Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bisakah AS Dan Barat Dengan Serangan Udara Untuk Menghabisi ISIS (2-5)

23 November 2014   15:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:04 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika AS membentuk koalisi kontra-terorisme baru, pasukan ekstrimis juga sedang merencanakan suatu kerjasama untuk melawan AS dan sekutunya. Baru-baru ini, cabang Al-Qaeda di Yaman dan Afrika Utara mengumumkan sebuah pernyataan bersama yang menyerukan “saudara-saudara” mereka di “Negara Islam” memproklamirkan diri untuk berhenti saling membunuh satu sama lainnya dan membentuk garis terpadu, yang barang tentu koalisi kekuatan ekstrimis seperti koalisi kontraterorisme baru, yang juga kolaisi yang longgar.

Tapi apa yang akan berbeda dari koalisi kekuatan ekstrimis, kekuatannya berada dalam taktik gerilya dan mereka akan mampu menghindari serangan musuh dan mengobarkan perang yang berlarut-larut. Tetapi bagi koalisi kontraterorisme baru untuk membersihkan kelompok yang afiliasinya longgar akan jauh lebih sulit daripada menggulingkan pemerintah yang dapat dilihat dengan jelas dan diserang.

Pada 8 Agustus 2014, AS mulai melakukan serangan udara terhadap sasaran-sasaran ISIS, hingga hari ini militer AS telah meluncurkan lusinan rudal jelajah dan menjatuhkan lebih dari 1,000 bom dari berbagai macam jenis. AS juga menggunakan jet tempur F-22, amunisi presisi berdiameter kecil yang dipandu, dan helikopter AH-64E semua telah coba digunakan. Media asing menyatakan bahwa AS dalam operasi serangan udara ini telah menghabiskan biaya setiap bulannya USD 1 milyar, dan dengan cepat tingkat “membakar uang” ini akan melampaui Perang Lybia pada tahun 2011.

Obama dalam pidatonya mengatakan : Itu berarti saya tidak akan ragu untuk mengambil tindakan terhadap ISIS di Syria dan Irak. Ini akan menjadi inti pokok dari kepresidenan saya jika Anda mengacam Amerika, Anda tidak  akan menemukan tempat aman.

Sama seperti perang masa lalu, seluruh dunia telah dapat menyaksikan adegan amunisi presisi yang dipandu dan rudal jelajah menghancurkan gedung-gedung dalam laporan CNN, tapi apa hasil spesifik dari negara-negara ini dari serangan udara tersebut ?

Suatu ketika dalam konferensi press Obama mengatakan bahwa para pejabat AS telah menekankan telah menyerang dengan pukulan besar untuk kekuatan ekstrimis seperti ISIS dan Kelompok Khorasan dan lain-lain, untuk “menghambat mereka menyerang AS”. Tadi malam kami juga melakukan serangan untuk mengganggu komplotan yang akan melawan AS dan sekutunya dari kooporatif Al Qaeda yang ada di Syria yang dikenal dengan Khorasan.

Propinsi Khorasan adalah sebuah propinsi di timur laut Iran, yang dalam bahasa Persia berarti “tempat dimana matahari tiba dan pergi mondar mandir”, dimata ekstrimis Islam, nama ini terkait dengan nubuat jihad. Tamerlan Tsarnaev terpidana yang bertanggung jawab atas pengeboman pada Boston Marathon pada 2013, pernah menulis dalam akunnya : “Ada sekelompok jihadis dari Khorosan, mereka pebuh tipu daya bak siluman dan selalu menang dalam semua pertempuran.”   Muhsin al-Fadhli berusia 33 tahun dari Kuwait adalah pemimpin Kelompok Khorasan, dia sangat dekat dengan Osama bin Laden, dan dikatakan salah satu anggota inti dari Al Qaeda, yang mengetahui serangan 9-11 sebelum terjadi.

Setelah 9-11, Mushin al-Fadhli bersembunyi di Iran untuk suatu waktu yang lama, dimana ia menjadi kepala cabang Al Qaeda di Iran. Badan-badan Intelijen AS telah melacak dia selama lebih dari 10 tahun. Pada tahun 2012 Departemen Luar Negeri AS menjanjikan USD 7 juta hadiah bagi siapa saja yang dapat memberi informasi yang mengarah penangkapannya. Pada April 2013, dengan adanya kekacauan di Syria, al-Fadhli bergabung dengan cabang Al Qaeda Syria --- Front al-Nusra. Kemudian ia meninggalkan organisasi ini untuk menjadi pemimpim Kelompok Khorasan.

Para pemimpin kelompok Khorasan sebenarnya adalah beberapa jihadis senior yang berada disekitar Osama bin Laden, mereka membentuk kelompok baru dengan tujuan yang lebih jelas. Mereka ingin melakukan insiden yang mirip dengan 9-11 di AS. Menurut Yin Gang seorang expert untuk Middle Eastern Issue Tiongkok

Menurut laporan dari CBS di AS, Kelompok Khorosan sedang berupaya untuk membuat peledak non logam yang dapat melewati pemerikasaan keamanan bandara, yang disembunyikan di sepatu, komputer laptop, pasta gigi dan barang lainnya, yang dibawa penumpang untuk meyakinkan bahwa barang bawahannya tidak mengadung peledak.

William Mayville US Lieutenant General atau Letjend. AS mengatakan : Kita tahu bahwa kelompok Khorosan telah berusaha untuk mengrekrut orang Barat untuk menjadi operator mereka atau untuk menyusupkan mereka kemabli ke tanah airnya. Kelompok Khorosan jelas tidak hanya mengfokuskan pada rezim Assad saja atau orang-orang Syria.

Menurut laporan dari AP/Associated Press pada hari pertama kampanye AS dengan meluncurkan 47 rudal jelajah Tomahawk pada organisasi terrroris yang sedang berkembang Kelompok Khorasan ini dalam wilayah Syria, tapi hanya menewaskan dua orang penting mereka.

Selama serangan udara pada 22 September ’14 pihak militer AS telah melakukan 8 serangan udara terhadap kelompok Khorasan di Syria. Pada 24 September ’14 Reuter mengutip seorang pejabat AS yang anomim mengatakan bahwa pemimpin organisasi Mushin al-Fadhli telah tewas dalam serangan udara tersebut. Dalam hal ini AS mungkin telah memiliki pelacakan yang cukup kongkret pada pemimpin kelompok Khorasan, sehingga mereka harus dengan tiba-tiba menyerang pada tanggal 22 ini. Pada kenyataan tampaknya tujuannya adalah membunuh para pemimpin kelompok Khorasan.

Dihadapkan dengan serangan udara, ektrimis tidak menarik diri bahkan terus maju menyerang dan mengusai kota-kota serta merebut wilayah. Pada 8 Oktober ’14, AFP melaporkan bahwa menghadapi serangan udara yang konstan dari militer AS, kekuatan ekstrimis tetap menyerang kota penting Kobani di Utara Syria. Tapi belum lama ini milisi Kurdi di daerah itu telah menerima senjata, peralatan dan bahan-bahan bantuan dari Prancis dan Jerman.

Jika kekuatan ekstrimis berhasil mengambil alih Kobani, mereka akan dapat bergabung dengan ektrimis Ar-Raqqah dan Alepo di daerah ini yang sudah dalam kontrol mereka, sehingga dapat mengedalikan perbatasan antara Syria dan Turki yang membentang ratusan kilometer, dan kemudian merasuk kedalam Turki. Sehingga akan menjadi ancaman yang lebih besar bagi daerah ini.

Ada lagi yang lebih penting adalah pada 11 Oktober ’14 pasukan ekstrimis yang akhirnya ditarik kembali, muncul di Abu Graib sebuah kota sebelah barat kota Bagdad di Gubernuran Al Anbar, kota ini hanya 29 km dari kawasan kedutaan asing dan lembaga pemerintahan Irak di Bagdad. Jika kota ini jatuh, maka daerah-daerah di teritori Syria dan Irak yang sudah kuasai ekstrimis akan bergabung, membentuk bagian strategis bagi materi dan tenaga, dan menjadikan pos depan untuk mengadakan serangan akhir pada kota Bagdad.

Faleh al-Issawi, wakil ketua dewan provinsi al-Anbar mengatakan bahwa jika pasukan darat tidak datang, al-Anbar mungkin akan jatuh ketangan musuh dalam waktu 10 hari. Pada kenyataannya militer AS telah melakukan serangan udara terhadap pasukan ekstrimis yang menyerang al-Anbar. Tapi pasukan musuh masih terus maju di provinsi ini.

Organisasi ekstrimis ini sudah menimbulkan ancaman ke Bagdad. Tapi Pasukan Kemanan Irak selalu mengklaim bahwa Bagdad sudah dijaga ketat dan ekstrimis akan kesulitan untuk merebutnya. Tapi sekarang semuanya adalah mungkin. Kata seorang analis Irak.

Operasi serangan udara yang relatif cukup kuat dari beberapa negara, tapi effeknya terlihat kecil, hasilnya sungguh tidak menyangka bagi militer AS yang pernah dikatakan “ legenda modern”.

Jika kita melihat kembali pada 1991 AU-AS merubah jalan raya dari Kuwait dan Irak menjadi “Highway of Death/Jalan Raya Kematian” banyak pusat komando Bagdad dan fasilitas bawah tanah yang berubah menjadi pot mendidih akibat bom yang dijatuhkan AS dengan “bunker-busting bombs” yang dijatuh dengan pesawat siluman (stealth). AL-AS bahkan memulai perang dengan meluncurkan rudal pertama untuk membuka lubang di didinding dan rudal kedua menghancurkan generator bendungan. Setelah serangan berturut-turut dalam hanya 100 jam pertempuran darat, militer AS menghancurkan 100.000 militer Irak yang kuat, dengan hanya 100 korban lebih yang luka dan tewas dari militer AS.

Tahun1999, militer AS mengebom Yogoslavia, tentara Yugo mengadalkan teknik kamuflase yang cerdik untuk mempertahankan sebagian besar pasukan daratnya. Tetapi tetap saja tidak dapat mencegah militer AS untuk menghancurkan semua fasilitas sipil utama di Belgrade dan kota-kota lainnya, sehingga memaksa Presiden Slobodan Melosevic harus mundur, yang menciptakan preseden memenangkan perang tanpa pertempuran darat.

Pada 2004 dan 2011 serang udara AS di Irak dan Libya memberi efek yang sangat dasyat. Tapi mengapa kini mereka hanya dapat  memberi efek yang kecil melawan ekstrimis seperti ISIS ini ?

Ciri utama dari pasukan ISIS adalah “menajemen datar”, mereka tidak memiliki rantai komando klasik seperti yang biasa terlihat dalam militer mekanik tradisional. Jika militer standar adalah vertebrata, maka kelompok ISIS terdiri dari sejumlah besar “sel teroris”  pada tingkat yang sama bak “moluska” (binatang tidak bertulang), tidak punya pusat saraf yang dapat dipotong jaringan komunikasi militernya atau tidak mempunya “otak” untuk diserang komando dan kontrol sistemnya, dan yang juga pasti tidak mempunyai “kerangka/tengkorak” untuk bisa diganggu mekanik kekuatan tempur utamanya. Menghadapi lawan semacam ini jika hanya dengan menggunakan serangan udara yang presisi ingin membasmi ISIS, seperti mencoba membasmi satu koloni semut dengan menggunakan jarum ditusuk satu per satu, hal ini akan tidak mudah.  Selain itu, “moluska” ISIS yang sekarang sudah cukup membesar, taktik militer AS dengan menggunakan jarum untuk membunuh koloni semut akan menjadi masalah besar lebih dari layak, dan pula akan makan biaya besar.

Terbitan Inggris “The Indepedent” percaya bahwa serangan udara sekutu yang dipimpin AS adalah satu kegagalan. Majalah AS “The New Yorker” berpendapat bahwa dari gambaran dekat Kobani dan Bagdad bisa diungkapkan serangan udara saja tidak cukup untuk dapat menekan serangan offensif pasukan ekstrimis ini dan tidak akan mengubah situasi yang sedangan “runtuh” ini.

Pada tangggal 8 Oktober ’14, setelah mendapat laporan tentang status terakhir dari Departemen Pertahan AS mengenai serangan udara terhadap ekstrimis, Obama mengatakan ia optimis bahwa masyarakat internasional akan membentuk konsensus untuk memerangi terroris, tetapi hal itu “tetap akan menjadi misi yang sulit” .

Tapi mengapa kekuatan ekstrimis masih merajarela meskipun upaya multi nasional bersamaan menekan mereka? Mengapa koalisi kontra terorisme Obama meragukan? Dari operasi untuk menyelamatkan Kobani, kita mungkin bisa mendapatkan jawabannya.

Kobani terdiri dari populasi Kurdi terbesar ketiga di Syria, dan merupakan tempat yang paling dekat dengan perbatasan Turki tidak lebih dari 200 meter. Pada 16 September, pasukan ekstrimis mulai “menyerbu mengepung Kobani” . Para ekstrimis telah mengepung Kobani dari timur, barat dan selatan menutup kepungannya. Bendera hitam telah ditancapkan di bukit-bukit dan bangunan dibagian Kobani, pertempuran terus memuncak sejumlah besar orang Kurdi yang tinggal di Kobani melarikan diri ke perbatasan Syria – Turki masuk ke utara Turki.

AP melaporkan bahwa konflik telah pindah ke Kobani, beberapa desa Kurdi diduduki oleh pasukan ekstrimis, dan lebih dari 200 ribu orang telah meninggalkan rumah mereka, sementara lebih dari 400 orang telah kehilangan nyawa dalam konflik tersebut.

Pada tanggal 17 Oktober ’14, Utusan PBB untuk krisis Syria menyerukan kepada semua negara untuk bekerjasama untuk menyelamatkan kota Kobani yang terkepung. Turki telah sangat murah hati mau menerima lebih dari 200 ribu pengungsi, tapi apa yang dibutuhkan saat ini adalah tindakan nyata. Dunia dan kita semua akan sangat menyesal, jika ISIS mampu mengambil alih sebuah kota yang sudah membela dengan keberanian, namun tidak mampu melakukannya. Kita harus bertindak sekarang. Demikian menurut Staffan de Mistura utusan khusus PBB.

Depertemen Pertahanan AS telah menunjukan bahwa kerena kurangnya koordinasi yang effektif dengan pasukan darat, serangan udara koalisi kontraterrorisme baru mungkin sulit menekan ekstrimis untuk mencegah Kobani jatuh ke tangan ekstrimis.

Obama mengatakan : Ini tetap menjadi misi yang sulit, seperti yang telah saya katakan dari awal, ini bukan sesuatu yang akan dapat diselesaikan dalam waktu semalam.

Media Barat telah mengubah pandangannya ke arah tetangga Syria yang paling dekat dengan Kobani --- Turki. Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki berseru : Kami sangat memperhatikan Kobani dan situasi kota ini dan kota-kota sekitarnya, karena saudara-saudara kita Kurdi berada disana. Namun, pada 6 Oktober ’14 ketika konflik sengit pecah antara Kurdi dan ekstrimis di Kobani, disisi lain dari perbatasan Syria – Turki, di wilayah Turki, sejumlah besar Tank tempur Turki membentuk garis sejajar, tapi sama sekali tidak melepaskan tembakan sekalipun.

Namun pada 8 Oktober ’14, seperti yang dikuatirkan oleh BBC yang mempertanyakan : Bisakah Turki kembali pada masalah masa lalu yang pernah mengalami konflik senjata dengan Kurdi? Dalam benak banyak teori konspirasi Kurdi, musuh utama Turki mungkin bukan kekuatan ekstrimis melainkan semua suku Kurdi.

Dimulai dari tanggal 7 Oktober ’14, orang Kurdi Turki dan pendukung mereka mengeritik pemerintah Turki dengan tidak melawan kekuatan ekstrimis dan menuntut agar pemerintah mengirim pasukan ke Kobani untuk melindungi Kurdi disana. Pada saat yang sama. Protes Kurdi telah melanda di banyak negara Eropa, Belgia, Jerman, Prancis, Belanda, Inggris. Idris Nahsen seorang pejabat di kota Kobani, Syria mengatakan : “Politik Turki membuat orang gelisah, mereka menyatakan akan membantu Kobani dan tidak akan membiarkan Kobani jatuh, tapi kenyataannya tidak melakukan apa-apa.”

Pada 8 Oktober, “The New York Times” dalam satu artikelnya ada menyebutkan ‘Tindakan Turki melawan kekuatan ekstrimis’ merupakan permainan Presiden Turki Erdogan yang berbahaya. Dalam artikel ini ditunjukkan alasan kenapa Erdogan tidak tergerakan oleh penderitaan Kobani, karena ia kuatir dengan melemahkan kekuatan ekstrimis secara obyektif justru membantu kekuatan milisi Kurdi di Syria. Isu Kurdi selalu menjadi momok bagi Turki.

Setelah Perang Dunia I, Inggris dan negara-negara besar lainnya berusaha untuk memecah Kekaisaran Ottoman. ‘Bapak Turki’ Mustafa Kemal Ataturk meminta semua suku di Turki untuk bersatu, dia juga minta bantuan suku Kurdi. Tetapi setelah Republik Turki berdiri, terjadi hal yang sebaliknya, Ataturk mendesak semua suku di Turki bersatu, sehingga harapan suku Kurdi untuk merdeka tidak bisa ter-realisasi. Selain itu hak suku Kurdi dibatasi untuk waktu lama di Turki di masa lalu, mereka bahkan pernah dilarang berbicara dalam bahasa Kurdi didepan umum.

Pada Tahun1978, Partai Pekerja Kurdistan (PKK/The Kurdistan Workers’ Party) didirikan, tujuannya adalah mendirikan Republik Kurdi yang independen (merdeka) yang membentang dari persimpangan daerah-daerah dimana suku Kurdi tinggal di Turki, Irak, Iran dan Syria.

Telah ada beberapa konflik antara PKK dan militer Turki yang telah menyebabkan lebih dari 40,000 korban tewas. Pada 28 Agustus 2014, ketika dalam pidato pertama Erdagon menjabat sebagai Presiden Turki ada mengatakan bahwa kemajuan damai dengan Kurdi akan menjadi perhatian utama dari masa jabatannya.

Pada 2 Oktober Majelis Nasional Agung Turki meloloskan resolusi untuk memberi otorisasi kepada pemerintah untuk menyeberangi perbatasan dalam menyerang pasukan ekstrimis. Dalam pidato Erdogan mengatakan : “Serangan udara tidak akan menghentikan kelompok ektremis yang dikenal dengan ISIS. Kecuali kita berkoordinasi dengan pasukan darat untuk melakukan serangan darat, kalau tidak  organisasi terroris ini tidak akan pernah bisa dihancurkan.”

Beberapa analis mengatakan bahwa berdasarkan situasi saat ini, Turki masih memiliki banyak kekuatiran tentang memobilisasi kekuatannya untuk melawan kekuatan ektrimis. Terutama  pemerintah Turki tidak ingin membantu,  jika dapat membuat milisi Kurdi menjadi kuat. Sejak perang saudara Syria pecah, Turki dengan tegas berada pada pihak yang akan menggulingkan pemerintah al-Assad. Selain itu, , jika Turki bergabung dalam operasi AS untuk memerangi kekuatan ekstrimis, maka Turki harus mempersiapkan diri untuk melawan serangan ekstrimis di tanahnya sendiri. Ini akan menjadi salah satu hal yang menjadi ancaman besar bagi keamanan nasional Turki. Menurut pendapat  “The New York Times”, yang paling Turki inginkan adalah AS berjanji untuk mengirim pasukan daratnya ke Syria untuk melawan kekuatan ektrimis, dan juga menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad, pada saat yang sama menghancurkan benih kemerdekaan Kurdi. ( Bersambung…… )

Sumber : Berbagai media TV dan tulisan internasional

http://mepc.org/articles-commentary/commentary/turkey-rethinks-action-islamic-state

http://nationalinterest.org/feature/why-america-wasting-the-f-22-raptor-bombing-isis-11380

http://www.latimes.com/world/middleeast/la-fg-f-22-the-worlds-priciest-fighter-jet-finally-flies-in-combat-20140923-story.html

http://mepc.org/articles-commentary/commentary/how-formidable-isis

http://www.nytimes.com/video/world/middleeast/100000003082541/footage-from-an-isis-drone.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Lockheed_Martin_F-22_Raptor

http://www.nbcnews.com/storyline/isis-terror/isis-militants-attack-iraqi-provincial-capital-ramadi-officials-n253451

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun