompok anjing-anjing ini..”

Memang sejak Tripoli dikuasai pemberontak 23 Agustus lalu, Qadhafi telah membuat beberapa seruan untuk terus melawan melalui rekaman kaset yang ditayangkan oleh Arrai.  TV Arrai dioperasikan oleh matan anggota parlemen Sunni Irak Mishan al-Juburi. Hingga kini hanya Juburi yang bisa kontak dengan Qadhafi, yang mengatakan bahwa Qadhafi dan putranya Seif al-Islam masih di Libya.

Lebih lanjut Juburi mengatakan: “ Saya beritahu Anda bahwa saya berbicara per tilpon dengan Qadhafi baru-baru ini.Dia masih di Libya, dengan semangat tinggi, merasa kuat, tidak takut, akan senang bisa mati berjuang melawan penjajah.” Katanya. Saluran TV ini menyiarkan sejumlah pesan audio dari Qadhafi.

NTC sangat ketakutan jika Qadhafi bisa lolos menyerberangi perbatasan Libya ke Niger, namun Niger membantah keras bahwa Qadhafi berada di negaranya bersama konvoi yang menyeberang pada hari Senin yang lalu. Tapi baru-baru ini AS menyakinkan bahwa Qadhafi tidak berada di Niger ikut konvoi tersebut.

NTC mencoba untuk memotong rute-rute yang potensial dapat digunakan Qadhafi untuk melarikan diri. Disamping itu NTC telah mengirim utusan ke Niamey ibukota Niger dan juga AS meminta pemerintah Niger agar menahan para pelarian yang masuk ke negaranya.

Tapi tidak seorangpun yang menyeberang ke Niger ini termasuk dalam daftar orang-orang yang dikenai sanksi PBB, kata juru bicara Departemen Luar Negeri Victoria - Ms. Nuland.

Kata Nuland : “ Kami mengetahui bahwa dalam konvoi tersebut terdapat beberapa pejabat militer dan pejabat senior rezim Qadhafi. Mereka kini ditahan di ibukota Niger, dan dipantau ketat oleh para pejabat Niger.”

Washington juga mengontak Mali, Mauritania, Chad dan Burkina Faso, dengan menekankan kepada mereka pentingnya menghormati resolusi Dewan Keamanan PBB dan mengamankan perbatasan mereka. Kata Ms. Nuland lebih lanjut.

Menteri Luar Negeri Niger – Mohammad Bazoum saat menghadiri sebuah konferensi di Sahel, Aljazair, mengatakan bahwa "Qadhafi dan buronan lain tidak akan ke negaranya, karena dari Niger mereka mau pergi kemana? Itu tidak masuk akal. Qadhafi akan tetap berkeliaran disekitar Libya, tidak di Afrika."

Dubes AS untuk Libya, Gene Cretz, pada hari Rabu mengatakan bahwa keberadaan Qadhafi dan anggota besar keluarganya akan berbahaya untuk kepemimpinan baru negara Libya. Selama dia dan mereka masih bebas berkeliaran, baik di Libya dan di luar Libya, tetap akan menimbulkan bahaya bagi usaha apapun bagi NTC dalam membentuk pemerintahan baru. Katanya dalam sebuah acara di Washington.

Rezim NTC mengatakan mereka siap untuk bertempur dengan para loyalis yang masih bertahan di benteng Bani Walid, sebelah tenggara Tripoli, dan Sabha diselatan serta kota pantai Sirte kampung halaman Qadhafi. Namun NTC tetap cemas sebelum bisa menangkap Qadhafi cs untuk dibunuh atau dibawa ke pengadilan, kini mereka terus mengepung dareah-daerah ini dari kejauhan.

Pasukan loyalis Qadhafi telah diberi ultimatum NTC & NATO hingga Sabtu minggu ini ( yang sebelumnya telah diperpanjang ) untuk menyerah agar terhindar pertumpahan darah lebih besar.

Untuk persiapan pembentukan pemerintahan baru orang kedua NTC Mahmud Jibril telah tiba di Tripoli. Kata Kahled Najm yang bertindak sebagai Deputi Menpen NTC.  Tapi menurut juru bicara NTC di Benghazi mengatakan bahwa pemerintahan baru tidak akan pindah ke Tripoli sebelum Libya “dibebaskan seluruhnya” , “Kami masih banyak PR disini” kata Fathi Baja, kepala komite urusan politik NTC di Benghazi.

Melihat kenyataan, pemerintahan baru ini harus membangun kembali ekonomi negara Libya, ekspor minyak pada 2013 atau sesudahnya baru akan bisa pulih ketingkat seperti sebelum perang saudara. Kata Badan Energi International. Maria van der Hoeven kepada AFP dalam sebuah wawancara mengatakan : “ Para ahli kita perkirakan 2013 atau sesudahnya baru sangat mungkin menunjukkan pemulihan pemasokan minyak Libya ke dunia, tidak mungkin sebelumnya.”

Seperti diketahui Libya memproduksi sekitar 1,6 juta barel per hari sebelum terjadi pemberontakan dan huru hara di negaranya pada pertengahan Februari 2010.

Sumber :

The Australia News. September 08, 2011.4:49pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun