Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money

Bagaimana Kiranya Peran RRT Dalam Dua Dekade yang Akan Datang Di Dunia Dan Siapa dan Apa Peran Intelektual Dalam Negerinya ( 12 )

5 Juli 2014   23:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:20 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zhang Weiying 张维迎

Masalah anti korupsi di Tiongkok

Oleh pakar Barat pandangannya di golongkan sebagai “Neoliberal-New Right”, seorang ekonom Tiongkok yang cukup terkenal, Lahir tahun 1959 di kota Yulin distik Wubu Provinsi Shanxi. Dari 1984-1990 bekerja di Institut Negara Komisi Restrukturisasi Ekonomi, 1997 diangkat sebagai deputi professor Pusat Penelitian Ekonomi Universitas Beijing. 1999 dipromosikan menjadi Wakil Presiden Universitas Beijing Dekan Guanghua School of Management dan mengundurkan diri pada 2010.

Masalah Korupsi Tidak Terpecahkan Dapat Meruntuhkan PKT dan Tidak Meruntuhkan Negara

Wawasan Zhang Weiying tentang masalah “Anti Korupsi” cukup mendapat perhatian. Pada 12 Desember 2012 dalam Konferensi Tahunan ke-2 KTT Reformasi Tiongkok, ia menerbitkan makalah tentang “Dua Dilemma Anti Korupsi” yang mengatakan bahwa Korupsi dapat meruntuhkan PKT tapi tidak meruntuhkan Negara, pada Kongres PKT ke-8 mengusulkan agar Kongres ke-8 sebagai batas mulai pemberantasan korupsi, untuk korupsi yang dilakukan masa lalu, baiknya tidak diselidiki dan dikejar.

Zhang Weiying berpendapat bahwa dilema nyata anti korupsi adalah bagaimana menangani korupsi yang telah terjadi secara akut, dimana korupsi itu telah terjadi sejak dari dulu hingga sekarang, anti korupsi tidak akan berhasil jika dilakukan sangat keras. Jika dilakukan tidak keras kemungkinan bisa menurunkan semangat kerja PNS, dan bahkan bisa setengah melumpuhkan kinerja PNS. Dalam keadaan yang ekstrim bisa melumpuhkan sama sekali kegiatan pejabat pemerintah, yang dapat menyebabkan perlawanan dan makar. Jika hal ini terjadi mungkin rakyat akan keberatan dan tidak setuju. Jadi jika masalah korupsi tidak diselesaikan, maka partai akan mati, tapi sepertinya tidak akan meruntuhkan negara.

Menurut Zhang Weiying untuk masa sepuluh tahun yang akan datang suatu tantangan terbesar bagi pemimpin Tiongkok adalah antikorupsi. Dalam Kongres ke-18 PKT dilaporkan, jika antikorupsi tidak bisa diatasi, dikalangan rakyat terjadi perguncingan kemungkin PKT dan negara Tiongkok akan runtuh. Bahkan dikalangan rakyat ada perkataan---jika tidak diadakan pemberantasan korupsi maka negara akan runtuh, tapi jika diadakan pemberantasan korupsi PKT akan habis. Jelas perkataan tersebut sangat berlebihan dan serius. Menurut pendapat Zhang Weiying jika masalah korupsi tidak bisa diselesaikan, negara tidak akan runtuh, seperti apa yang terjadi akhir-akhir ini Jepang juga tidak runtuh, anti korupsi mungkin bisa meruntuhkan PKT, tapi kemungkinan juga bisa menyelamatkan PKT, masalahnya tergantung bagaimana kita mengambil tindakan dalam anti korupsi tersebut?

Dalam anti-korupsi kesulitan yang sebenarnya adalah bagaimana menangani korupsi yang sudah lama dilakukan, korupsi dari masa lalu telah terjadi hingga sekarang dan masih tetap terjadi. Jika kita mengambil tindakan dengan tidak membatasi terhadap korupsi masa lalu, anti korupsi tidak mungkin berhasil,  jika tindakannya terlalu keras, mulai dari pejabat pemerintah kemungkinan akan menjadi kendur , jika terjadi pemerintah lumpuh dan pejabat pemerintah negara sebagian semi lumpuh, hingga bisa mengakibatkan pemberontakan. Maka rakyat akan tidak menizinkannya. Apakah Tiongkok bisa mendapatkan jalan keluar dari dua dilema ini? Keduanya tergantung pada kebijaksanaan dan keberanian dari pemimpin negara, juga bagi rakyat biasa tergantung pada kecerdasan dan kesabaran kita.

Dalam hal ini Zhang Weying akan  membahas tentang korupsi  di Tiongkok selama dekade terkahir.. Zhang Weiying melihat adanya dua perubahan besar, perubahan pertama untuk menciptakan nilai dari korupsi untuk menghancurkan nilai korupsi,  dari abad teakhir 80-an , 90-an. Yang dimaksud oleh masyarakat sipil dari korupsi pejabat pemerintah adalah penyalahgunaan kekuasaan, dari penyalah gunaan kekuasaan ini mendapat sumber keuntungan, yang dulu seharusnya hal ini tidak mungkin, dan sekarang perusahaan swasta dapat mengunakan fasilitas ini, sehingga mereka mendapatkan keuntungan. Tapi kini korupsi tidak demikian cara korupsinya, pejabat pemerintah menyalah gunakan hak, terutama hak-haknya telah diberikan kepada masyarakat sipil untuk melakukan korupsi.

Pada tahun 80-an, 90-an korupsi dikaitkan dengan reformasi korupsi, Korupsi masih dalam proses, tetapi juga melepaskan sebagian hak pemerintah. Jadi dalam suatu artian tertentu juga mempromosikan reformasi berorientasi pasar Tiongkok. Tapi bukannya sistim orientasi pasar sebaliknya jutru makin lama makin menjauhi. korupsi pada 1980-an dan 1990-an, korupsi dengan penyuapan dilakukan oleh pemasok secara resmi, namun pada dekade terakhir ini telah berubah banyak dari pejabat menyuap pejabat korupsi, atau dapat disebut jual beli jabatan, tapi tentu penyuapan oleh pihak komersial kepada pejabat masih tetap ada, namun sudah tidak terlalu penting lagi.

Yang kedua adalah langka-langka anti-korupsi memang tumbuh. Tapi bagaimanapun korupsi menjadi semakin serius. Dalam berita online Baidu artikel antikorupsi ada 11900 pada tahun 2003, tahun 2004 naik menjadi 76200 artikel, 2005 menjadi 733330 artikel, 2006 menjadi 106.000 artikel, tahun 2010 menjadi 246.000 artikel bahkan terakhir lebih dari 861.000 artikel, jadi pandangan rakyat terhadap korupsi mempunyai kecendrungan yang sama. Sejak Kongres PKT ke-16 telah lebih dari 70 pejabat tingkst provinsi dan Menteri dipecat, itu semua karena korupsi dan terkait dengan korupsi. Dengan demikian  rata-rata setiap tahun telah ada 78 pejabat tingkat provinsi dan menteri ditangkap. Maka upaya anti-korupsi harus tumbuh, sementara korupsi makin parah. Zhang Weiying memberi satu contoh peristiwa di Henan Departemen Komunikasi ada 4 pejabat yang dipecat karena suap, ketika pejabat pertama ditangkap terlibat suap 300 ribu Yuan, pada penangkapan pejabat ke-empat terlibat penyuapan  3 juta yuan, dalam kurun waktu 14 tahun meningkat sebesar 100 kali, jadi pertumbuhannya rata-rata per tahun 39.8%. Sedang dalam periode ini meningkatkan PDB per kapita 12,9%, dari sini kita bisa melihat pertumbuhan korupsi jauh melebihi peningkatan PDB. Dari pengamatan ini mungkin merupakan contoh tingkat korupsi dalam fitur dasar Tiongkok.

Pimpinan baru terhadap anti korupsi sangat serius, namun kenyataan pemimpin generasi sebelumnya terhadap anti korupsi juga sangat serius. Akademisi, pejabat perintah telah membuat banyak langkah-langkah anti korupsi, tindakan ini umumnya bermuara pada beberapa tindakan : pertama, memperkuat pengawasan, meningkatkan menemukan korupsi. Kita tahu bahwa jika 100 orang korupsi, namun hanya satu orang tertangkap, maka disebut pencegahan tersebut sangat rendah, tapi jika setiap bulan bisa ditangkap 50, 60 orang, ini disebut pecegahannya relatif besar. Kedua, harus ada kebebasan pers, hanya dengan adanya kebebasan prers, baru dapat dimainkan peran pengawasan massa terhadap orang-orang dipemerintahan. Ketiga, untuk meningkatkan intensitas hukuman, baru akan membuat takut pejabat pemerintah untuk menerima suap. Ke-empat, meningkatkan gajih pejabat sesuai hukum yang berlaku, yang berarti memberi gaji tinggi kepada pejabat. Salah satu alasan mengapa para pejabat korup karena gaji rendah, sehingga mereka mau tidak mau harus mencari penghasilan tambahan sendiri. Kelima, akhir-akhir ini banyak didiskusikan untuk mengumumkan kekayaannya. Ke-enam, dengan pendidikan ideologi dan politik untuk meningkatkan moral pejabat. Dengan kata sederhana membuat pejabat mempunyai rasa malu, merasa malu jika melakukan korupsi. Ketujuh, mengurangi hak-hak pemerintah, karena hak-hak dan wewenang pemerintah terlalu besar. Pemerintah sekarang hak dan wewenangnya terlalu besar, jika bisa mengurangi kekuasaan pemerintah untuk menyetujui dalam mengalokasi sumberdaya, hak untuk merumuskan kebijakan industri, mengurangi intervensi pemerintah dalam ekonomi dengan tepat, maka korupsi bisa sangat berkurang. Kedelapan, melaksanakan demokrasi nyata dan supremasi hukum.

Diatas ini hanyalah ringkasan dari beberapa langkah anti korupsi, tapi tindakan yang lebih komprehensif masih bisa diambil. Namun masalah yang utama jika kita membangun sebuah pemerintahaan baru, atau jika ukuran pemerintah kecil, atau bila sekarang masalah korupsi tidak terlalu serius, maka Zhang merasa tindakan ini seharusnya bisa effektif untuk mencegah korupsi. Seandainya jika kita membentuk pemerintah baru dan menempatkan aparatur negara dengan ketat, sanksi hukuman dibuat lebih berat, diberi kebebasan pers, kekuasaan pemerintah dikurangi, dan kita memiliki demokrasi serta penegakkan hukum, Zhang kira korupsi tidak akan serius. Namun  kini kita tidak dalam kondisi demikian, yang kita mau atas dasar pemerintahan yang ada sekarang melakukan anti korupsi. Meskipun langkah-langkah yang sekarang ada terlihat bagus, tapi dalam prakteknya sulit dilakukan. Seperti dikatakan untuk menaikkan gaji yang tinggi, tapi dengan kondisi besarnya pemerintah, dan yang dalam setahun telah ditangkap lebih dari 70 pejabat tingkat provinsi dan menteri korup, dan tidak tahu berapa banyak lagi yang akan ditangkap?  Padahal penangkapan ini hanya sebagian kecil dari apa yang harus ditangkap. Dalam kondisi pemerintahan yang begitu besar, dan kenyataan kita masih terlalu miskin untuk menggaji dengan gaji tinggi.

Maka dalam kondisi diatas ini, tindakan yang diambil seperti disebut diatas akan sangat terbatas sekali, karena dengan alasan keterbatasan ini, hal yang terpenting sekarang adalah korupsi telah mencapai titik yang paling serius. Menurut Hu Xingdou (胡星斗) professor ekonomi dari Beijing Institut Teknologi, berdasarkan perkiraan Kejaksaan Agung Tiongkok proyeksi untuk 2009 kasus yang melibatkan pejabat tingkat kabupaten berproporsi 48%, tingkat kader 40%, pejabat tingkat provinsi 33%, tapi angka ini masih diragukan, karena menurut penilaian intuitif saya kuatir angka ini sedikit konservatif, sesuai dengan standar korupsi yang terjadi sekarang masih banyak pejabat pemerintah yang patut diperiksa, mungkin mereka tidak menerima suap berupa uang tunai, tetapi dibelikan arloji atau menerima sebuah lukisan atau saat membeli rumah mendapat konsesi, atau ketika anak-anaknya belajar di luar negeri mendapat bantuan. Maka menurut saya berdasarkan standar sekarang yang terkena periksa sangat sedikit sekali, masalahnya karena tidak diperiksa saja. Kita dapat melihat dari paparan yang terdapat dalam jaringan sosial, telah terlihat fenomena yang sangat menarik, dimana sektor swasta sangat membenci korupsi, tapi Zhang pikir itu hanya pembicaraan abtraksi saja, coba kumpulkan sekelompok orang bicarakan tentang seseorang yang tertangkap, masih banyak yang menyatakan sempati bagaimana dia itu apes hingga tertangkap, padahal masih banyak yang melanggar, tapi hanya sedikit yang kena hukum, dan orang akan berpikir itu tidak adil, bahkan orang akan meningkatkan toleransi terhadap perilaku tersebut.

Sebenarnya tindakan terhadap korupsi untuk hukumannya ada dua mekanisme, pertama melalui mekanisme hukum, yang kedua melalui mekanisme reputasi atau mekanisme opini publik. Seperti yang telah dilakukan dulu seorang koruptor yang tertangkap dan dibui, ini adalah sanksi hukum, dan orang sekelilingnya membencinya. Tapi apa yang dilihat Zhang sekarang tidaklah demikian, setelah orang atau pejabat tersebut dijatuhi hukuman karena korupsi, jutru masih banyak orang seklilingnya memberi simpati, banyak orang membantu anak istrinya. Hal ini mencerminkan bahwa selama ini yang tertangkap hanya sebagian kecil saja dan bukannya bagian yang paling serius atau yang terberat. Oleh karena itu, hal yang terpenting adalah bagaimana kita menindak korupsi ini dengan melihat bobotnya,  untuk ini ada dua penyelesaian, melupakan dosa lama, dan hanya menelusuri yang baru, tapi makna ini masih harus didiskusikan. Kita lihat untuk apa persoalan yang akan dihadapi untuk mengungkit persoalan yang lalu itu, pengalaman selama dekade yang lalu membuktikan, walaupun upaya anti korupsi kelihatannya besar, tapi karena tingkat keparahan korupsi sangat serius dan besar jika dibandingkan dengan upaya itu, upaya itu hanya seperti setitik air dalam belanga tidak bisa memecahkan masalah secara mendasar. Kata Zhang Weiying.

Hak Untuk Melawan Korupsi Bisa Menjadi Alat Perjuangan

Zhang Weiying mengatakan selama sepuluh tahun ini saya mengamati, langkah-langkah anti korupsi tidak benar-benar membuat jerah para koruptor, banyak pejabat korup itu diibaratkan seperti membeli saham atau membeli undian, bisa beruntung atau jika sial kena tangkap, ya dianggap nasib sedang sial. Masih ada yang lebih serius lagi, perang terhadap korupsi bisa menjadi alat perjuangan, ketangkap atau tidak ketangkap, tidak lagi karena kamu korupsi atau tidak korupsi, tapi justru pada masalah kamu taat atau tidak taat. Dalam hal ini pada kenyataannya pejabat yang ketangkap dan dipecat tidak selalu adalah pejabat korup yang paling berat, bahkan belum tentu adalah pejabat yang benar-benar korup. Saya pernah kontak dengan satu kasus korupsi, saya kira pejabat itu cukup jujur, awalnya dituduhkan dengan tujuh tuduhan tapi divonis dengan delapan tuduhan, termasuk hadiah tahun baru dari anaknya sendiri yang berjumlah 50 ribu Yuan,  akhirnya divonis dengan 4 tahun penjara. Zhang banyak mengetahui adanya kasus serupa ini. Bahkan dalam proses ini siapa yang berani mengambil tindakan kekerasan dulu, jika keadaannya demikian maka pejabat korup yang akan berada diatas angin. Yang lebih parah lagi koruptor membunuh pelapor, jika masih ada pelapor yang belum terbunuh maka pembunuhan akan berlanjut, agar yang sisa ini tidak bisa melapor. Korupsi juga merupakan hal yang sama, jika uang tidak cukup menyuap penjabat yang lebih tinggi, maka akibatnya akan dipecat. Tapi bila jumlah yang dikorup besar maka bisa menyogok banyak orang, sehingga akan menjadi aman. Kini ada lagi satu hal tentang anti korupsi yang sedang diperbincangkan, terutama sebulan setelah Kongres ke-18, perbincangan tentang anti korupsi pengaruhnya besar sekali. Seperti apa yang telah dibicarakan diatas, yang termasuk kebebasan pers, walaupun sekarang kita masih belum, tapi kita punya jaringan Weibo (微博) mikro blog, sehingga setiap orang bisa menjadi media. Namun kita juga menyadari, mengadalkan Weibo untuk melawan korupsi juga akan menimbulkan banyak masalah. Salah satu kemungkinan akan menjadi pelanggaran hak azasi manusia, karena banyak informasi mikroblogger tidak bertanggung jawab, dengan mikroblog melawan korupsi bisa juga mecelakakan seseorang, dengan menyerang pribadi seseorang dengan fitnah. Sehingga mikroblog bisa dijadikan alat.

Jadi dalam proses ini kita harus semaximal mungkin mencegah terjadinya ancaman kekerasan, sebab seseorang baik dia itu bersih atau tidak, begitu diwartakan di media maka akan sulit untuk membantahnya, lebih-lebih pada keadaan sekarang dimana sebagian besar para pejabat tidak bersih, maka begitu media mengungkapkan seseorang, akan tidak seorangpun yang berani keluar untuk membela dengan suara yang adil, begitu media mengungkapkan seseorang maka pejabat lain akan cepat-cepat “memenggalnya”, agar perkaranya tidak merembet. Kadang juga dengan melanggar semangat aturan hukum yang ada, termasuk apa yang bisa dilihat kita baru-baru ini di Chongqing, pada kenyataannya bukti itu sendiri adalah illegal, dan iming-iming itu dilakukan atas dasar ditipu untuk dishoot porno. Tapi kini program anti korupsi sudah tidak mempertimbangkan bukti legalitas, hal ini untuk jangka panjang dalam pembangunan satu masyarakat yang diatur hukum akan tidak menguntungkan. Tentu kita akan bisa membanyangkan badai anti-korupsi yang lebih besar, terutama setelah Wang Qishan (王岐山/Wang Qishan: anggota dari Kongres ke-18 PKT, Sentral Komite PKT, Komisi untuk Kedisiplian dan Inspeksi, Standing Commitee Komite Tetap. Lahir tahun1948dsi kota Qingdao, Privinsi Shandong, masa muda pernah turba ke Yan’an, lulus S1 jurusan sejarah dari Universitas Northwestern, di kota Xi’an, Provinsi Shanxi 1969-1971).) memangku jabatan, kita semua tahu bahwa dia seorang pemberani. Tapi jika pemberantasan dilakukan besar-besaran, bisa-bisa semua pejabat (korup) akan berkonsolidasi karena merasa tidak aman, dan bekerja malas-malasan, koruptor juga bisa membentuk koalisi, karena korupsi sudah begitu meluas, mereka akan membentuk jaringan untuk saling melindungi, karena melindungi orang (koruptor) juga berarti melindungi dirinya sendiri, maka tidak heran kemungkinan mereka cendrung untuk bersatu melawan tindakan anti-korupsi, dan yang akhirnya pemerintah akan lumpuh, jika pemerintah lumpuh maka tindakan anti-korupsi tidak akan bisa dilaksanakan lagi.

Masih ada satu masalah lagi, pejabat korup telah nmengumpulkan banyak uang dari bisnis dengan fasilitas jabatannya, jika terus ditelusuri semua korupsinya dan group bisnis para relasinya. Para pebisnis ini merasa tidak aman, dan sebagian tidak merasa takut seperti apa yang telah terjadi di Chongqing, yang dikatakan untuk menghantam mafia, padahal yang benar dihantam bukan mafia, dengan menyita sembarangan harta pribadi orang, juga yang dikuatirkan melampiaskan untuk membalas dendam lama., termasuk menyeret masalah-masalah sogok penyogok yang dilakukan pihak pengusaha swasta, bahkan pejabat BUMN pada mulai bermigrasi, tidak ada yang sudi coba bertaruh lebih besar pada perekonomian Tiongkok, dan tidak ada yang bersedia untuk terlibat dalam inovasi, sehingga dalam keadaan demikian akan meningkatkan pengangguran, yang mengakibatkan ketidak puasan rakyat. Dalam keadaan demikian maka akan menjadi tantangan besar bagi pemerintah.

Sehubungan dengan itu pendekatan lain dengan tidak mengungkit kesalahan (korupsi lama), dengan melihat pada masa depan, dan tidak melihat kebelakang. Seperti apa yang telah dikemukakan didepan dan seperti apa yang telah dikemukakan oleh Wu Si (吴思) dan Li Yongzhong (李永忠) tentang syarat yang disebabkan kekhasan karateristik, untuk memberi amnesti, dengan menukarkan untuk mendukung reformasi politik dan demokratisasi di masa depan.  Li Yongzhong berpandangan jika harus menghukum dosa-dosa lama, maka masalahnya akan makin lama makin banyak. Tentu saja, saya pikir mereka hanya akan mengusulkan satu ide dasar dari langkah-langkah khusus dimana memerlukan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut, mengenai hal ini di dunia international telah memiliki banyak pengalaman termasuk Hong Kong, negara-negara maju dan negara-nega berkembang lainnya.  Hampir disemua negara dengan korupsi yang merajarela, akan menghadapi hal sama saat mengadakan tindakan anti-korupsi.

Pada akhir makalahnya Zhang Weiying mengharapkan bisa mengukuhkan tindakan-tindakan anti-korupsi seperti apa yang diharapkan. Dan memang Kongres ke-18 tindakan anti-korupsi dan pemberantasan korupsi telah menjadi salah satu putusan terpenting dari kebijakan Tiongkok.  ( Bersambung ....... )

Sumber :

http://www.brookings.edu/about/centers/china/top-future-leaders/wang_qishan & http://chinese-leaders.org/wang-qishan/  & http://english.gov.cn/2008-03/17/content_922679.htm .

http://www.thechinastory.org/key-intellectual/zhang-weiying %E5%BC%A0%E7%BB%B4%E8%BF%8E/

http://online.wsj.com/news/articles/SB10000872396390444032404578010552215377098

China 3.0  Mark Leonard

http://wei.sohu.com/20121220/n361015242.shtml?pvid=tc_news&a=&b=%E5%BC%A0%E7%BB%B4%E8%BF%8E%E5%BB%BA%E8%AE%AE%3A%E4%BB%A5%E5%8D%81%E5%85%AB%E5%A4%A7%E4%B8%BA%E7%95%8C%E5%8F%8D%E8%85%90%20%E8%BF%87%E5%BE%80%E8%85%90%E8%B4%A5%E4%B8%8D%E8%BF%BD%E7%A9%B6张维迎:腐败问题不解决可能亡党但不会亡国

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun