Electronic voting atau E-Voting bisa menjadi solusi menghasikan pemimpin pada Pilkada 2020. Selama, semua pemangku kepentingan sepakat untuk memahami kondisi saat ini.
Tentu dimulai dari kesadaran dan niat baik oleh para bakal calon. Semboyang "Siap menang siap kalah" benar-benar diwujudkan untuk pelaksanaan Pilkada di daerah, khususnya di Kabupaten Bulukumba.
Wacana E-voting memang santer terdengar. Namun aplikasinya masih sulit diwujudkan dalam pemilu berskala Kabupaten atau Kota. Maraknya wabah virus corona atau COVID-19, bisa menjadi bahan pertimbangan untuk
 menggelar pesta Pilkada dengan e-voting.
Tentang teknis dan pelaksanaan memang perlu menyamakan persepsi semua pihak. Terutama KPU, Bawaslu, Partai Politik dan bakal calon.
Memasuki tahapan Pilkada serentak dengan kondisi waspada corona tanpa e-voting pun perlu penyesuaian. Sebagai contoh penyesuaian jadwal dan teknis kampanye.
Apakah tetap melakukan tatap muka atau hanya kampanye di media online atau media sosial. Ataukah, Pilkada akan ditunda oleh pemerintah.
Saat ini masyarakat perlu pemahaman tentang situasi saat ini. Keadaan ini malah menjadi waktu tepat untuk memilih pemimpin dengan demokratis dan ekonomis.
Tanpa lagi ada huru hara, bentrokan fisik seperti yang selalu terjadi selama ini. Kita saatnya merubah mindset bahwa Pilkada yang demokratis itu hanya dengan metode lama.
Tapi kesamaan tujuan, untuk memilih pemimpin yang benar-benar pilihan rakyat. Tanpa ada politik uang, ancaman, iming-iming lain atau permainan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H