Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Nature

Membandingkan Jet Tempur – J-20 Tiongkok Dengan F-22 AS Dan T-50 Rusia

29 Januari 2015   01:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:11 5809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang pernah penulis posting di Kompasiana tgl. 15 Januari 2011 tentang J-20 Tiongkok(http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2011/01/15/amerika-kaget-dengan-kemajuan-pesat-pengembangan-jet-stealth-tiongkok-333308.html), Jet Tempur J-20 dengan kapasitas stealth (siluman) yang dibuat di Chinese Aircraft Manufaturer Chengdu, Tiongkok kini telah masuk dalam tahap serial produksi.Sedang F-22 Raptor, produksi Lockheed Martin AS yang diakui telah terbukti sebagai pesawat yang sudah dapat dihandalkan dikategorikan sebagai Jet Tempur Generasi Ke-5. Dan semua Jet Tempur yang berkemampuan seperti F-22 ini dikategorikan sebagai Jet Tempur Generasi Ke-5. Tapi J-20 juga di kategorikan Jet Tempur Generasi ke-5, meskipun awalnya dirancang untuk generasi ke-4, tapi berkat perkembangan pada serial prototipenya yang diadakan pengembangan-pengembangan, pengamat menilai pesawat J-20 telah mejadi generasi ke-5.

1422443339913994096
1422443339913994096

Sedang F-22 Raptor, produksi Lockheed Martin AS yang diakui telah terbukti sebagai pesawat yang sudah dapat dihandalkan dikategorikan sebagai Jet Tempur Generasi Ke-5. Dan semua Jet Tempur yang berkemampuan seperti F-22 ini dikategorikan sebagai Jet Tempur Generasi Ke-5. Tapi J-20 juga di kategorikan Jet Tempur Generasi ke-5, meskipun awalnya dirancang untuk generasi ke-4, tapi berkat perkembangan pada serial prototipenya yang diadakan pengembangan-pengembangan, pengamat menilai pesawat J-20 telah mejadi generasi ke-5.

1422443643519363573
1422443643519363573


Ada yang berspekulasi terutama dari AS dan pihak Barat yang selama ini menganggap dirinya superior terutama terhadap pihak timur, bahwa rancang bangun F-22 telah dicuri oleh mata-mata, atau “dibeli secara ilegal” oleh negara-negara pesaing, kemudian di rekayasa untuk membuat prototipe baru yang hampir serupa.

Hal ini yang menjadi alasan utama mengapa AS tidak mau meng-ekspor F-22, karena takut negara seperti Rusia dan Tiongkok akan menggunakan rancang bangun mereka untuk membangun pesawat yang serupa, lebih-lelbih setelah ada kecurigaan dan tuduhan bahwa 1,7 terabyte informasi rahasia AS tercuri.

Jika membandingkan tampilan dan rancang bangun J-20, menurut pengamat AS bahwa pesawat ini memiliki tata letak delta-wing-canard (sayap delta bebek), demikian juga F-22 dan F-35 keduanya memiliki tata letak diamon-wing-conventional. Aspek frontal J-20 terlihat sangat mirip dengan F-35 JSF dengan intake DSI kembar dan ekor dengan bentuk V. J-20 memiliki konfigurasi canard-delta bermesin ganda, diverted-less supersonic intake (DSI)*1, dan moncong/hidung berbentuk konsisten dengan menggunakan Radar AESA (active electronic scanned array). Agar tetap menjaga stealth, F-22 membawa senjata di celuk internal.

J-20 diduga menggunakan mesin WS-10 daripada WS-15 (keduanya buatan Tiongkok) yang mempunyai daya dorong atau thrust 180 KN. Pengamat menduga belakangan yang dipakai adalah WS-15.

F-22 Raptor memiliki afterburner ganda buatan Pratt & whitney F-119-100 turbofans incorporated pitch axis victoring, dengan kisaran +/- 20 derajat. Daya dorong maximum masih dirahasiakan, sebagian sumber memperkirakan sebesar 156 KN.

Mesin utama F-35 adalah Pratt & Whitney F135; General Electric/Rolls-Royce F136 sedang dikembangkan sebagai mesin alternatif.

T-50 menggunakan sepasang mesin Saturn 117 pada penerbangan perdana yang dapat menghasilkan 142 KN thrust di afterbuenernya. T-50 akan menjadi pesawat tempur generasi ke-5 pertama dengan dorongan vectoring 3-D penuh di sepanjang sumbu : pitch, yaw dan roll.

Desain J-20 mirip dengan Lockheed Martin F-22 Raptor dan Sukhoi T-50. Beberapa sumber menginformasikan J-20 prototipe menggunakan mesin Satrun 117 (AL-41F1A) buatan Rusia. Tiongkok telah menyatakan niatnya untuk melakukan pengadaan 117 Satrun Rusia dengan jumlah yang besar, dan ada rumor baru-baru ini di Zhuhai Airshow protipe J-20 telah dilengkapi dengan mesin 117 ini.

F-22 Raptor menggunakan Radar AESA AN/APG-77, yang dirancang untuk superioritas udara dan operasi penyerangan, fitur low-observable, active-aperture, elektronically-scanned array yang bisa melacak beberapa target dalam segala cuaca.

Sensor utama dalam pesawat F-35 menggunakan radar AN/APG-81 AESA yang dirancang oleh Northrop Grumman Electronic Systems dan ditambah dengan Electro-Optical Targeting System (EOTS) yang dipasang dibawah hidung pesawat rancangan Lockheed Martin.

T-50 menggunakan radar APAA yang dibuat NIIP. J-20 juga disebutkan memakai radar sejenis hanya masih belum diketahui.

Pengamat militer memperkirakan meskipun pesawat stealth/siluman J-20 terlihat lebih baik daripada yang lain, tapi pilot Tiongkok tidak berpengalaman seperti pilot AS. Pilot-pilot AS sudah berpengalaman di medan tempur bertahun-tahun. Apalagi dengan keunggulan AS untuk AWACS, teknologi rudal dan radar dll, AS dan Rusia dibilang masih lebih maju dan unggul dari Tiongkok. Untuk J-20 masih diperlukan waktu untuk melihat bagaimana di masa depan ini dibandingkan dengan dua saingannya diatas.

Perkembangan J-20 Tiongkok

Menurut pengamat,  J-20 pertama dibuat 4 unit, 3 unit untuk diadakan perubahan-perubahan. Hingga tahun 2015 ini telah dibangun 6 unit prototipe. Pada 12 Desember 2014, prototipe 2015 telah terlihat adanya perubahan baru lagi, terutama pada bagian ekor pesawat. Jadi jumlah produksi prototipe J-20 ini telah melampaui T-50 Rusia.

1422443882180267167
1422443882180267167
J-20 prototipe 2015 sebelum muncul perdana, setengah bulan sebelumnya sebenarnya prototipe 2013 baru saja terlihat, jadi selama tahun 2014 terlihat telah dibangun sebanyak 4 unit. Pengamat memperkirakan dengan pesatnya dibangunnya prototipe ini menandakan bahwa pesawat ini akan tidak lama lagi bisa masuk dalam jajaran operasional PLA.

Pada 29 Nopember 2014, prototipe 2013 berhasil melakukan uji terbang di Chengdu. Setengah bulan kemudian pada 18 Desember 2014 prototipe J-20 stealth sudah melakukan ground test, dua hari kemudian berhasil melakukan uji terbang.

J-20 prototipe pertama 2011 ini sebenarnya sejak 1 Nopember 2011 sudah berhasil melakukan uji terbang perdana. Setelah keberhasilan ini, para teknisi Chinese Aircraft Manufaturer Chengdu hanya dalam 18 bulan prototipe kedua 2012 berhasil melakukan uji terbang, 4 bulan kemudian produksi ke-5 prototipe 2013 melakukan uji terbang perdana. 19 hari kemudian, prototipe 2016 yang merupakan produksi ke-6 sekali lagi berhasil melakukan uji terbang.

Menurut media, serial  F-22 telah diproduksi 2 unit verifikasi proyek dan 11 unit prototipe, kecepatan dari serial produksi terlihat cukup pesat,  sejak 1997 -1998 dalam 2 tahun hanya dibangun 1 unit prototipe untuk uji terbang, tahun 1999 dibangun 2 unit, tahun 2000 dibangun 3 unit.

Ketika prototipe 2013 dari J-20 baru saja terbang perdana dan munculnya 2015, pengamat memperkirakan J-20 akan tidakk lama lagi akan menyamai ke level F-22 dan F-35, bahkan dapat dikatakan telah melebih kemajuan dari T-50.


1422444156253231142
1422444156253231142

Perubahan telah terjadi pada prototipe J-20, pada Maret 2014 pada prototipe 2011 telah berubah bukan saja dari warnanya. Hanya berselang beberapa bulan prototipe 2015 selain ada perubahan juga ada kemajuan yang menyolok.


14224444211387578543
14224444211387578543


19 Desember 2014 sore, pengamat melihat J-20 prototipe ke-6 - 2015 berhasil melakukan uji terbang, sama seperti prototipe 2011 yang juga di cat warga abu-abu metalic.  Tapi ada perbedaan pada bentuk ekornya (tailboom) dari protipe terdahulu, ada sedikit perubahan desain. Dimana pada sirip perut cukup luas untuk menutupi semprotan exhaustnya, pengamat melihat perangkat pada ekor/tailboom ini dapat meningkatkan performance pesawat juga bisa menambah sifat stealth/siluman pesawat. Dari foto dapat terlihat letak dua sisi dari spout (cerat) di ekor terlihat jelas perbedaannya dengan prototipe terdahulu, juga penutup kabin (Hatch) dad banyak perubaha, yang memungkin pilot lebih mudah menyelamatan diri dengan jetty seat saat dalam keadaan darurat.

Tapi perubahan yang telihat penting terjadi pada 2 Maret 2014,  ketika prototipe ke-3 nomor 2011 berhasil melakukan uji terbang, pengamat melihat perubahan dari warna hitam ke warna putih. Selain itu airfoil prototipe 2011 ada perubahan lebih detail yang berarti,  sirip perut juga diperluas sehingga lebih memperkuat daya silumannya.

Perubahan-perubahan kecil menandakan adanya kemajuan teknis, perubahan kecil menunjukkan rancang bangun sesuai dengan yang diinginkan dan rencana. Karena jika terjadi perubahan besar maka menandakan adanya kesalahan desain atau teknis besar, dan akan terjadi penundaan-penundaan.

Jet Tempur Generasi ke-5 harus memenuhi persyaratan berikut  :

1.Bersifat Stealth/Siluman.  2. Supersonik .  3. Super Manuver.  3.Sistim avionik yang canggih.

J-20, F-22 dan T-50 memiliki desain khusus pada ekor vertikal yang bisa gerak kesemua arah. Namun ekor vertikal demikian ada kelemahannya, permukaan tidak boleh terlalu besar. Karena jika terlalu besar akan mempengaruhi kecepatan supersonik, dan menimbulkan ketidak stabilan pada saat akan mencapai crusing speed supersonik. Maka dibutuhkan sirip perut untuk menambah pengaruh ekor vertikal.

1422444563229836834
1422444563229836834


25 April 2011, di Oxfordshire, Selatan Inggris suatu tempat terpencil dari pabrik pesawat terjadi ledakan besar, sebuah pesawat F-35 berada diatas runway meluncur dengan cepatnya, ketika kecepatan mencapai 500 Km/jam terjadi leakan hebat. Seketika itu hatchway terbuka dan terbelah saat itu Jetty seat dengan “dummy pilot”  meluncur bak roket keatas setinnggi 100 m ke udara, di-ikuti berkembangnya payung parasit dan mendarat dengan selamat. Menurut media ini adalah untuk pertama kalinya F-35 melakukan uji coba keselamatan pilot pada saat pesawat dalam keadaan darurat, dan berhasil dengan memuaskan.

Keberhasilan ini berkat memakai teknologi penyelematan terbaru, dimana saat pilot menekan tombol penyelamatan secara simultan kursi “roket” peluncur (jetty seat) dan peledak kecil untuk membuka hatchway (penutup cockpit) bersamaan membuka. Sehingga tidak perlu menunggu hatchway (penutup cockpit) buka dulu baru jetty seat meluncur seperti teknologi yang lama. Sedang Hatchway dan jetty seat di J-20 prototipe 2015 juga terlihat memiliki teknologi yang sama.

Dengan pengalaman pada perang Vietnam pada 26 Juli 1967, ketika terjadi perang udara-udara di atas Danang, 4 unit  F-4 sedang mengawal 6 unit F-105 yang baru melakukan pengeboman terhadap Pusat Radar di Vietnam Utara, pada terbang kembali ke pangkalan ini dihadang oleh 2 unit Mig-19 Vietnam, dengan meluncurkan 6 roket (rudal) sekaligus ke F-105 yang tak terhindarkan lagi pesawat tersebut jatuh. Menghadapi serangan dadakan dari Vietnam ini, 4 unit F-4 kaget dan panik coba terbang ke arah laut, dan tidak coba melakukan perlawanan perang udara-udara. Hal ini dilakukan karena 4 unit pesawat ini telah meluncurkan semua roket yang dibawanya, saat itu AS terlalu percaya diri dengan keampuhan roket (rudal), F-4 tidak dilengkapi dengan senjata mesin, sehingga tidak bisa lagi melawan serangan tersebut. Sejak itu semua jet tempur AS dilengkapi dengan senjata mesin.

Sedang J-20 pengamat belum melihat bahwa pesawat ini telah menyediakan tempat untuk memasang senjata mesin, namun mereka percaya J-20 pasti dilengkapi dengan senjata mesin, karena un tuk melengkapi ini bukan suatu yang terlalu sulit, baik untuk penempatannya di pesawat amupun bobotnya, karena ambil misal senjata mesin dari SU-27 dengan kaliber 30mm bobotnya hanya 50 kg  ditambah dengan amunisi 200 atau 300 round total bobotnya kurang lebih 200 atau 300 kg. Jadi jika dilihat F-22, T-50 dan J-20 bobot dari pesawat generasi ke-5 ini akan lebih dari 30 ton maka untuk ditambah bobot 300 kg akan tidak menjadi masalah besar, sejelek-jeleknya mengurangi sedikit pengisian bahan bakar.

14224446932049471293
14224446932049471293


19 Desember 2014,  prototipe J-20 yang ke-6, 2015 saat akan melakukan uji terbang terlihat oleh pengamat adanya katup pengisian bahan bakar di-udara yang dapat keluar masuk. Ini juga menjadi satu yang sangat penting. Melihat kembali saat perayaan kemerdekaan yang ke-50 Tiongkok pada 1999, saat parade militer 2 unit J-8D terlihat katup pengisian bahan bakar di-udara yang statis, katup model ini biasanya sedikit banyak akan menghambat laju terbang pesawat. Katup model ini banyak digunakan pada pesawat buatan tahun 1980an. Katup model ini secara ekonomis lebih murah.

14224448051980539581
14224448051980539581

J-20 prototipe  2015, terpasang katub pengisian bahan bakar yang bisa masuk keluar, ini lebih menjamin sifat siluman dari pesawat ini,  penutup katub ini hanya sebesar 0,1 m2 ketika ditutup menyatu dengan permukaan pesawat. Tapi saat mengisi bahan bakar dan penutup dalam keadaan terbuka akan menghambat kecepatan terbang pesawat, yang tidak menguntungkan baik sifat siluman maupun kecepatan terbang pesawat. Selain itu menurut pengamat mekanisme buka tutup ini tidak menggunakan desain gigi gergaji yang biasa digunakan dalam pesawat siluman, sehingga saat ditutup bisa berpengaruh atas sifat silumannya. Tapi model ini sama seperti yang digunakan di F-35B, hanya pada F-35B menggunakan gigi gergaji yang lebih menguntungkan bagi sifat siluman pesawat.

1422444936708026557
1422444936708026557

Namun pertimbangannya, saat mengisi bahan bakar di-udara, faktor siluman akan tidak ada pengaruh, karena saat mengisi bahan bakar di-udara bagaimanapun akan tidak lagi bisa bersifat siluman, yang disebabkan formasi pesawat tanker dan pesawat lainnya dan saat menjulurkan selang bahan bakar akan terdeteksi oleh radar. Jadi pengamat meyakini bahwa faktor ini pasti sudah dipertimbangkan. Lebih-lebih lagi dalam pengisian bahan bakar di-udara kecepatan pesawat akan dalam keadaan rendah dan harus dalam keadaan stabil, jadi faktor-faktor kelemahan diatas bisa “diabaikan”.

Namun perlu diketahui Pesawat tanker yang dipakai Tiongkok masih menggunakan selang faksibel yang menjulur disisi kana dan kiri, dimana pengisian bahan bakar cukup sulit, memerlu pilot untuk lebih berhati-hati dan memakan energi. Sedang pesawat tanker yang dibuat Boeing AS sudah menggunakan teknik selang kaku yang menjulur dibawah pesawat, sehingga lebih memudahkan bagi pilot untuk melakukan pengisian dan memakan waktu lebih cepat.

*1 Satu jenis asupan udara mesin jet yang digunakan beberapa pesawat tempur modern untuk mengotrol aliran udara ke dalam mesin. Yang terdiri dari “bump”(tonjolan) dan alur asupan udara kedepan yang bekerja bersamaan untuk mengalihkan aliran udara dari mesin pesawat, dan mengkompres udara untuk memperlambat dari kecepatan supersonik.

14224450492062962574
14224450492062962574


1422445114593578094
1422445114593578094


Sumber : media TV dan Tulisan Luar Negeri

http://en.wikipedia.org/wiki/Diverterless_supersonic_inlet

- http://www.defenceaviation.com/2011/01/comparing-chengdu-j-20-with-f-22-f-35-and-su-pak-fa-or-t-50.html

- https://www.youtube.com/watch?v=UIc7qhSko1o

- https://www.youtube.com/watch?v=UIc7qhSko1o

- 沙场 20150107 解密服役前的歼-20 --20服役在即机体发生大量微妙重要改变

- https://www.youtube.com/watch?v=cofm6l-9upQ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun